"Rasanya cukup dirindukan. Sekarang menjadi agak istimewa"
Author Pov
Seorang pemuda tampan yang berdiri di depan kaca besar sedang menata dirinya. Menyisir rambut dengan sela-sela jari sehingga meninggalkan kesan agak berantakan disana.
Sejujurnya butuh banyak keberanian untuk mengajak gadis yang disukainya pergi bermalam minggu, itu terdengar sedikit klasik. Tapi siapa sangka gadis itu menerima ajakannya.
"BANG NUEL!"teriak seseorang yang nyelonong tak sopan begitu saja memasuki kamar pemuda yang ternyata adalah Zanuel Evagas.
Nuel mengalihkan diri dari kaca dan menatap kearah bocah laki-laki yang baru saja memanggilnya"Lo bisa sopan dikit ga si cil? Gua aduin ke emak lo ya"
"Aduin aja wleee"Ejeknya menjulurkan lidah.
"Lagian Abang, dipanggil mama gue ga jawab, jadi ya gue kesini" Kata si bocah bergaya dengan panggilan lo gue.
"Heh, bocah aje, udah lo gue lo gue, yang sopan, gua pites lu nanti" Nuel menegurnya, tanpa sadar padahal Ia yang membuat Rafael mempelajari sebutan itu.
"Yee dasar abang sok ganteng, mana ada cewek yang mau nempel sama lu bang"
"Eh coba ngomong lagi" Nuel bersiap mendekatinya dan mengejarnya.
"Aaaaaa MAMAAAA" Ia berteriak dengan sangat kencang hingga bergema, pasti bocil itu mengadu yang tidak-tidak pada mamanya dan Ibunda Nuel.
Nuel mengelus kasar dadanya. Meratapi diri mempunyai adik sepupu semenyebalkan itu. Untung saja hari ini mood Nuel sedang sangat baik.
Nuel mengambil kunci motornya, Ia mempelajari kemacetan beberapa saat lalu. Lagian Ia tau Hujan bukan tipe yang harus menaiki mobil setiap saat.
Dengan cekatan Ia mengantongi dompetnya dan keluar dari kamar menuju ke lantai bawah.
Seperti ada yang tertinggal, namun Nuel tidak mengingat apa itu. Ia melanjutkan saja jalannya hingga ke ruang tamu.
"Loh Bang, kamu mau kemana? Punya cewek ya hayo??" Tanya mama Rafael, sepupu Nuel yang tadi merusuhinya.
Nuel tersenyum tipis menanggapi sang tante yang sedang membaca majalah di ruang tamu.
"Rafael kemana tan?" Nuel penasaran dengan keberadaan bocah yang beberapa saat lalu menganggunya.
"Loh, kan dia di kamar kamu El" Jawab sang tante pada Nuel, pemuda itu terkejut saat akhirnya Ia mengingat apa yang Ia lupakan. Ponselnya ada di atas ranjang tanpa sandi, tepat di roomchat Hujan yang belum Ia keluarkan sejak tadi.
"Shhittt, Rafael" Batin Nuel. Ia langsung berlari menuju lantai atas meninggalkan sang Tante dengan wajah kebingungannya.
Huh, huh, huh
Deru nafas Nuel terdengar saat Ia baru saja sampai di depan pintu kamarnya. Benar saja, pintu itu sedikit terbuka, padahal beberapa saat lalu pintu itu Ia tutup rapat.
"El, lepasin hp gua!" Nuel membuka pintunya dan memergoki sang adik sepupu asik dengan benda pipih yang di carinya, sedang bersantai ria di atas ranjang kingsize Nuel.
Dengan perlahan, Rafael meletakan ponsel Nuel di atas ranjangnya dengan senyum puas. Nuel langsung menghampiri ponselnya yang tergeletak menyala. Justru membuat Rafael dapat lolos dengan enak dari sebelahnya.
Dengan sebelah mata tertutup, Nuel melihat layar ponselnya yang menyala.
"RAFAELL! KAPAN GUA NGOMONG KE ELU DIA CEWEK GUA, BOCIL!" Teriak Nuel shock membaca pesan yang sepupunya itu kirim. Jatuh langsung harga dirinya.
🦋🦋🦋
"Jan, kenapa nyuruh gua nunggu di sini?" Tanya Nuel saat gadis yang ditunggunya muncul dari arah komplek perumahan Hujan."Emm, gapapa si"
"Btw kak-"
"Eh, tadi, gausah diladenin Rafael.." Nuel mengusak tengkuknya yang tidak gatal sembari menunduk.
"Haha, santai aja kak. Namanya anak kecil" Sahut Hujan dengan suara lembutnya.
"Lo gapapa kan gua bawa motor?" Tanya Nuel saat menyodorkan helm kepada gadis cantik di depannya itu.
"Gapapa, gue juga suka naik motor kok. Kebetulan juga pake jeans ini" Tunjuk Hujan pada celananya, membuat Nuel mengangguk lega. Hujan lalu meraih helm yang diberikan dan memakainya sendiri.
(Jangan berharap adegan romansa dipakain helm trs tatap tatapan🥺)
Nuel menatap gadis itu, tidak ada kesulitan Ia mengaitkan helm tersebut. Setelah Usai, dengan cepat Nuel membuka telapak tangannya dan mengarahkan ke depan Hujan.
"Hah, minta apa kak?" Tanya Hujan yang tak paham.
"Pegang tangan gua, motornya tinggi. Nanti lo jatoh" Nuel terkekeh lucu dengan kepolosan Hujan.
Hujan Pov
Aku mengerjapkan mata beberapa kali, menatap ke arah mata kak Nuel atau sesekali ke arah telapak tangannya. Malu..
"Ahh, iya kak" Aku lalu meraih telapak tangannya yang dingin karena udara malam. Kugenggam erat menjadi tumpuan agar tak terjatuh saat menaiki motor sport ini.
"Udah?" Tanya kak Nuel.
"Huum!" Aku mengangguk dan menggumam antusias.
"Tangan Gua gak dilepas?"
Astaga! Aku buru-buru melepas genggaman itu dan terdiam. Pipiku terasa memanas, betapa bodohnya aku dari tadi.
"Lucu lo"
Blushh
"Hah, a-apa? aku y-ang l-ucu.."
"Iya, lo, Hujan. lucu"
Udara dingin ini tak terasa sama sekali. Sekujur tubuhku rasanya panas. Kupu-kupu seakan meronta keluar dari perut. Entah kapan terakhir kali aku merasakan ini, namun kali ini jauh lebih menyenangkan.
Bonus Foto bocil absurd, alias sepupunya Zanuel ^°^
Want to continue?
Don't forget to follow me, vote and gimme krisar in comment sect♡🔥: Kalian kalo jadi Hujan bakalan gimana jantungnya?
Cast in this chapter
1. Kanaya Hujan
2. Zanuel Evagas
Supporting chara
1. Rafael
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN | TAMAT✓
Novela Juvenil{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} "Kalo nama gue bukan Hujan, apa takdir gue juga akan berubah?" Kadang kala kita itu buta, tak bisa membedakan antara yang mana cinta dan obsesi. Awalnya membahagiakan, namun lama lama menjadi menyesakan. Hujan kira memang t...