20

33 7 2
                                    

"Udah lepasin jangan sentuh gue" ucap Gavina saat mereka sampai diteras rumahnya. Mereka berdua duduk di bangku.

"Gimana keadaan lo?" tanya Rafa. Gavina melirik Rafa sejenak lalu ia mengalikan pandangannya menatap langit malam yang dihiasi bintang dan bulan.

"Gue ga kenapa-napa" jawab Gavina.

"Gue khawatir sama lo" Gavina menatap Rafa setelah mendengarkan pernyataan itu.

Dia khawatir sama gue? Untuk apa? batin Gavina bertanya tanya.

"Buat apa lo khawatirin gue?" tanya Gavina lalu mengalihkan pandangannya.

"Karena gue sayang sama lo" Kata-kata itu terngiang dikepala Gavina. Jantungnya berdetak cepat, tangannya mendingin.

"Gav kok lo melamun?"

Gavina kembali tersadar, dia mencoba bersikap seperti biasa.

"Engga gue ga melamun" jawab Gavina sedikit gugup.

Mereka diselimuti keheningan. Tak ada satupun yang berbicara lagi. Gavina terus terpikir dengan perkataan Rafa tadi.

"Gav, gue boleh minta nomor lo?" ucap Rafa ragu.

Gavina enggan memberikan nomornya, namun....

"Boleh, tapi ada syaratnya" jawab Gavina

"Apa?"

"Sini sini" Gavina membisikkan sesuatu kepada Rafa. Bukan hal buruk pirik Rafa.

"Oke, mana nomor lo?" Gavina memberikan Nomornya kepada Rafa.

"Makasih Gav" ucap Rafa sambil tersenyum.

"Ya sama sama" Gavina tersenyum juga.

****

Keesokan harinya mereka berhasil menipu kedua orang tua Gavina dengan mengatakan kalau Ana ada ulangan susulan sebelum jam masuk. Kedua orang tua Gavina percaya dengan hal itu.

Sementara Ana sebenarnya ia masih di rumah Gavina di kamar tamu tempatnya.

Dikelas IPA-2 heboh karena ketua kelas mengabarkan kalau hari ini guru rapat jadi tidak ada kegiatan ajar-mengajar hari ini, semua siswa diizinkan keluar kelas asal jangan sampai keluar lingkungan sekolah dan membuat keributan.

"Kita kantin aja yuk"Ajak Shareen.

"Ya udahlah ga ada kerja juga di sini" Sahut Andin. Mereka pergi kekantin sampai disana mereka mencari meja kosong, namun seseorang memanggil mereka.

"Shareen, Andin, Carista, Gavina sini gabung sama kita" teriak Adrian memanggil keemlat perempuan tersebut.

Mereka menerima tawaran Adrian untuk duduk disana.

"Kalian pesen apa. Biar gue pesenin" ucap Adrian. Di meja masih kosong nampaknya mereka juga baru sampai disini.

"Samain aja sama kalian" ucap Andin disetujui ketiga sahabatnya.

Adrian pergi untuk memesan makanan. Tak lama Shareen menyusul Adrian. "Bucin amat pake disusulin segala" ucap Rafa.

"Rafa udahlah" ucap Reffan. Carista menatap Reffan lama rasanya beda setelah mendengar suara Reffan lagi.

Tak lama Adrian dan Shareen datang membawa sebuah nampan di tangan mereka.

"Nih kayak pelayan aja gue" Shareen meletakkan nampan tersebut lalu memindahkan isinya ke atas meja, selesai itu dia ingin mengembalikan nampan tersebut namun dicegah oleh Adrian.

"Sini biar aku aja yang ngembaliin, kamu duduk aja" ucap Adrian.

"Uwow sekarang aku kamu ni" goda Rafa.

FOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang