33

30 5 0
                                    

Rafa dengan senang hati menemani Gavina. Mereka berdua sedang berada di pasar. Tinggal beberapa belanjaan lagi yang belum mereka dapat. Rafa mengikuti Gavina dari belakang sambil membawa kantong belanjaan mereka.

"mbak, cabe satu kilo" ucap Gavina sambil melihat-lihat sayuran.

"Ini juga yah mbak" Gavina menyodorkan sayur pilihannya. Betapa terkejutnya Gavnia saat melihat seseorang dihadapannya.

"Ana"
"Gavina"
Ucap mereka bersamaan.

Ana keluar dari tempatnya lalu memeluk Gavina, Gavina membalas pelukan Ana sambil tersenyum.
"bukannya lo sama ibu lo jualan di pasar yang waktu itu?" tanya Gavina setelah melepaskan pelukannya. Rafa yang tidak tau apa-apa hanya diam mengamati mereka.

"Kita ikutin saran dari kalian, kita udah pindah disekitar sini, udah lama juga sih"jawab Ana tersenyum.

"mereka masih ngejar lo?" tanya Gavina pelan supaya Rafa tidak mendengarnya.

"Nggak tau, gue rasa mereka masih ngejar gue" jawab Ana lirih.

"lo yang sabar yah, berdoa aja supaya om lo sama orang jahat itu nggak ngapain lo lagi" ucap Gavina

"makasih Vin, makasih juga udah nampung gue dirumah lo waktu itu"

"iya sama-sama"

"boleh nggak kapan-kapan gue ketemu sama temen-temen lo lagi?" tanya Ana

"boleh, oh iya gue minta nomer lo dong"

Ana mengambil hp Gavina lalu mengetikkan nomor hpnya. "udah" Ana mengembalikan hp Gavina.

"khmm" Rafa berdehem, ia merasa bosan menunggu Gavina ngobrol dengan Ana.

Gavina berbalik melihat Rafa. "oh iya, berapa semuanya Na?"

"45 ribu"  Gavina menyodorkan uang 50 ribu.

"kembaliannya ambil aja, 5 ribu doang" ucap Gavina tertawa pelan.

" gue duluan yah Na" Gavina melambaikan tangan, Ana menganggukkan kepala dan tersenyum.

"siapa sih?, kayak pernah liat" tanya Rafa

"Ana, mmm masa sih?"

"iya, gue pernah liat tapi lupa"

"perasaan lo kali"

"mungkin sih" sahut Rafa.
"abis ini udah?" tanya Rafa.

"iya udah"

Mereka sampai diparkiran. Gavina bingung mengamati motor Rafa. "bentar, Rafa!! Ini belanjaannya gimana? motor lo kayak gitu ditarok dimana belanjaannya?" ucap Gavina kesal.

"oh iya" Rafa menepuk dahinya. Saking senangnya dia saat Gavina menelepon dia sampai lupa kalau motornya motor besar.

"minta anter taksi aja" ucap Rafa.

"serah lo, yang penting belanjaannya sampe rumah, gue capek" Gavina duduk di bawah pohon dekat sana. Rafa menyusul Gavina.

"bentar yah gue cari taksi" Rafa menaruh belanjaan tadi didekat Gavina, sementara dia mencari taksi disana.

Gavina mengecek hpnya, banyak notif dari grup mereka ber4. Gavina yang membacanya senyum-senyum sendiri. Tak lama Rafa dapat memberhentikan sebuah taksi.

"Gav, taksinya udah ada" ucap Rafa sambil mengambil belanjaan mereka tadi. Gavina masih fokus pada hpnya.

Rafa melihat Gavina tersenyum sendiri merasa curiga.
_lagi ngapain sih liatin hp sambil senyum gitu, apa dia lagi....ah udahlah_ batin Rafa berburuk sangka.

FOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang