Hang-out

287 61 26
                                    

Play The Media🔊

"Ini kesempatan untuk bahagia, jangan di siakan, itu tidak akan bertahan lama"

Author Pov

Sudah 3 jam sejak 5 orang muda mudi berkeliling mall, bersenang-senang.

"Lo orang pada lupa waktu ya? Itu Hujan boleh gak pulang malem? Udah jam 7 ni" Pekik Jakes memotong perjalanan mereka.

"Ah, gak papa kak, gue udah sering balik malem, gue mau ke gramedia dulu boleh?" Hujan menyahut omongan Jakes.

"Boleh banget, lo hobi buku Jan? Sama, gua juga" Bima menyahut begitu saja, percaya tidak percaya, anak SABER dengan mudah dicuri hatinya oleh gadis naif nan baik hati ini.

"HUJAN GAK NANYA BIM, GAK NANYA" ledek Abian tepat di sebelah kuping Bima.

"Tangan kiri apa kanan Bi?" Tanya Bima yang langsung melontarkan kata-kata seram dari mulutnya.

Hujan terkekeh kecil, baru pertama kali dia merasa aman dan senang di saat bersamaan. "Iya kak, gue kebetulan suka baca novel, lo suka buku apa?"

"G-gua, anu.."

"DIA SUKA KOLEKSI BUKU PUISI ROMANSA JAN, TAPI KISAH CINTANYA GAGAL MULU" Timpal Jakes kemudian dengan kata penuh tekanan, dan tangannya menepuk bahu Bima beberapa kali.

"Sabar ya kak,"

Ucapan polos Hujan mengundang tawa anak SABER termasuk Nuel yang sedari tadi hanya menyimak obrolan pacar dan temannya ini. Mereka terasa sudah dekat amat lama terlepas Hujan yang baru saja menjadi pacar salah satu dari mereka.

Pintu kaca gramedia menampakan isinya yang amat sangat beragam dan memanjakan mata. Hujan sempat terdiam sejenak, mengingat kejadian tak mengenakan yang terjadi di sini beberapa saat yang lalu.

"Jan," Tegur Nuel saat pacarnya ini terdiam di depan pintu.

"Ah, maaf kak. Ayo" Lamunan Hujan terpecah, dia langsung menyadari seberapa tidak pentingnya ingatan itu.

Nuel tak mempertanyakan mengapa gadisnya terdiam, dia langsung menyisipkan jari jemarinya diantara jari jemari Hujan dan menuntun gadis itu masuk ke gramedia.

"Mau beli apa?" Tanya Nuel saat mereka sampai di depan novel-novel best seller.

"Ngga disini, gue mau beli novel terbitan wattpad hehe"

"Dimana tempatnya?"

"Sana" Hujan menunjuk ke arah rak buku yang berjarak sekitar 2 rak dari tempat mereka sekarang, Nuel mengangguk dan memajukan langkahnya.

Hujan melihat-lihat beberapa buku yang menarik perhatiannya. Tangan kirinya meraih salah satu buku dengan sampul violet cantik yang sangat menarik di matanya.

Dibaliknya buku itu untuk melihat blurb yang akan menjadi keputusannya beli atau tidak. Matanya berbinar dan senyumnya merekah.

"Kenapa? Suka sama bukunya?'" Tanya Nuel saat menyadari senyuman cerah gadis ini.

"Kak, baca deh, cowoknya kayak lo" Tunjuk Hujan memiringkan Novel itu tepat ke arah tatapan Nuel.

"Kepribadiannya berubah-ubah, namun manisnya tetap sama"

"Yang ini?" Tanya Nuel sembari terkekeh. Hujan mengangguk.

"Kenapa gitu?"

"Gatau, cuma ngerasa gitu aja" Jawab Hujan dengan senyuman super manisnya. Membuat Nuel merasakan semburat panas di pipinya. Pertama kalinya dalam hidup, ada yang membuatnya merasakan hal seperti ini.

"Yaudah, ayok beli yang banyak, gua beliin" Kata Nuel, tautan tangannya dengan Hujan langsung terlepas seraya dia mengambil buku dengan judul sama beberapa lagi.

"Ehhh, apaan si, satu aja" Hujan melarangnya.

"Biar lo inget gua jadi sosok yang kayak gitu terus setiap lihat buku ini, kalo banyak kan harus dibaca satu-satu" Ucap Nuel sembari terkekeh kecil, membuat Hujan mengalihkan wajahnya, tidak akan membiarkan pemuda ini melihat pipinya yang memerah.

"I-inget terus kok walau gak baca" Gugup Hujan.

"HEH, MALAH PACARAN" Tiba-tiba muncul pria dari balik rak yang mengejutkan keduanya.

"Lo untuk apa Bi buku sebanyak itu?" Tanya Nuel heran dengan semua buku yang di pegang oleh Abian. Setaunya Abian tidak suka membaca buku sama sekali.

"Oh..Buat gua foto terus masukin feed sosial media, biar keliatan pinter" Sahut Abian santai, sembari menunjukan beberapa buku bertuliskan Fisika, Kimia, Biologi dan beberapa buku pelajaran lainnya.

"Tapi kita anak IPS bodoh," Sarkas Nuel sembari melirik malas pada beberapa buku yang Abian pegang.

"Capailah ilmu setinggi langit, kejarlah ilmu yang yang jauh agar menjadi dekat"

"Gua tau lanjutannya," Potong Nuel sebelum Abian melanjutkan kata-kata bijaknya.

"Apa?"

"Seperti persaingan yang sengit, Abian gagal buat Fani makin dekat" Lanjut Nuel sembari cengar-cengir, membuat kata-kata bijak tersebut menjadi pantun dadakan yang menyebalkan di telinga Abian.

"Fani siapa kak?" Tanya Hujan yang sejak tadi mendengar namun tetap tak paham.

"Mantan satu-satunya yang mutusin dia, Abian kan gamonan"

"Loh? Kak Abian ada yang mutusin juga?" Tanya Hujan polos.

"Ada lah, gua kan manusia juga Hujan" Sahut Abian sembari memajukan bibirnya, terasa tersayat harga dirinya.

"Tapi kan..,"

"Tapi apa?"

"Duitnya banyak" Spontan gadis itu jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam. Nuel dan Abian bertatapan cengo.

"Njir, didikan lo sesat El"

Want to continue?
Don't forget to follow me, vote and gimme krisar in comment sect♡

🔥: Abian banyak duitnya aja masih di putusin, apalagi gaada..

Cast in this chapter

1. Kanaya Hujan

2. Zanuel Evagas

Supporting chara

1. Abian

2. Jakes

3. Bima














HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang