C H A P T E R - 12

49.1K 8.1K 565
                                    

Zena memandang teman-teman nya kesal sangking kesal nya sampai-sampai Zena memukul kepala mereka tanpa terkecuali dengan botol minum, mereka semua meringis.

"Kampret! Lo ngapain mukul gue juga sih?!" seru Liam kesal.

Zena tersenyum polos."Biar adil." Setelah mengatakan itu tak lama kepala nya pun ikut di pukul Liam.

Liam tersenyum tanpa dosa lalu berkata."Biar adil."

Sambil mengelus kepala nya Zena menatap Liam kesal tapi tidak mengatakan apa-apa, kemudian Zena kembali menatap mereka yang masih setia mengelus kepalanya.

"Kalian berlima! Kenapa ikut-ikutan pindah ke sini, hah?!" tanya Zena galak.

Fadil menggaruk belakang kepalanya."Gini Zen, kan cewek gue pindah kesini. Jadi, gue sebagai pacar yang baik ikut pindah, sekalian biar kita bisa kumpul bareng gitu."

Chandra mengangguk dan ikut menyahut."Bener! Emang lo gak seneng gitu kita pindah kesini,kan bisa kumpul bareng."

Azril dan Bayu hanya ikut mengangguk setuju tanpa bersuara.

Zena menatap mereka lalu menghela nafas kasar."Ih sumpah kesel! Gue bukan nya gak seneng kalian pindah ke sini, tapi lo semua itu udah kelas 12. Udah mah sebentar lagi lulus eh malah pindah, emang gak ngotak!"

Melihat Zena kesal Oliv dengan inisiatif mengusap lembut bahu nya sambil menenangkan nya."Zenzen, Udah ya jangan marah-marah gitu, percuma juga lo marah-marah orang kita udah pindah juga kan."

Zena menoleh."Pokoknya gue masih kesel sama kalian!"

"Jangan kesel-kesel gitu lah Zen, Bayu traktir baso gimana?" bujuk Chandra.

Bayu yang namanya disebut langsung menggeplak kepala Chandra."Ngapain bawa-bawa gue badak!" sewot Bayu.

"Yaelah Bay lo kan kaya, traktir Zena gak masalah kan," sahut Azril santai.

"Ortu gue yang kaya bukan gue, tapi demi Zena ayolah gas. Tapi, Zena aja kalian nggak!" kata Bayu.

"Gue lagi nabung buat beli album BTS Bay, traktir gue ya," melas Chandra.

"Lo kalau di traktir, suka gak tau diri!"

"Ayolah Bay kali ini gue gak mesen banyak-banyak deh, beneran."

Mau tidak mau Bayu pun menganggukkan kepala nya."Asli lo pesen sedikit, awas aja kalau pesen banyak gue sleding lo!"

"Yaelah santai aja."

Bayu lalu melirik Zena."Gimana Zen? Gue teraktir deh serah lo mau makan apa aja," ujar Bayu.

Zena menimang sebentar Liam yang melihat itu dengan gemas menyentil keningnya."So so an mikir lo, biasa nya juga gas aja," ucap Liam gemas.

Zena mendelik."Jual mahal dulu lah anjir, kalau lo yang traktir gue. Nah, baru langsung gas!" balas Zena.

"Karena gue di traktir kalau ditolak pamali kan, yaudah gas aja!" sambung Zena dengan senyum polos.

Mereka mengangguk puas dan mulai pergi menuju kantin, selama dalam perjalanan banyak yang memperhatikan mereka khususnya perempuan yang berusaha menarik perhatian Fadil dan yang lainnya.

Tak lama mereka sampai di kantin ternyata penuh untung saja ada satu meja yang kosong tanpa menunggu lama mereka pun berjalan kesana, lalu menyuruh Chandra dan Azril yang memesan makanan.

"Chand, Zril kalian yang pesen ya," pinta Zena.

"Kok gue?" protes Azril.

"Karena badan lo lebih kekar di banding yang lain, jadi ya suruh lo sama si Chand," jawab Zena.

Kind VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang