"Padahal udah gua rangkai sebaik mungkin, eh malah gagal"
Ada bonus pengenalan tokoh utama buat kamu di media. Enjoy!
⚠️TOKOH BERDASARKAN IMAJINASIKU SENDIRI, KALAU MAU HALU SAMA YANG LAIN MAH.. BOLEH BANGET.
{BTW ADA SARAN GA CHARA YANG LEBIH COCOK? LANGSUNG KE COMENT SECT YA}Author Pov
"Emang kenapa si Jan? Kok kabur karena adek lo?" Tanya Nuel heran dengan gadis yang saat ini sudah ada di dalam mobil bersamanya.
"Emm" Hujan menggumam memikirkan jawabannya. Ia tak mungkin menceritakan hal ini kepada Nuel, terlebih menurutnya saat ini mereka belum sedekat itu.
"Kalo lo gamau jawab gapapa kok. Santai" Nuel peka dengan keadaan Hujan.
"Yaudah, jadi makan dimana?" Nuel melanjutkan pertanyaannya pada Hujan. Karena mereka gagal makan di Mall, Nuel fikir masih ada kemungkinan mereka bisa makan di restauran lain.
Hujan menoleh ke Nuel dengan wajah tidak enakan,"Pulang aja ya kak." Lirihnya pelan, napsu makannya sudah hilang. Hujan mau pulang.
Yang Hujan harapkan adalah Ia pulang lebih dahulu dari Biru. Agar tidak bertemunya dan menghindari basa basi munafik sang adik.
"Yaudah oke" Tanpa bertanya penyebabnya, Nuel mengiyakan perkataan Hujan. Ia langsung menancapkan gas mobilnya untuk pergi dari Mall ini dan mengantarkan gadis-Nya pulang.
Nuel terkena macet di jalan menuju rumah Hujan. Sepertinya ini adalah jam pulang kerja bagi sebagian orang, maka jalanan cukup ramai dan padat.
"Jan sorry ya, kalo gua gak ngajak lo kesana, mungkin kita lagi makan sekarang" Kata Nuel tak enak, karena sepertinya macet ini juga akan menunda makan Hujan di rumah.
"Gapapa kak, santai aja. Kan gue yang nolak makan di tempat lain" Jawabnya lagi.
Nuel mengangguk mengiyakan. Suasana mobil menjadi hening kembali di tengah kemacetan kota Jakarta.
🦋🦋🦋
"Makasih ya kak, sorry ngerepotin" Hujan mengucapkan terimakasih sebelum hendak meninggalkan mobil Nuel.
"Gak ngerepotin, besok pun gua anter jemput gapapa" Nuel terkekeh pelan dengan nada bercanda.
"Kak, eh gausah" Dan Hujan menanggapinya dengan serius. Ia menggelengkan kepalanya yang membuat Nuel terkekeh gemas.
"Gua bercanda, tapi kalo serius juga mau"Nuel semakin menjadi. Membuat Hujan gelagapan dan buru-buru membuka pintu mobil.
Hujan keluar dari mobil Nuel"Hati-hati kak", dia lalu menutup pintu mobil hitam itu. Hujan masih menunggu di depan gerbang, menunggu kepergian Nuel yang tak kunjung jalan.
Nuel tiba-tiba membuka kaca mobilnya, membuat Hujan terkejut.
"Gua masuk kalo lo udah masuk, gua mau pastiin lo sampe dalem gaada lecet" Jawaban Nuel itu membuat Hujan tersentak. Pipinya terasa memanas karena perkataan sederhana itu.
"I-iya" Hujan langsung buru-buru masuk ke gerbang rumahnya. Nuel yang dari dalam mobil melihat gadis itu gugup membuatnya semakin gemas saja.
Nuel melanjukan mobilnya saat dari sela gerbang terlihat gadis itu sudah memasuki pintu rumahnya.
Hari ini dia sudah ada janji berkumpul di markas dengan anak SABER. Karena waktunya mendekati Hujan, sepertinya Nuel jarang sekali berkumpul sekarang.
Nuel sudah sampai pada bangunan yang tampak biasa di luar namun sempurna di dalam. Ia dengan cepat memarkirkannya di parkiran khusus.
Ruangan dengan lampu yang agak remang itu mulai dimasuki oleh Nuel.
Tiga pemuda yang sedang duduk di sofa bundar menoleh saat menyadari ada manusia yang datang ke markas mereka.
"WOY WOY ADA WARGA BUCIN, GAUSAH DI DEKETIN" Abian spontan berteriak saat melihat siapa yang datang dari arah pintu kayu itu.
"Ada yang lupa temen abis dapet cewek" Jakes ikut menimpali.
"Sialan, gua gak gitu" Nuel tiba-tiba berlari ke arah Jakes dan Abian yang bersebelahan dan merangkul mereka secara bersamaan dengan kencang.
"El, el el ampun el, gabisa napas njir" Abian meronta berusaha melepaskan rangkulan mematikan itu.
Jakes yang kekuatannya hampir setara dengan Nuel tak terlalu tertekan dengan cengkramannya. Ia tak cerewet seperti Abian, namun tangannya bekerja untuk melepaskan rangkulan itu secara cepat.
"Gotcha!" Kata Jakes saat Ia berhasil keluar dari bawah saat Nuel fokus pada tekanannya di Abian.
"HOI SIALAN! G-GAADIL, LEPASIN GUA EL" Abian semakin meronta saat dua tangan itu melingkar di leher dan bahunya.
"Siapa yang bucin?" Tanya Nuel sarkas.
"G-gua, gua bucin"
"Bucin sama siapa?" Tanya Nuel lagi, Ia akan terus bertanya sampai Ia menang dengan pertanyaannya.
"Sama nyokap gua El!" Sahut Abian sambil meronta.
"Huh, gaseru!" Nuel mengencangkan cengkraman itu sebelum akhirnya melepaskannya. Abian menapas dengan lega dan menatap Nuel dengan tatapan sinis.
"Apa lo?!" Sentak Nuel yang membuat Abian ciut. Nuel langsung mengelilingi sofa itu dan duduk tepat di samping Bima yang sejak tadi tidak memperhatikan dan malah fokus pada ponselnya.
Dengan rasa penasaran yang meluap, Nuel mengintip apa yang ada di balik ponsel Bima sehingga pria itu begitu fokus.
"Cewek teros" Nuel berteriak tepat di telinga Bima saat melihat Ia sedang menstalk sosial media seoranh wanita.
"AS- cakep kan?" Bima membatalkan marahnya dan malah memamerkan layar ponselnya.
"Eh?"
"Ah eh ah eh, lo udah punya Hujan. Yang ini punya gua"
"Kayak pernah liat" Jawab Nuel singkat sambil menerka ingatannya.
Want to continue?
Don't forget to follow me, vote and gimme krisar in comment sect♡🔥: Siapa cewek cantik yang di stalk Bima? Kok Nuel kenal?
Cast in this chapter
1. Kanaya Hujan
2. Zanuel Evagas
Supporting chara
1. Abian
2. Jakes
4. Bima
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN | TAMAT✓
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} "Kalo nama gue bukan Hujan, apa takdir gue juga akan berubah?" Kadang kala kita itu buta, tak bisa membedakan antara yang mana cinta dan obsesi. Awalnya membahagiakan, namun lama lama menjadi menyesakan. Hujan kira memang t...