Keesokan harinya Andin datang lebih awal untuk meminta maaf kepada Gavina. Dikelas cuman ada Andin dan 4 murid lainnya.
"Kepagian gue datengnya" gumam Andin.
Jam masih menunjukkan pukul 06. 15
"Eh lo tau gak Gavina tu biasanya dateng jam berapa?" tanya Andin pada salah satu teman kelasnya.
"Jam setengah tujuh biasanya udah datang dia" jawab salah satu teman sekelasnya.
"Lama juga yah" gumam Andin menganggukkan kepalanya.
15 menit berlalu, seperti yang dikatakan teman sekelasnya tadi, kini Gavina sudah datang.
"Vin gue mau ngomong" Andin menahan Gavina yang melalui bangkunya.
Gavina mengerutkan keningnya. "Apa?" tanya Gavina.
Andin mengedarkan pandangannya keseptiap sudut kelasnya. Ada dua orang murid yang duduk dipojok depan.
Andin menarik Gavina menuju pojok belakang kelas mereka.
"Gue minta maaf, kemarin gue bikin lo marah, lo kesel kan sama gue, maafin gue Vin" ucap Andin tulus menatap Gavina dalam."Gue ga marah sama lo" sahut Gavina dengan nada yang tidak bisa diartikan oleh Andin.
"Gue tau lo marah sama gue, pliss Vin maafin gue gue ga bermaksud kayak gitu kemaren, gue kesel aja...." Andin menggantung kalimatnya, ia menundukkan kepalanya.
"Gue ga marah sama lo Andin" ucap Gavina dingin. Andin mendongakkan kepalanya.
"Vin.."panggil Andin lirih. Andin menggenggam tangan Gavina.
"Gue mohon maafin gue, gue ga mau lo ngejauhin gue kayak gini, diantara kalian bertiga lo yang selalu jadi tempat gue ngeluarin isi hati gue Vin, gue mohon"
Gavina menghela nafas kasar. Ia menatap Andin dengan tatapan kecewa.
"Lo udah ngerasain yang Azka rasain kan, gimana rasanya?, gue itu gak pernah marah sama lo Din, gue cuma mau lo maafin Azka. Iya gue tau, gue yang ga mau cerita tentang cowok dan ga mau dengerin kalian kalo cerita tentang cowok, tapi gue tau perasaan Azka,Ingat pesan gue Din! cowok itu gak mau ribet sama cewek, cowok gak selalu tau apa yang kita mau, jangan mentang kita cewek kita seenaknya aja sama cowok, sifat itulah yang menjamin kalau cowok itu ga betah sama cewek" Gavina melepaskan genggaman Andin, Gavina berlalu meninggalkan Andin, ia meletakkan tasnya di bangku lalu pergi entah kemana.
"Gue salah pilih rencana Vin, gue kira dengan gue ngehindar dari Azka gue bakal selalu dekat sama dia karena dia selalu memohon untuk dapat maaf gue, ternyata gue salah, dengan begini Azka makin ga suka sama gue, seperti yang lo bilang kalau cowok itu gak mau ribet soal cewek tapi gue....." dada Andin terasa sakit menahan emosi yang kini bercampur dengan perasaan lainnya dalam dirinya.
"Makasih Vin udah nyadarin gue, lo selalu ada untuk gue" Andin tersenyum miris. Andin mengambil nafas dalam lalu mengeluarkan pelan.
****
Bel masuk berbunyi. Di kelas Andin sudah ada guru.
"Din, Gavina kemana?" bisik Carista bertanya.
Andin melihat Carista yang duduk di bangku sebelah kirinya. "Entah" jawab Andin mengendikkan bahu.
"Siapa yang tidak hadir hari ini?" tanya Bu Fifi.
"Gavina bu" sahut salah seorang murid.
"Tapi tasnya ada bu" ucap Genta selaku ketua kelas mereka.
"Kemana dia?" tanya Bu Fifi.
Tidak ada jawaban.
"Yasudah, kita lanjutkan saja belajarnya" ucap Bu Fifi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR LOVE
Teen FictionMenceritakan empat sahabat perempuan yang telah berlangsung selama 9 tahun ini. Dan juga pertemuan dengan keempat sahabat laki-laki di sekolah mereka . Pertemuan mereka disekolah hanya sebatas berpapasan seperti siswa-siswi pada umumnya. Lalu pada...