Liontin

400 104 21
                                    

"Apa yang harus kita percaya, perkataan, atau tindakannya?"

Author Pov

Angin taman berhembus cukup kencang walau sinar matahari yang begitu menusuk. Seorang gadis dengan seragamnya terduduk di salah satu kursi taman yang teduh di bawah pohon rindang.

Entah apa yang dipikirkannya, namun Ia pergi lagi setelah sampai di gerbang rumahnya. Moodnya sedang tidak baik dalam segala hal, bahkan jika kembali dia hanya akan berdiam di kamar dan sendirian.

Hujan meletakan tasnya di pangkuan, menyenderkan bahunya di kursi taman itu. Tatapan matanya jatuh ke gantungan kunci berbentuk liontin yang masih terpasang indah di tasnya.

Hujan meraihnya, melepaskan dari kaitan di tas itu untuk melihat liontin kecilnya.

"Hufftt" Hela nafas itu terdengar jelas ketika Ia membuka liontin kecilnya. Tatapannya tenggelam dalam foto kecil yang terpasang di dalamnya. Itu seperti mengobrak abrik memorinya.

"Aku kangen kak.." Lirih Hujan, matanya memanas saat memandangi dua insan yang saling tersenyum bahagia sambil bergandengan tangan.

Hujan Pov

Aku tersenyum miris, foto ini kami ambil pada kencan pertama kami. Hari itu adalah hari dimana James menjadi sosok termanis yang pernah kumiliki.

Entah sejak kapan, pria yang tersenyum manis dengan lesung pipi itu sudah tidak ada lagi. Ia menjadi lebih sensitif dan kasar, dingin dan tak berperasaan.

James menjadi semakin menganggapku samar. Dia tidak lagi mengajakku pergi ke tournamennya dan mengenalkanku pada teman-temannya, melainkan menyuruhku tak hadir dengan segala alasan yang ada.

Tak terasa air mata ini mengalir tanpa izin, membuatku semakin merasa buruk karena menangisi pria yang berbohong berkali-kali padaku. Perselingkuhan bukan sesuatu yang bisa ku toleransi, tapi aku tidak punya bukti apa-apa untuk memutuskannya.

Disisi lain

"Ini gara-gara lo pokoknya" Sentak Bima tak terima karena disalahkan atas hukuman yang terjadi di sekolah beberapa saat lalu.

Markas SABER sejak tadi terisi penuh dengan segala debatan dan pembelaan diri.

"Kalo lo gak ikut-ikutan juga gabakalan kena" Sahut Nuel tak terima disalahkan.

"Lo-"

"Diem anjir, lo berdua salah tau? Gua yang diem aja kena" Jakes ikut nimbrung memotong balasan Bima untuk Nuel.

"Diem ndasmu, lo tuh profokator" Bima dan Nuel saling pandang saat menyadari mereka mengatakan hal itu secara bersamaan. Di detik berikutnya mereka tertawa seperti orang bodoh.

"Abian yang salah anying, gasetia kawan dia gak dihukum juga"

"Nah Abian"

"Setuju gua"

"Kok gua?" Abian yang tiba-tiba menjadi target tersentak. Semua mata yang menatapnya menampilkan wajah yang sangat menyebalkan untuk Abian.

"Anak setan" Abian mengumpat sambil melemparkan bantal pada Jakes. Memang tidak salah semua orang menyebutnya profokator. Tampak sok keren di luar, sangat cocok menjadi Ibu-ibu gosip di dalam.

"An-"

"Anak conda" Sambung Nuel sebelum James melanjutkan omongannya.

"Lo udah kebanyakan dosa, gausah ditambah" Lanjutnya.

"Tapi gua masih penasaran sama lu El" Bima mengganti topik pembicaraan dalam sekejap, membuat seluruh orang yang ada di ruangan itu menatap Bima dengan tampang penasaran.

HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang