C H A P T E R -3

64.7K 9.2K 705
                                    

Dipagi buta Zena sudah bangun dan merapihkan tempat tidur nya, lalu mengambil baju ganti dan keluar kamar untuk mandi, di dekat kamar mandi ada dapur dan disana ada ibu yang sedang mengolah adonan gorengan untuk jualan nanti pagi.

Zena menyapa sang ibu."Pagi bu!"

Ibu terkejut dan reflek menoleh sambil mengelus dada nya."Ibu kira siapa, kamu tumben udah bangun? Padahal ini masih pagi buta."

"Pengen aja bu bangun pagi, kan sekalian bisa bantu ibu sama olahraga kan."

"Kamu gak sekolah?"

"Sekolah?"

Tiba-tiba ibu memicingkan mata nya."Jangan bilang kalau kamu lupa sama sekolah juga?"

Zena gelagapan, emang bener lupa tapi tentu saja ia tidak mau mengakui nya."Ih apa sih bu, ya kali aku lupa, inget kok cuma aku sekolah besok aja. Gapapa kan bu?"

"Ibu mah gapapa orang kamu yang sekolah."

"Yaudah, aku mandi dulu deh. Gara-gara ibu aku jadi gak masuk-masuk ke kamar mandi kan." Zena langsung masuk tanpa mendengarkan jawaban ibu nya.

"Nyalahin aja terus, padahal dia duluan yang ngajak ibu ngobrol," dumel ibu lalu kembali mengolah adonan nya.

Meski Zena sudah di kembalikan ke keluarga aslinya, tapi Zena tetap sekolah di tempat asal dan semua biaya di tanggung oleh keluarga yang telah membesarkan nya.

Selesai mandi Zena benar-benar membantu ibunya, Zena menyuruh ibunya untuk menggoreng biar bagian membuat adonan urusan dirinya.

Mereka menghabiskan 2 jam sampai jam 6 pagi, Zena pun izin pergi untuk berolahraga ke taman kota.

Zena berlari dari rumah ke taman kota menghabiskan 2 jam, keringat mulai bercucuran membuat Zena terlihat sangat cantik.

Jam 8 Zena sampai di taman kota dan mengistirahatkan tubuh nya di kursi, ia mengatur nafas yang terengah-engah.

Pemilik aslinya jarang olahraga, jadi saat Zena olahraga sangat terasa tubuhnya lelah.

Asik mengatur nafas tiba-tiba ada sepasang sepatu olahraga dan satu botol yang di sodorkan, Zena mendongak dan matanya bersitatap dengan mata hangat seorang laki-laki remaja.

"Buat gue?" tanya Zena sambil melirik botol minum yang laki-laki itu sodorkan.

Laki-laki itu mengangguk, tanpa menunggu lama Zena mengambil nya."Makasih."

Zena meminum air sampai setengah botol, lalu bergumam."Lega banget."

Laki-laki itu masih berdiri di depan nya membuat Zena kembali mendongak."Lo ngapain berdiri di situ, mending duduk."

Laki-laki itu pun duduk di samping Zena lalu mengulurkan tangan nya lagi, Zena kira dia meminta airnya dan dengan polos Zena memberi laki-laki itu air tapi dia malah terkekeh membuat Zena mengernyit bingung.

"Bukan minta minum, tapi gue mau kenalan," ujar laki-laki itu sambil terkekeh.

"Oh kenalan, gue kira mau minta minum," balas Zena lalu menerima uluran tangan laki-laki itu.

"Flora Alzena Xian, panggil aja Zena."

"Gue Liam Trigara, lo bisa panggil gue Liam."

"Gue panggil lo Iam aja kali ya," kata Zena sambil menatap ke depan.

Liam langsung menoleh dan tersenyum."Terserah lo."

Mereka kembali hening dan hanya menikmati matahari pagi yang sedang terik-teriknya, Fitur wajah Zena dilihat dari samping sangat cantik dengan hidung yang mancung, bulu mata yang lebat dan lentik, kulit putih bersih kemerahan bahkan Liam yang duduk di samping nya tidak bisa mengalihkan matanya dari kecantikan Zena.

Kind VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang