⚠️WARNING.
There's a slight scene of bxbTerima kasih sudah datang ke dalam dunia Nadi. Selamat membaca. Jangan lupa menjamah bintang kecil di bawah sana.
.
.
Next? 30 comments.
━❍────────
↻ ⊲ Ⅱ ⊳ ↺Bagi manusia yang jarang bangun pagi (kecuali hari aktif sekolah) seperti Zigas, membuatnya sulit untuk menahan kantuk di sela-sela liburan yang menyenangkan. Bagaimana tidak, ia harus bangun subuh dan berlayar dari Gili Kedis ke Gili Nanggu untuk kembali ke villa Leo. Bahkan ketika sampai di villa, baru saja ia merebahkan kepalanya yang berat bukan main, ia sudah dibangunkan lagi untuk pergi ke Mataram.
Hari ini jadwal mereka sangat padat. Karena lusa sudah harus kembali ke Semarang, maka sisa waktu yang ada harus digunakan sebaik mungkin. Meski mereka terpaksa harus meninggalkan Jea, Naraya, dan Haikal, mereka harus tetap melanjutkan perjalanan ke Mataram karena permintaan mereka bertiga juga.
Pukul tujuh pagi mereka harus sudah meninggalkan Gili Nanggu untuk melanjutkan pelayaran ke pantai Kemos yang terletak di Batu Kijuk. Dari sanalah perjalanan darat mereka ke Mataram dimulai.
Di saat ketujuh pemuda jompo itu masih menguap sebagai bukti kantuk dan lelahnya, Taufan sebagai pemandu wisata mereka hari ini sudah rapi dengan atasan Hawaiian shirt warna gradasi ungu navy dipadukan celana pendek flannel dan sandal jepit ando.
Simpel, namun stylist. Bahkan Marka yang biasanya tak peduli dengan penampilan orang pun, ikut menilai bahwa pakaian sederhana itu mampu mengemas Taufan menjadi pemuda tampan yang menarik perhatian.
Di belakang Taufan sudah ada dua mobil yang terparkir rapi.
"Bawa dua mobil?" tanya Shea.
"Iya. Gue yang minta. Takutnya kalo cuma bawa satu ntar nggak cukup tempatnya, pasti kita beli banyak oleh-oleh. Gue juga mau mampir ke suatu tempat," jelas Leo sembari membuka bagasi mobil hitam berkode plat DR yang sebelumnya ia naiki di hari pertama menginjak pulau Lombok.
Marka tampak kebingungan, menoleh ke sana kemari.
"Ada apa, Dek Marka?" Mas Taufan yang menangkap gerak-gerik Marka memberanikan diri untuk bertanya.
"Marka aja, Mas. Nggak usah pakai 'dek'."
"Lah itu kamu panggil saya 'mas'?"
Marka mengernyit. Ya juga, ya? batinnya.
Mas Taufan terkekeh. "Pasti bingung, ya, kok ada dua mobil padahal saya cuma sendiri?"
"Kok tahu?!"
"Bisa dibaca. Kan tadi kamu ngitung mobilnya sambil tunjuk-tunjuk saya."
Marka tertawa. "Gimana bawanya?"
"Ini yang satu mobil teman saya. Rumahnya dekat sini. Tadi diantar. Bapak nggak bisa mengantar mobil yang satunya, jadi saya pinjam saja ke dia."
Marka mengangguk saja mendengar penjelasan Mas Taufan.
"Mas, ayo," teriak Leo yang baru saja memasukkan barang-barang ke mobil.
"Ini gimana, Den? Yang bawa mobil satunya siapa?" tanya Taufan. Laki-laki itu mendekati Leo.
"Biar gue sama Nadi yang gantian bawa mobil satunya. Lo, Marka, Shea, sama Lian di mobil yang ini. Sisanya biar sama gue di mobil belakang." Mas Taufan mengangguk paham.
Mereka semua sudah berada di posisi nyaman. Dalam hati, berusaha mengucap doa pelan-pelan agar perjalanan panjang hari ini dilancarkan.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi | Na Jaemin
Fanfiction"Di kehidupan berikutnya, aku ingin menjadi matahari." "Kenapa harus matahari? Kamu tahu, Na, matahari adalah satu-satunya hal yang akan selalu menjadi penyendiri," kata Naraya. Kini matanya mulai beralih pada langit, dan menerjang silaunya sinar Sa...