Keegoisan

438 123 47
                                    

"Kadang tanpa di ketahui, kita memberinya kesempatan terlalu banyak"

Hujan Pov

Karena kejadian tadi, aku milih untuk tidak masuk ke kelas dan rehat sejenak di taman belakang yang sepi akan pengunjung. Kutatap sejenak nasi goreng yang ada di tanganku ini, kupeluk erat tak mau jatuh untuk ke tiga kalinya.

Kutelusuri lorong sempit ini menuju taman belakang yang tak begitu jauh dari ruang BK.

Udara pepohonan, daun dan alam sangat tercium disini. Walau sepi, tempat ini selalu bersin dari dedaunan yang gugur. Mungkin petugas sekolah tetap membersihkannya.

Author Pov

Hujan melangkahkan kakinya masuk ke taman kecil itu. Ia berjalan ke arah salah satu kursi kayu kecil yang terletak di bawah pohon. Mungkin yang membuatnya tampak tak terkunjungi adalah ini jam pelajaran, bukan jam sebelum masuk atau pulang.

Hujan membuka styrofoam berisikan nasi goreng itu. Rasa lapar membuat indra penciumannya semakin kuat, entah kenapa aroma ini begitu menghanyutkan. 

"Gaada sendok?" Gumamnya.

Dengan cekatan Ia membuka plastik kecil berisikan kerupuk. Mengeluarkannya dari sana dan mulai mempergunakannya sebagai sendok.

"Hujan?"

Ughug ughug

Hujan tersedak saat suara wanita tiba-tiba muncul dan menegurnya. Apa Ia terpergok guru karena bolos?

"Eh, eh sorry" Wanita itu tampak panik saat melihat Hujan tersedak. Ia mengusap beberapa kali punggung wanita itu.

Setelah dirasa Hujan sudah baik, Ia kembali berpindah ke depan Hujan.

"Ini gue Gaby, bukan guru." Ucap wanita berkulit hitam manis itu seakan bisa membaca pikiran Hujan.

"OALAH, Gaby siapa ya?"

"Eh stt, kita lagi bolos bodoh. Jangan teriak" Gaby mengucapkan itu dengan instruksi jari telunjuk di depan bibirnya. Hujan yang tersadar akan kelakuannya itu segera menutup mulut dan mengangguk.

"Gue anak IPS 3, gue tau lo kok"

"Ooo..Lo ngapain disini?" Hujan mengangguk lalu lanjut bertanya dengan nada berbisik.

"Jan..maksud gue gak kayak dalam misi rahasia juga." Gaby menepuk kepalanya sendiri saat suara itu hampir tak keluar dari bibir gadis yang sekarang duduk di sebelahnya.

"Oke sorry, lo ngapain kesini?"

Gaby mengeluarkan sesuatu dari kantongnya dan menunjukannya pada Hujan.

"Kotak pensil?"

Gaby mengangguk pelan, membuat Hujan makin tak paham. Lalu Ia membuka kotak pensil itu, mengeluarkan sebatang rokok yang membuat Hujan tercengang.

"L-lo?"

"Lo mau?" Tanya Gaby sembari menyodorkan kotak pensil yang ternyata tempat penyimpanan rokoknya itu.

"Eh eng-"

"Udah ambil gausah malu-malu"

"Gab gue ke kelas dulu ya."

"Nasi goreng lo belum abis tuh, sini aja sama gue" Gaby menarik tangan Hujan yang beranjak cukup keras.

"G-gue punya asma, duluan ya! Dah" Kata Hujan tergugup menghentakan tangannya dan pergi dari sana.  Meninggalkan nasi gorengnya yang baru ter makan beberapa suap di samping wanita itu.

HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang