25

33 7 4
                                    

Sudah 2 minggu setelah pertemuan dipantai. Saat tak sengaja bertemu Andin di sekolah Azka selalu minta maaf kepada Andin. Andin sudah muak dengan perkataan maaf dari Azka.

"Jangan menghindar terus dong Din, dia udah berjuang buat dapetin maaf lo, lo malah ngehindar lo gak kasihan sama Azka?" ucap Carista.

Kini mereka berada dikelas, Andin tidak mau keluar kelas padahal ini jam istirahat, Andin tak ingin bertemu Azka sementara ini.

"Kan gue udah bilang kalau gue udah maafin dia"

"Din, saat lo bilang itu ke Azka dia ngerasa kalau lo itu gak sepenuhnya maafin Azka, bukan cuman Azka gue juga tau kalau lo belum sepenuhnya maafin dia, gue tau dari nada bicara lo Din, cowok tu ga selalu ngerti apa yang kita mau apa yang kita ucapin. Maka dari itu lo harus buat Azka percaya kalau lo udah maafin dia sepenuhnya" ucap Gavina.

"Tumben nih Gavina bisa berkata-kata, orang yang jarang deket sama cowok orang yang ga bisa diajak ngomongin cowok tiba-tiba paham tentang cowok" ucap Andin berusaha untuk menghindari topik pembicaraan ini.

"Andin gue serius!" bentak Gavina.

"Gue juga serius Gavina!" sahut Andin.

"Oke terserah lo Din, dulu lo yang selalu mengharapkan Azka, dan sekarang apa? Lo malah ngehindari Azka kayak gini, oke Din sekarang terserah lo, semua curhatan lo ke gue itu gak ngebuktiin kalau lo serius suka sama Azka, kalau yg lo ucapin itu benar lo gak bakal kayak gini Din" Gavina pergi meninggalkan mereka.

"Gavina!" teriak Carista. Ada niatan untuk mengejar Gavina karena apa yang dikatakan Gavina itu benar, namun dia tak tega meninggalkan Andin mereka juga sudah tau sifat Gavina yang memang mudah emosi juga sering berubah-ubah sifatnya.

"Lo tenang aja Din" ucap Carista.

Andin sedikit merasa bersalah dengan Gavina. Tapi Andin masih teguh dengan pilihannya.

"ini semua udah gue pikirin matang² Vin, gue tau lo khawatir sama gue lo ga mau gue kenapa-napa, tapi gue punya cara lain untuk itu Vin, gue yakin Azka gak marah sama gue" batin Andin

****

Gavina berada didalam ruang seni musik. Disana cuman ada dia. Gavina duduk disalah satu bangku sambil mendengarkan musik dari handphonenya.

Gavina mengikuti lirik musik tersebut dengan memejamkan matanya. Makna dari lagu tersebut sangat menyentuh hatinya saat ini.

Krekk

Suara pintu berdecit membuat Gavina membuka matanya melihat siapa yang masuk.

"Galau banget lagunya" ucap seseorang tersebut yaitu Rafa.

Rafa disuruh oleh Carista untuk menemani Gavina. Carista tau kalau Gavina ingin sendiri pasti Buku atau Musik yang menemaninya. Makanya Carista menyuruh Rafa untuk ke perpustakaan atau ke ruang seni musik.

Gavina mematikan lagunya. "sok tau" ucap Gavina.

"Emang bener kan?" tanya Rafa. Rafa duduk di sebelah Gavina.

"Engga ah! Ngapain lo disini udah sana pergi"

"Mau nemenin lo lah" ucap Rafa

"Nggak usah! Udah sana pergi" ucap Gavina sambil menyimpan HPnya di saku seragam sekolahnya.

"Ga mau " 

"Serah lo" mereka lama berdiam sampai Rafa menanyakan sesuatu.

"Gue boleh nanya gak?" tanya Rafa. Gavina melirik Rafa sekilas.

"Apa?"

"Lo lagi deket sama siapa?" tanya Rafa

"Emmm, sama lo, orang disini cuman kita berdua jadi kita deket kan" jawab Gavina asal.

FOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang