15

46 9 0
                                    

Dua hari kemudian

Andin Carista dan Shareen sedang menunggu Gavina yang tak kunjung datang ke sekolah padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.45 yang berarti 15 menit lagi gerbang akan ditutup.

"Tumben yah si Gavin telat" ucap Andin khawatir karena tidak biasanya Gavina terlambat.

"Yaudah kita masuk aja yuk, udah lama kita disini tapi dia ga dateng-dateng, kita tunggu di kelas aja" Carista sudah bosan menunggu Gavina. Andin yang paham maksud Carista menyetujuinya.

Mereka berjalan menuju kelas mereka yang berada di lantai 2. Sampai dikelas belum ada tanda kehadiran Gavina sehingga membuat ketiganya makin khawatit.

"Coba hubungin dia" ucap Shareen. Andin mengeluarkan handphone nya mencoba menghubungi Gavina tetapi tidak ada sahutan.

"Ga di jawab nih"

"Duh, bentar lagi bel bunyi dia belum datang juga, apa dia sakit?" tanya Andin

"Ga mungkin Din, udah jangan khawatir lagi kita tunggu aja" ucap Carista tenang, walaupun dia juga cemas dan khawatir.

Mereka sedikit lebih tenang. Beberapa menit kemudian bel tanda masuk berbunyi. Tidak lama setelah bel Pak Hendra masuk kelas memulai aktivitas mengajar jam pertama dikelas IPA-2.

"Saya akan mengabsen, yang saya panggil namanya angkat tangan" ucap Pak Hendra saat menduduki bangku guru.

"Abibana syaputra"

"Hadir pak"

"Andin Luthfia"

"hadir"

"...."

"Gavina Afrillia"
Satu kelas hening saat nama Gavina dipanggil.

"Gavina Af...."

Tok tok tok

Semua mata tertuju pada pintu kelas.

"Masuk!"

Pintu terbuka, menampakkan Gavina dengan kondisi badan dipenuhi keringat serta nafas yang terengah-engah.

"Ma-af pak sa-ya te-lat" ucap Gavina putus-putus menghadap Pak Hendra.

"Kenapa kamu telat?" tanya Pak Hendra

"Tadi ada mushibah dijalan pak" jawab Gavina gugup.

"Karena kamu telat dan melanggar peraturan saya maka kamu saya hukum hormat pada bendera selama jam pelajaran saya mengerti!?"

"I-iya pak mengerti"

"Yasudah kerjakan sekarang"

Gavina berjalan menuju bangkunya yang terletak di barisan kedua dari belakang. Saat melewati bangku Andin dia hanya menggeleng menandakan bahwa dia baik-baik saja. Gavina meletakkan tasnya dibangku lalu menjalani hukumannya.

"kok gue gak yakin sama alasan Gavina, pasti ada yang dia sembunyiin" batin Andin.

****

Dilapangan tempat Gavina dihukum.

"Sepi banget yah" gumam Gavina sambil melihat sekelilingnya.

"Ya iyalah ini jam pelajaran" Gavina terkekeh sendiri.

"Masih jam setengah 8 satu setengah jam lagi gue berdiri disini sanggup gak yah?

Sesekali Pak Hendra melihat Gavina dari lantai 2 untuk memastikan Gavina menjalankan hukuman atau tidak.

Satu jam berlalu hukuman Gavina tinggal setengah jam lagi. Gavina sudah sangat lelah keringat mengucur di badan nya.sesekali dia menopang tubuhnya agar tidak hilang keseimbangan.

FOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang