Sosok lain

209 41 10
                                    

Selamat malam minggu sayang"ku yang rebahan di rumah atau yang jalan sama pacar atau prenjonannya. Maaf ya aga malem updatenya.

Fyi : part ini tadi keapus:) dan aku nulis ulang hehehehe. Gapapa sumpa😶👍🏻

Btw aku bentar lagi mau lomba, bantu doa ya at least walau gamenang tapi lancar <3

Enjoy Reading!

"Wajah memang bisa berbohong, tapi mata akan selalu mengungkap fakta."

"GUE BILANG JUGA APA! JANGAN DITEMUIN LAGI! SAKIT KAN?!" Omel Thea dengan nada tinggi sejak dirinya dan Hujan bertatapan di meja kantin bersama Jesllyn.

"Gue gapapa."

"Lo kenapa-kenapa." Decih Jesllyn tak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu. Jika Ia melihat wajah Hujan, mungkin Ia bisa menjambak gadis itu dengan sadis saat ini juga.

"Jes sum-"

Omongan Hujan mendadak terputus kala suara bising menyeruak di seluruh kantin.

Tatapan mata Hujan dan seluruh isi kantin jatuh pada dua insan yang baru saja memasuki area kantin dengan tangan gadis yang tersemat di tangan prianya.

"Eh itu si PHO kan." Ucap Jesllyn sarkas dengan keras, sengaja menekankan kata PHO kepada target tujuan.

Benar saja, semua opini mendadak menyeruak kala suara Jesllyn terdengar oleh semua wanita yang hobinya menyebarkan fakta yang dibumbui oleh sebuah hayalan semata.

Cantik doang, hobinya pacar orang

Cantik sih. Tapi kalo nikung kakaknya sendiri cantiknya gaberguna

Guys ati ati cowok lo. Nanti diambil.

Begitu kira-kira komentar pedas yang tak ada habisnya saat gadis cantik berambut pendek itu hadir dengan mantan pacar sang kakak.

Namun tanpa rasa malu, Ia malah menarik prianya menghampiri Hujan yang sedang duduk bersama teman-temannya.

"Hallo kak. Gue sama cowok gue boleh duduk disini?" Tanya Biru yang saat ini sudah berdiri tepat di samping Hujan.

"Wih, sama cewek baru El? Mau duduk satu meja sama mantan? Keren." Sarkas seorang pria dengan suara bariton dan bandana putih miliknya. Ia datang bersama kedua pria yang hanya terdiam saja sejak tadi tanpa mau bersuara.

"Jakes?"

"Kak Jakes?" Sahut Hujan dan Nuel berbarengan saat melihat sosok siapa yang datang. Hujan bisa merasakan hawa tidak akur dari 4 pria yang biasanya selalu bersama kemana-mana.

Namun berbeda kali ini, mereka yang tampak selalu dekat agak asing hari ini. Bahkan tatapan mata Nuel yang sering kali seperti minta dikasihani dapat tertangkap dengan jelas oleh Hujan.

Bukannya tidak setia kawan. Namun mereka terlanjur kesal oleh sosok Nuel yang tak biasanya. Seperti lemah, bukan lemah, lebih seperti pengecut yang terikat.

Terutama saat mendengar ungkapan bahwa Nuel pergi meninggalkan Hujan karena Xabiru mengiriminya pesan untuk datang. Rasanya tidak cocok untuk dirinya yang selalu mendapat julukan budak cinta.

"Ah ganggu banget sih. Kak boleh ya gue sama cowok gue duduk sini?" Tanya Biru sekali lagi setelah meluapkan rasa tidak sukanya pada pria yang baru saja datang.

Tanpa kata-kata ketiga pria itu berjalan memutari meja dan menduduki semua tempat kosong yang ada di sisi Hujan dan teman-temannya.

"Yah sorry gue duluan." Ledek Jakes yang membuat Biru mengerutkan dahinya kesal.

"Kak James, kak Abian dan Kak Bima mau pesen apa? Gue pesenin." Kata Hujan menghiraukan dua orang yang sejak tadi masih berdiri di samping mereka.

Dapat mereka rasakan, bahkan siapapun yang melihat dapat merasakan betapa risihnya menjadi Nuel. Ekspresinya tidak bisa bohong. Namun juga tak bisa menjadi dirinya yang biasanya, yang akan membentak jika sekiranya Ia tidak suka.

"Jan btw gue penasaran. Lo beneran balikan sama mantan lo yang kapten basket dan ganteng itu?" Tanya Bima secara tiba-tiba. Tak ada yang tak mendengar gosip bahwa Hujan yang baru saja putus langsung berangkat sekolah bersama mantannya.

"Terus dia kemana sekarang?" Bima melanjutkan kata-katanya sebelum Hujan sempat menjawab. Sebenarnya Ia tidak penasaran, namun entah kenapa Ia merasa harus melontarkan pertanyaan itu untuk membuat Zanuel kepanasan. Itung-itung memberinya pelajaran karena bodoh.

"Anu ka-"

"Ngapain masih disini? Mau duduk di lantai?" Tanya Jakes datar sambil menatap sinis Biru yang menatap tak suka pada dirinya.

Biru hendak menjawab, namun terhenti saat Nuel tiba-tiba memberinya isyarat untuk pergi saja.

Biru menghentakan kakinya karena tak suka, Ia membalikan badan dan menarik Nuel yang sejak tadi tak bisa melepaskan padangan mata dari gadis yang bukan lagi miliknya.

"Xabiru." Biru berhenti dan membalikan badannya karena suara lembut milik seorang yang dikenal menyeruak memanggil namanya.

"Lo mau duduk disini? Silahkan
Gue sama yang lain bisa pindah. Tapi gapapa sekali lagi lo dapet bekasan dari gue?" Sarkas Hujan yang mengejutkan semua orang yang mendengarnya. Terutama Biru. Sosok Hujan kali ini berbeda dengan beberapa detik yang lalu.

Semua opini orang tentang gadis lemah dan selalu pasrah langsung luntur dengan satu kalimat mematikan darinya.

Senyuman tersemat di bibirnya, nada tenang dan menekan membuat Biru semakin ada pada mood terendahnya.

Nuel menatap gadis itu tak percaya, raut wajah dan tatapan matanya yang tajam sangat menggambarkan perasaan bencinya kala ini. Seperti sudah banyak yang terpendam dan hampir saja meledak.

Biru mengepal kencang tangannya. Ia bersumpah untuk tak akan mengalah selanjutnya.

"Gila jan!" bangga Jesllyn dengan nada tinggi saat dua insan yang menganggu mereka pergi meninggalkan keramaian.

"Ini lo? Temen gue keren banget gila!"

"Bagus. Emang Zanuel harus digituin. Biar dia sadar dan balik ke lo, bukan lo yang maju untuk ngejer dia lagi." Bima ikut menyambar omongan teman-teman Hujan dan menatap kagum gadis itu.

Want to continue?
Don't forget to follow me, vote and gimme krisar in comment sect♡

🔥: Gimana part kali ini?

Cast in this chapter

1. Kanaya Hujan

2. Zanuel Evagas

3. Kanaya Xabiru

4. SABER

5. Jesllyn

6. Thea



HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang