Amarah

257 58 5
                                    

"Lo penting, sangat penting bahkan di hidup gua."

Author Pov

Seusai mengantarkan Hujan kembali ke rumahnya dengan selamat, Nuel langsung melaju cepat ke markas untuk menunggu anak-anak SABER pulang dari Sekolah.

Nuel ingin melampiaskan kemarahannya yang sejak tadi tertahan. Hampir Ia harus baku hantam lagi dengan James karena mulut lemes pria itu.

Untungnya, Hujan dengan tegas dapat memutuskan bahwa Ia muak dengan James dan akan pulang dengan Nuel.

Ada tujuan lain juga dia datang ke markas SABER, Nuel juga harus mendapat jawaban tepat tentang apa yang terjadi ke Hujan, dan mengapa Bima harus berbohong kepadanya?.

Mobil miliknya, Nuel parkiran di parkiran markas mereka. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang besar dengan konsep super elegan dan baru itu.

Segera Nuel melemparkan tas Sekolahnya ke sofa bundar itu.

Nuel membuka kemeja Sekolahnya, membuang sembarang, menampilkan kaus hitam tipis yang melekat di tubuhnya.

Ia melangkahkan kakinya ke sebuah sudut ruang, samsak Hitam kesayangan Nuel sudah siap menjadi sasaran empuk untuk melampiaskan isi pikirannya.

Bugh, bugh, bugh

Bunyi samsak yang terpukul mengisi keheningan ruangan itu.

***

"Loh bos? Lo ngapain disini?" Tanya Abian yang pertama kali melangkahkan kakinya masuk, Ia salah fokus pada seorang pemuda yang masih memukuli samsak miliknya. Dari keringat dan energinya, tampaknya pria itu sudah menghabiskan waktunya beberapa jam.

Nuel menoleh ke sumber suara, menatap lekat Abian yang sedang fokus melepas tali sepatunya.

"Bima mana?" Tanya Nuel dingin dengan napas agak terengah.

"Lah kenapa El? Gak biasanya lo?"

"Bima dimana?" Tanya Nuel lagi tak menggubris omongan Abian.

"Gua disini, lo baru gak ketemu gua sebentar aja udah kangen," Tiba-tiba muncul seorang pemuda dengan hoddie biru donker masuk ke area ruangan mereka bersama dengan pria lain di belakangnya.

Nuel langsung meninggalkan samsaknya dan mendatangi Bima, membuat semua orang bingung karena wajah serius Nuel yang tak biasanya.

"Hujan kenapa, Bim?" Tanya Nuel agak menekankan tiap katanya, membuat Bima agar terkejut, lalu detik kemudian dia terkekeh kecil.

"Gua tau lo pinter El, gua juga gak bakalan bisa bohong disaat banyak saksi disana"

"Ceritain"

"EHH APENI, BIMA BOONGIN LO APA?!" Kepo Abian lemes mewakilkan rasa penasaran Jakes juga.

"Oke, oke, lo santai dulu, duduk ayo" Bima langsung terduduk di sofa diikuti oleh Nuel, Abian dan Jakes.

"Hujan itu korban bullying,"

"HAH?!" setak mereka bertiga terkejut mendengar penjelasan yang belum selesai dari Bima.

"Gua gatau lebih jelasnya, karena posisi gua cuma nolongin Hujan aja tadi. Ternyata mantan pembullynya satu sekolah sama kita bro. Awalnya gua diem, karena gua pikir tujuannya cuma minta maaf doang, ternyata ngga. Memang dari awal tujuannya cuma mau ngumbar aib tuh cewek, Hujan shock dan hampir pingsan disitu, tapi cowok itu udah dapet ganjaran dari gua El."

HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang