"Gua kira ini yang pertama dan terakhir, ternyata masih banyak hari esok selanjutnya tanpa akhir"
Author Pov
"Gila apa serame ini?!" Seru Nuel tak senang dengan situasi kantin yang sangat ramai.
"Nahloh"
"Lagian lu sok baik banget mau beliin tuh cewek nasgor bos" Bima yang berdiri tepat di sampingnya ikut berkomentar.
Empat pemuda ini cukup menyita perhatian hampir seluruh warga kantin. Memang tidak ada yang akan memalingkan wajah dari bibit unggul seperti anak SABER.
Tanpa berlama-lama para wanita yang tadinya memenuhi jalur tengah kantin menyingkir satu persatu mengizinkan mereka berempat untuk lewat.
Jakes dan Bima yang merasa seperti berjalan di karpet merah mempertahankan aura dingin dan classynya. Berbeda dengan Abian yang sejak tadi sudar tebar pesona kemana mana.
Ganteng banget?!
Fix yang tengah gebetan gue!
Kakak kelas ya? Kok baru lihat?
Dari ketiga temannya yang pada perduli dengan penampilan dan pendapat orang sekitar, Nuel justru tetap fokus berjalan menuju stan yang memiliki tulisan nasi goreng di banner menunya.
"El tunggu anjrit!" Seru Abian yang tersadar Nuel sudah jauh di depan mereka, menuju salah satu stan ramai yang langsung menjadi sepi saat mengetahui Nuel datang kearah sana.
Dengan pengaruh yang cukup besar kedatangan SABER ke SMA Putmaja membuat Bima semakin yakin akan moto milik mereka. It doesn't matter where the place is, SABER is the main.
"Bu saya mau nasi gorengnya satu, pedesnya sedeng dan pakai Styrofoam ya" Nuel menyebutkan pesanannya kepada Ibu pemilik stan nasi gorengnya. Dia tak tau selera pedas wanita pemilik nama Hujan itu, jadi dia memilih sedang dibanding terlalu pedas atau tidak sama sekali.
"Ditunggu ya den"Jawab si Ibu kantin dengan senyuman ramahnya, yang di balas anggukan pula oleh Nuel.
"El sini duduk!" Panggil seorang pria membuat Nuel menoleh. Tampak tiga temannya yang sudah menguasai satu meja panjang yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.
Awalnya Nuel tak mau duduk dan memilih menunggu, namun pandangan orang-orang di sekitar membuatnya tak nyaman jika harus berdiri sendirian.
"Ngapain lo bengong aja disitu, heran" Jakes menatap Nuel yang baru saja mendudukan badannya di ujung kursi panjang kayu itu.
"Tatapannya pada horor"
"Horor apanya, ceweknya cakep cakep bos" Abi melihat ke sekeliling, lalu dengan iseng mengedipkan satu matanya ke arah wanita yang lewat di sampingnya, dengan sekejap membuat wanita itu seakan berada di alam mimpi.
"Jijik" Sahut anak SABER kecuali Abian sendiri yang ternistakan.
"Ini den nasi gorengnya." Sebuah Styrofoam diletakan di atas meja tempat mereka duduk. Nuel mengalihkan pandangannya dari nasi goreng itu ke Ibu pemilik kantin.
Dikeluarkannya dompet dari saku celananya, mengeluarkan selembar uang berwarna merah.
"Bu kembaliannya ambil aja, saya buru-buru" Dengan cepat Nuel menyerahkan uang itu ke ibu kantin. Dia meninggalkan senyum sebentar lalu akhirnya membalikan badan untuk pergi dari sana. Jika ditunda, bisa saja gadis itu sudah makan.
"Kok kita ditinggal El?!" Cibir Abian dengan teriakan yg tidak diladeni sang pemilik nama sama sekali.
XI IPS 1
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN | TAMAT✓
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} "Kalo nama gue bukan Hujan, apa takdir gue juga akan berubah?" Kadang kala kita itu buta, tak bisa membedakan antara yang mana cinta dan obsesi. Awalnya membahagiakan, namun lama lama menjadi menyesakan. Hujan kira memang t...