Keluar dari ruang BK Zena sudah ditunggu oleh para sahabat nya, mereka melihat Zena keluar langsung bertanya."Lo di kasih hukuman apa sama guru Bk?" tanya Liam.
"Gak di kasih hukuman gue mah," jawab Zena santai.
"Kok bisa?" ujar Bayu.
"Ya bisa lah, apa sih yang gak gue bisa," kata Zena sombong.
Oliv mendelik."Sombong sekali anda, inget ya orang sombong tuh gak baik."
"Tapi, gue mah sombong nya baik."
"Serah lo, ayok lah masuk kelas!"
"Bolos ngapa bolos, belajar mulu cape nih otak."
Mereka semua langsung menatap Zena lama."Lo ngajak kita bolos?" celetuk Azril.
"Nggak lah, gue doang yang bolos. Kalian jangan terutama lo bertiga, udah mah bego bolos pula gak guna, udah sana masuk!" ucap Zena sambil menunjuk Fadil, Chandra dan Azril.
"Ck, gak ada yang lebih halus gitu kata-katanya," keluh Chandra.
"Gak ada, udah sana masuk kelas. Gue mau ke rooftop kalau udah bel istirahat langsung ke kantin terus bawain gue jajanan, apapun asalkan halal." Zena mengibaskan tangan nya, seakan-akan mengusir mereka.
"Ye asu, udah mah ngusir nitip amanah pula," protes Azril.
"Gak boleh pelit sama orang dewasa," ucap Zena dengan pedenya.
"Ck. Matamu dewasa, orang kita seumuran cuma beda bulan aja," sahut Liam.
Zena mendelik."Au deh, pokoknya jangan lupa bawain gue jajanan!"
"Iya-iya nyai, yaudah kita ke kelas dulu, lo baik-baik di rooftop."
"Yoi, semangat belajar bestieku weheheee~"
Melihat mereka pergi Zena pun berjalan ke tangga Rooftop dan mendorong pintu hingga terbuka, angin pagi langsung menyambut wajah cantik Zena.
Zena menutup mata sebentar hanya untuk sekedar menikmati angin pagi dan tak lama ia pun masuk lalu menutup pintu, Zena berjalan ke pembatasan dan berdiri di sana untuk menikmati angin pagi.
"Seger banget di sini," gumam Zena sambil menutup mata.
Terlalu asik menikmati angin pagi sampai tidak menyadari ada seseorang disamping nya, tiba-tiba Zena merasakan dingin di area pipi bekas tamparan kecebong betina.
Reflek Zena membuka mata dan menoleh, maniknya bertemu dengan manik hitam laki-laki tampan yang sedikit familiar.
"Lo? kaya kenal tapi siapa ya?" kata Zena sambil mengingat.
"Gue Gilang," jawab nya dan masih menempelkan es batu ke pipi Zena.
"Oh, Gilang yang baku hantam sama si Santen kan?" ujar Zena.
"Iya." Zena mengangguk lalu memegang es batu di pipi nya dan membiarkan tangan Gilang pergi, tapi bukan nya pergi tangan Gilang malah semakin memegang es batu membuat Zena bingung.
"Lepas aja Lang, biar gue yang pegang sendiri."
"Gue aja kak, lo nikmatin angin pagi aja."
"Yakin lo? Gak pegel emang?"
"Gak pegel kok."
"Yaudah deh, tenang nanti gue traktir burger bu siti yang gocengan."
Gilang terkekeh."Serah lo kak."
Mereka pun kembali diam selama beberapa menit sampai akhirnya Gilang memecahkan keheningan."Masih sakit kak?" tanya Gilang.
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Villain
FantasyDenia Putri. Pengusaha muda yang sukses di usia yang sangat muda, tidak hanya pintar dalam berbisnis Denia pun sangat multitalenta. Denia bisa memasak? Tentu saja, bahkan orang-orang terdekat nya selalu menilai masakan dia lebih baik daripada Chef b...