Zena sekarang sedang berada di mobil Oliv, mereka berencana berangkat sekolah bersama. Perjalanan yang tadinya hening, tiba-tiba–"Lo tau gak?" ucap Zena dengan nada ngajak ghibah.
"Tau apaan, njir?"
"Ada Cafe yang minggu depan mau di buka."
"Cafe? Dimana?"
"Di jalan pak Jalu, yang tiga lantai."
Oliv diam sebentar dan tak lama mengangguk."Oh itu. Gue sering lewat situ, emang sih lagi di renov terus kayanya menarik gitu. Gas lah minggu depan kesana!"
"Gas!"
"Oh, btw nama Cafe nya apa? Gue gak sempet liat."
"Cafe Apasih."
"Iya Cafe apa? Inget-inget lagi coba."
"Iya namanya Cafe Apasih Oliv!"
"Eh kampret! Gue nanya nama Cafenya, coba inget-inget masa dari tadi apasih-apasih."
"Allahu akbar! Iya nama Cafenya Apasih, gue bukan lupa tapi emang itu namanya. Paham gak lo?!"
"Njir, unik banget!"
"Makanya, parah sih itu yang ngasih ide nama Cafenya. Bikin orang emosi aja."
"Gue ngakak njir! Gue kira lo emang lupa."
"Terlalu kreatif."
"Asli."
Tiba-tiba Oliv menoleh."Zen, gue mau nanya deh."
"Ailah gaya-gayaan mau nanya aja bilang dulu, biasanya juga langsung terobos."
Oliv mendelik."Sopan dikit lah njir, serius eh gue mau nanya."
"Nanya aja."
"Lo suka gak sama Liam?"
Zena langsung menoleh."Gue? Suka sama Liam? Astagfirullah! Lo mabok apaan, njir?!"
"Gue penasaran banget asli, jawab dong woi."
"Gue gak suka sama Liam, tapi gue sayang dia–"
"DEMI APA?!"
Zena menyentil kening Oliv kesal."Jangan potong dulu bangsat!"
"Maaf-maaf, gue reflek."
"Ck. Gue sayang sama dia sebagai sahabat gak lebih, lagian gue juga udah suka sama cowo lain."
Mobil Oliv sudah memasuki parkiran sekolah dan berhenti tapi ia tidak langsung turun, Oliv dengan antusias langsung memutar tubuh nya dan menatap Zena penasaran."Lo suka sama siapa?"
"Kepo lo."
"Eh serius! Lo suka sama siapa? Sama Kara-kara itu ya? Apa si Ale-Ale atau–"
"Bukan. Bukan mereka semua, ya kali gue suka sama bocah."
Oliv mendelik."Gak ngaca, lo juga masih bocah coeg!"
'Badan doang bocah tapi jiwa gue udah dewasa ye.' Batin Zena.
Zena tidak membalas Oliv tapi ia keluar dari mobil dan pergi ke kelas meninggalkan Oliv sendirian di mobil, namun tak lama Oliv juga mengejar Zena hingga mereka berdua sejajar.
Di tengah jalan Zena kebetulan bertemu Kara dan Indah, mereka pun melihat Zena dan dengan sengaja Indah memeluk lengan Kara erat seakan-akan takut Kara di ambil Zena, Padahal kan Zena sendiri melirik mereka geli.
Entah angin dari mana Kara berhenti tepat di depan Zena dan menghalangi jalan nya."Lo ada waktu?" celetuk Kara.
Zena melihat kanan-kiri dan belakang lalu menunjuk dirinya sendiri."Lo ngomong sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Villain
FantasyDenia Putri. Pengusaha muda yang sukses di usia yang sangat muda, tidak hanya pintar dalam berbisnis Denia pun sangat multitalenta. Denia bisa memasak? Tentu saja, bahkan orang-orang terdekat nya selalu menilai masakan dia lebih baik daripada Chef b...