Zena dan Liam baru sampai di sekolah dengan santai Zena turun dari motor lalu melepaskan helm nya begitu pun dengan Liam, mereka merapihkan penampilan nya di rasa rapih baru lah berjalan masuk tapi baru saja beberapa langkah ada suara melengking dari belakang dan tanpa mereka tebak itu pasti Oliv.
"ZENAAAAAAAAAAAA, LILIIIIIIIIIIII WOOOOO!" teriak Oliv.
Tapi yang membuat mereka bingung kenapa Oliv ada di sekolah nya?
Mereka berdua kompak berputar tepat saat berputar tubuh Zena sudah di tubruk Oliv hingga membuat Zena hampir jatuh untung saja ada Liam yang menahan nya dari belakang.
"Ya ampun Liv! Jangan tiba-tiba peluk gue dong untung aja gue gak jatuh," kata Zena.
Oliv melepaskan pelukan nya lalu tersenyum polos."Maafin, ih seneng banget akhirnya bisa ketemu lo sama Lili lagi!"
Sementara Liam yang berada di belakang Zena memutar bolamata malas."Stop panggil gue Lili, Oliv."
Oliv melirik Liam dan masih menampilkan senyum polos."Suka-suka gue dong, ih kok ngatur."
"Serah lo bocil!"
Disebut bocil tentu saja Oliv kesal."Jangan panggil gue bocil. Gue udah gede ya, udah tumbuh bulu di berbagai tempat."
Bukan hanya Zena dan Liam yang terkejut tapi siswa yang sedari tadi menonton pun ikut terkejut, Zena dengan cepat membawa Oliv masuk dan tersenyum malu ke semua orang.
"Jangan ngomong gitu di tempat umum bego, entar lo di sebut cewek frontal. Mau lo?" bisik Zena.
Oliv mengernyitkan alisnya."Lah, Frontal dari mana? Bener kan gue udah gede terus udah tumbuh banyak bulu di–" Zena dengan cepat menutup mulut Oliv agar tidak melanjutkan perkataan nya lagi.
"Jangan ngomong lagi."
"Tapi kan–"
"Oliv."
Mendengar suara tegas Zena akhirnya Oliv diam, jika diliat-liat Oliv jinak di saat bersama Zena.
Beda lagi kalau bareng Liam atau pacar nya sendiri, Oliv sangat ceroboh dan keras kepala bahkan membuat mereka geleng-geleng kepala melihat tingkah laku ajaib Oliv.
Mereka bertiga berjalan bersama ke kelas selama perjalanan Zena mengajukan beberapa pertanyaan.
"Kenapa pindah kesini?"
"Mau aja."
"Mau aja apa karena ada gue?"
Oliv tersenyum polos."Karena ada lo."
"Kelas apa?"
"Sama kaya lo."
Zena menoleh."Ebuset, sekelas sama gue?"
Oliv mengangguk semangat."Iya dong kan alasan gue pindah kesini karena lo ya kali gak sekelas."
"Lama-lama Fadil sama yang lain ikut pindah juga, awas aja kalau beneran pindah kesini."
Tiba-tiba Oliv tersenyum misterius membuat Zena curiga."Kenapa lo?"
"Nggak!"
"Jujur Oliv. Kenapa tadi lo senyum senyum gitu?"
"Ih hak gue dong mau senyum atau engga juga, kok lo yang repot!"
"Serah lo, Jubaedah!"
Zena memilih diam dan tidak melanjutkan pertanyaan lain nya, di tengah perjalanan menuju kelas lebih tepat nya di pinggir lapang mereka bertiga bertemu most wanted yang katanya ganteng-ganteng itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Villain
ФэнтезиDenia Putri. Pengusaha muda yang sukses di usia yang sangat muda, tidak hanya pintar dalam berbisnis Denia pun sangat multitalenta. Denia bisa memasak? Tentu saja, bahkan orang-orang terdekat nya selalu menilai masakan dia lebih baik daripada Chef b...