14

41 9 4
                                    

Kini Azka dan ketiga sahabatnya berada didepan rumah Andin namun mereka belum masuk karena ragu dengan alamat yang diberikan.

"Udah gue yakin pasti ini rumahnya, tadi Shareen ngirim alam ini kok sama gue" ucap Adrian meyakinkan mereka terutama Azka. Adrian pun menunjukkan alamat yang tadi diberikan oleh Shareen.

"Gue ga mau malu kalo sampai kita salah masuk rumah" ucap Azka

"Aduh bang lo ga percaya banget sama gue, ayolah bang, ini udah jam berapa nanti mereka kelamaan nungguin kita" Adrian terus membujuk Azka. Sedangkan Rafa dan Reffan hanya diam menyaksikan perdebatan mereka.

"Yaudah deh" ucap Azka saat melihat jam ditangannya.

Mereka menghidupkan mesin motor mereka lalu memasuki halaman rumah Andin. Disana Pak Wawan sedang duduk santai bersama Pak Doni di pos jaga. Saat melihat kedatangan mereka Pak Wawan langsung menghapiri.

"Ada yang bisa bapak bantu?" tanya Pak Wawan

"Apa benar ini rumah Andin pak?" tanya Adrian

"Oh iya benar, kalian pasti temannya Non Andin kan, mari saya antar mereka sudah menunggu kalian" jawab Pak Wawan.

Kemudian Pak Wawan menuntun mereka ke tempat tujuan.

Di jalan setapak yang menghubungkan halaman dengan taman belakang rumah banyak sekali bunga berwarna-warni, bebaruan yang ditata rapi di pinggir jalan setapak itu. Rumput hijau menghiasi dinding dinding disana. Sungguh pemandangan yang indah.

"Nah sudah sampai, itu mereka" ucap Pak Wawan menunjuk kearah Andin dan ketiga sahabatnya.

Mereka berempat melihat kearah yang Pak Wawan tunjukkan. Disana ada Lima wanita cantik serta satu lelaki gagah dan tampan.

Mereka tertegun melihat keempat wanita yang berada di sana yang belum lama ini mereka kenal atau mungkin tak sengaja mereka kenal. Cantik, mereka sangat cantik.

Azka menatap Andin tak percaya seakan terhipnotis dengan kecantikan Andin. "Cantik" gumam Azka pelan tidak dapat didengar oleh yang lainnya. Tanpa sadar sudut bibir Azka terangkat Azka tersenyum melihatnya.

"Kalau begitu bapak permisi ya" ucapan Pak Wawan menyadarkan lamunan mereka, kemudian bergegas pergi.

"Makasih ya Pak"

Pak Wawan pergi meninggalkan mereka. Mereka berempat berjalan mendekati meja tersebut.

"Eh kalian sudah sampai ya, ayo langsung duduk aja" ucap Kanaya dengan ramah.

Mereka duduk lalu mengucapkan terimakasih kepada Kanaya.

Mereka dibalut kehenngan. Canggung itu yang mereka rasakan saat ini. Kanaya yang merasakan kecanggungan langsung membuka pembicaraan.

"Ekhm...sebelumnya Tante ucapkan terimah kasih karena kalian udah menyempatkan diri untuk datang ke undangan kami. Tante senang sekali, oh iya perkenalkan Nama tante Kanaya, ini suami  tersayang tante namanya Tino" ucap Kanaya membuka pembicaraan sekaligus memperkenalkan diri.

"Kalina pasti bingung kan kenapa tante mengundang kalian kesini, jadi tante mengundang kalian karena anak tante Andin ini jarang sekali membawa teman cowoknya kemari. Kemarin kalian jalan barengkan? Tante tau kok makanya tante ngundang kalian kesini" ucap kanaya panjang lebar

Keempat cowok kaget mendengarkan perkataan Kanaya barusan. Mamanya Andin tahu kalau mereka pergi bersama atau bisa juga disebut jalan-jalan.

"Ga usah canggung gitu, gapapa. Ehh yang mana nih cowoknya Andin?" tanya Kanaya mengamati mereka satu persatu. Tino hanya bisa tersenyum melihat kelakuan istrinya itu.

FOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang