Bukan punya lo!

286 54 19
                                    

️ MENGANDUNG KEKERASAN DAN KATA KASAR YANG BERLEBIH.

"Dulu dia punya lo, sekarang dia kesempatan gua"

Author Pov

"Yakin kamu mau sekolah Hujan?" Tanya seorang wanita paruh baya yang saat ini sedang berhadapan dengan sang putri.

"Aku udah baik-baik aja, ngapain bolos" Kata Hujan datar dan agak dingin.

"Hujan, kamu belum maafin bunda sayang?"

"Kenapa minta maaf sih? Orang lupa kan gabisa di salahin"

"Jan.."

"Permisi bun," Hujan meraih dan mengecup punggung tangan bundanya. Ia segera pergi dari sana karena malas membahas percakapan yang terus berulang.

Hujan menggunakan earphonenya dan berjalan menuruni tangga menuju pintu depan.

Taksi yang ayahnya pesan sudah sampai sejak beberapa menit yang lalu. Sudah tak heran dengan Biru yang setiap hari menggunakan Pak Tono untuk pergi berbelanja dan bersenang-senang.

"Pak Tono, Hujan berangkat ya" Kata gadis itu sopan.

"Iya non, hati-hati"

***

Pagi ini di parkiran sekolah yang masih agak sepi, 4 orang pemuda keluar dari mobil BMW hitam. Sudah lama rasanya mereka tidak bersama, walau baru tadi malam.

"Wey, wey El, itu bukannya Hujan? Kok naik taksi?" Bima menepuk pundak pria yang setara tinggi dengannya. Membuat sang pemilik nama mengalihkan mata ke arah gerbang sekolah.

Tampak seorang gadis dengan rambut tergerai indah baru saja menuruni sebuah taksi.

"Pepet bos,"

"Samperin sono El" Ledekan Bima dan Jakes justru malah di anggap serius oleh Zanuel.

"Ok" Katanya dan dengan percaya diri meninggalkan tiga temannya yang terkejut dengan perlakuan tak setia kawan Nuel. Bisa-bisanya Nuel benar-benar meninggalkan SABER hanya jalan ber-3.

"Hei," Sapa Nuel canggung, namun tak ada jawaban dari gadis yang berjalan menunduk di depannya ini.

"Hei," Kali ini suara Nuel dua kali lebih kencang. Akhirnya itu berhasil, membuat gadis itu tersentak kaget saat mengangkat kepalanya.

Hujan melepaskan sesuatu dari kupingnya, membuat Nuel menggeleng kecil menyadari alasan Hujan tak mendengarnya tadi.

"K-ka? Kenapa?" Tanya Hujan yang masih saja gugup.

"Lo lucu ya," Ucapan Nuel tiba-tiba membuat Hujan terdiam. Gadis itu dengan cepat memalingkan wajahnya.

"Blush on lo hari ini on point banget, gak takut di strap?" Nuel terkekeh sambil meledek, Ia sempat melihat wajah memerah Hujan sebelum gadis itu memalingkan kepalanya.

Dengan buru-buru Hujan tiba-tiba saja memajukan langkahnya cepat, masih sambil memalingkan wajah. Adegan itu seakan adegan sinetron yang saat ini sedang di perhatikan anak SABER. Untung saja situasi sekolah masih sepi, jika tidak entah akan ada gosip apa lagi jika menyangkut Zanuel.

"Eh, kok gua di tinggal?" Reflek Nuel menarik tas Hujan dari belakang, membuat gadis itu terhuyung hampir terjatuh karena terkejut.

"Sorry-sorry" Nuel memegang kedua pundak Hujan untuk menumpu berdirinya. Mereka berdua sama-sama dalam kondisi jantung yang sulit di katakan.

"K-kak, lepasin," Ucapan Hujan memecah suasana itu. Entah se awkward dan absurd apa adegan ini jika di pandang oleh orang.

Nuel melepaskan cengkraman itu lalu dengan cepat berpindah di sebelah Hujan. Ia mengusak tengkuknya yang tidak gatal, rasanya harga dirinya mudah sekali jatuh.

Hujan hanya menggeleng kecil, tertawa dalam hati. Sikap Nuel sangat berbeda sejak mereka bertemu, rasanya semakin hangat. Mereka berjalan beriringan menuju gedung Sekolah yang masih terasa sepi itu.

🦋🦋🦋

Situasi kantin yang ramai membuat orang saling tak memperhatikan siapa yang berlalu lalang. Anak SABER duduk di salah satu kursi tengah dan saling bercanda gurau.

"Lo kayak gak pernah deket sama cewek aja El, geli banget gua" Ejek Bima saat mengingat kejadian tadi pagi.

Bugh

"Anj*ng, gua eneg liat lo deket sama cewek gua bastard" James tiba-tiba saja menerjang Nuel yang sedang duduk bersama teman-temannya di kantin.

Nuel terlempar begitu saja dan langsung terhempas ke lantai dari posisi duduknya. Layangan tinju ini dapat di rasakan 2x lebih kencang dari sebelumnya, darah segar pun langsung mengalir dari sisi bibir Nuel. Lagi, ini kedua kali bibirnya menjadi korban.

"El, lo berdarah" Kata Abian terkejut.

Seluruh kondisi kantin langsung ramai, semua orang berbisik dan berbicara terus-terusan akan apa yang baru saja terjadi. Mereka pikir Zanuel akan tamat disini.

Nuel mengusap kencang darah segar yang mengalir dari bibirnya.

"Arghh" Lagi-lagi sudut bibirnya sobek, kali ini terasa lebih menyakitkan.

Jakes hampir saja maju, namun tangannya di cekal oleh Bima. Bima tau kekuatan Nuel tidak hanya jatuh dalam sekali pukul. Itu terasa pembukaan yang seimbang bagi mereka.

"Hah" Desah nafas Nuel panjang, " lo lupa gua pernah bilang setetes darah gua itu berharga? dan..cewek lo? Amnesia kalo udah putus? Dia bukan punya siapa-siapa bro" Lanjutnya menyulut emosi James.

"SHUT THE F*CK UP" James kembali akan menerjang Nuel yang masih dalam posisi terduduk di lantai.

Bugh

"Main yang fair b*tch"

Lo tau apa yang lebih sampah daripada nyerang dari belakang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lo tau apa yang lebih sampah daripada nyerang dari belakang?

Want to continue?

Don't forget to follow me, vote and gimme krisar in comment sect♡

🔥: Dari cara dia bertindak, Nuel paling benci apa kira-kira?

Cast in this chapter

1. Kanaya Hujan

2. Zanuel Evagas

3. James Prince

Supporting chara

1. Bima

2. Abian

3. Jakes

4. Syela (Bunda Hujan)

5. Pak Tono




HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang