49

24 6 1
                                    

"Kenapa ambil jalan ini sih Ren, ini jam pulang sekolah jadi ramai kan"

"Gue gak mikir kesana Vin"

"Hati-hati Ren, banyak anak kecil" Peringatan dari Carista.

Setelah melalui kemacetan yang disebabkan oleh anak sekolah yang baru pulang, akhirnya mereka sampai di sekolah. Di tengah lapangan sedang dipasang tenda, truk yang berisi tiang-tiang tenda masih berada dilapangan. Shareen, Gavina dan Carista menemui Andin dan yang lainnya di aula yang dipenuhi oleh siswa-siswi yang sedang latihan untuk acara pembukaan.

"Sorry telat, kostumnya masih di mobil"

"Ayo bantuin angkat" Reffan, Rafa, Shareen dan Adrian mengikuti Azka. Baru beberapa langkah Andin ikut menyusul.

"Andin kemana?"

"Ikut mereka, ayo" Gavina dan Carista berjalan menyusul.

Mereka mengangkat 3 karung yang berisi kostum anak teater untuk pembukaan acara besok malam. Andin dan yang lainnya tidak sabar, apalagi Azka. Azka sangat senang semuanya berjalan lancar.

"Anak-anak, kita istirahat dulu, kostum kalian sudah sampai, kalian ambil dengan Azka dan langsung dicoba, ingat langsung dicoba kalau-kalau ada kesalahan bisa diperbaiki" Ucap salah satu dari dua pelatih mereka.

Satu persatu anak-anak teater mulai mengambil kostum mereka dengan Azka dibantu oleh Reffan dan Andin. Sasya yang sedang berjalan tidak sengaja melihat mereka. Sasya melemparkan tatapan tajam pada Andin.

"Baru jadi pacar Azka aja udah belagu, ngatur sana sini, gak sadar dia siapa punya pangkat disekolah aja nggak sok-sokan banget"

"Sasya!" Sasya menoleh kaget saat seseorang memanggil namanya.

"Kenapa lagi?" Tanya Sasya malas.

"Kita belum selesai latihan, lo mau kemana?" Tanya Rara.

"Ke toilet, udah sana gak usah buntutin gue mulu" Sebelum melangkah Sasya kembali menatap tajam pada Andin.

"Sasya, toilet kan disana" Sasya berhenti dan berbalik.

"Udah sana pergi, gara-gara lo gue salah jalan" Ucap Sasya saat melewati Rara.

"Gue salah apa?" Gumam Rara pelan.

Pendaftaran untuk sekolah lain bukan cuma lewat brosur dan undangan, tetapi juga mereka buka lewat internet. Azka sedang melihat-lihat lagi pendaftaran yang masuk di link mereka.

"Fan, lo udah periksa bagannya? ada satu sekolah lagi yang daftar"

"Kenapa bisa gitu Ka? lo belum umumin kalau pendaftarannya udah tutup?"

"Udah Fan, tapi disini udah terdaftar, sekalian masukin aja Fan" Reffan menghela nafas kasar. Ia mengubah kembali bagan yang sudah dibuat oleh sekretaris osis.

"Udah, semuanya udah tinggal tunggu acara pembukaan besok malam"

"Semoga berjalan dengan baik" Azka dan Reffan bertos ala mereka.

****

Andin menuruni tangga, kedua orang tuanya dan kakaknya sudah menunggunya dimeja makan. Andin mengenakan baju batik dengan bawahan rok berwarna hitam. Di tangannya ia memegang tas slingbag berwarna hitam.

"Udah rapi ternyata, kirain mau makan dulu baru siap-siap"

"Nggak dong ma, nanti keburu dijemput sama Shareen"

"Gak sama cowok lo?" Tanya Anita.

"Dia udah disana dari sore tadi" Jawab Andin malu.

"Oh berarti benar dong yang ngantarin Andin waktu pulang dari Bogor itu pacarnya" Andin menunduk malu saat Mamanya berbicara.

FOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang