Komunikasi adalah pondasi. Tanpa pondasi, sebuah bangunan tak akan bisa berdiri. Tanpa komunikasi, sebuah hubungan tak akan bisa abadi.
Dyylaksara.
━❍────────
↻ ⊲ Ⅱ ⊳ ↺Dengung ac kamar Naraya menjadi saksi yang seolah-olah ikut membujuk rayu Naraya agar perempuan itu mengubah pikirannya. Sesekali ia melirik ke arah benda persegi panjang yang menempel di tembok atas jendela kamarnya. Dan berkata, "lo diem dulu deh, gue lagi mikir nih."
Selang beberapa detik, ia kembali mengacak rambutnya frustasi. Ah, bukan. Dia bahkan sudah mencapai pada level gila. Karena rasa gengsi, amarah yang tidak bisa diluapkan, dan segala rasa penasaran akan penampilan Nadi siang ini berhasil membuatnya berbicara pada pendingin ruangan yang bersuara sebagaimana mestinya.
Perempuan itu beranjak dari kasurnya, menuju ke arah meja riasnya. Matanya tak lepas dari bayangan yang ada di depannya.
"Lo aja orang terakhir yang tahu tentang hari ini, kenapa lo masih peduli?" ujarnya pada bayangannya sendiri.
Setelah mengembuskan napas 60 kali, Naraya berbalik dan berjalan menuju kamar mandi.
"Persetan sama gengsi dan opini diri sendiri, gue tetep mau lihat Nadi!"
Lagi-lagi, yang mengalahkan dirinya adalah hatinya sendiri.
Dan di sinilah Naraya sekarang. Di gedung balai kota tempat lomba Paskibra Nasional diadakan. Dengan ponsel yang menampilkan pesan baru dari Nadi.
Begitu katanya. Memang, rencana awal berjalan mulus. Berbohong pada Nadi untuk tidak mendatangi acara dengan alasan tengah menemani Bunda. Itu semua ia lakukan dengan tujuan meredam kecewanya akan tindakan Nadi yang tidak terbuka padanya.
Sepele memang. Tapi Naraya adalah perempuan dengan prinsip bahwa komunikasi selalu nomor satu di atas segalanya.
Dibanding kata-kata manis yang selalu Nadi berikan, komunikasi jauh lebih dibutuhkan.
Meski keberadaannya sudah di tempat Nadi melaksanakan perlombaan, namun ia tak berniat memberitahu Nadi atau pun Jea yang bertugas sebagai tim sukses paskibra Megantara. Untuk saat ini, ia datang karena ingin melihat Nadi. Ia berencana menemui Nadi ketika pengumuman sudah dibacakan.
Entah sebagai pemenang atau sebagai tim yang memang belum ditakdirkan menang, Naraya akan menemui Nadi pada saat itu.
Naraya datang tepat pada penampilan nomor urut 3. Sedangkan tim alpha Megantara mendapat nomor urut 4. Informasi ini ia dapat dari instastory yang diupdate Jea dua jam lalu. Menampilkan sebaris pasukan dengan kertas bertuliskan 4 di dadanya. Ia bisa melihat sosok Nadi berdiri di sisi paling kiri. Dengan senyum manisnya, membuat Naraya ikut mengeluarkan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi | Na Jaemin
Fanfiction"Di kehidupan berikutnya, aku ingin menjadi matahari." "Kenapa harus matahari? Kamu tahu, Na, matahari adalah satu-satunya hal yang akan selalu menjadi penyendiri," kata Naraya. Kini matanya mulai beralih pada langit, dan menerjang silaunya sinar Sa...