Zena dan yang lain sudah sampai di Cafe miliknya dan mereka juga sudah membereskan tempat tinggal mereka dan di buat senyaman mungkin, sementara Sean sudah kembali ke kantor karena tiba-tiba mendapat telpon dari Sekretaris nya kalau sebentar lagi ada meeting penting.
Meski sejujurnya Sean tidak ingin pergi tapi Zena mengusirnya, lagian Zena akan meeting juga. Beda nya meeting Zena ya sama pekerja nya kalau Sean kan meeting sama orang-orang penting.
Amira juga sudah memberi tau ibu nya untuk datang ke Cafe Zena dan sekarang Ibu Amira sudah ada di Cafe, merasa sudah lengkap Zena membawa mereka semua ke ruangan yang sudah di sediakan untuk pembahasan sesuatu yang serius.
Zena duduk di kursi tengah sementara yang lain duduk saling berhadapan, Zena dengan santai menyuruh mereka untuk absen.
Dimulai dari Udan."Yundan hadir!"
"Raisa hadir!"
"Amira hadir!"
"Eli hadir!"
"Mela hadir!"
"Elo hadir!"
Zena mengernyit bingung lalu bertanya."Eli sama Elo kembaran?"
"Iya," jawab mereka barengan.
"Oke, lanjut."
"Fizi hadir!"
"Oalah Fizi, Ehsan nya mana?" goda Zena.
"Ehsan hadir!" seru laki-laki di sebelah Fizi membuat Zena terkejut.
"Ini kalian? Gak kabur dari malaysia kan?"
Semua terkekeh."Nggak kak, kita emang punya nama sama kaya temen Upin-ipin. Soalnya ibu waktu hamil kita dia penggemar berat Upin-ipin jadi ya di kasih nama itu," jelas Fizi sambil tersenyum malu.
"Penggemar Upin-Ipin tapi di kasih nama Fizi-Ehsan, cem mana mak kau ini," ujar Zena pelan memancing mereka tertawa.
"Oke-oke mari kita lanjut!" sambung Zena dan berhasil menghentikan tawa mereka.
Sekarang giliran ibu Amira."Saya Hani kalian bisa panggil saya Mamah Hani."
Zena tersenyum."Selamat datang Mama Hani dan selamat karena Mama sekarang mempunyai banyak anak, kita semua akan menjadi keluarga dan tentu Mama Hani sebagai Ibunya."
"Mama dengan senang hati menerima kalian, kita semua keluarga," ucap mama Hani lembut.
"Nah, kita skip dulu pembahasan ini, sekarang kita akan membahas nama untuk Cafe," kata Zena yang mulai serius.
"Gimana kalau Cafe serba ada!" usul Udan.
"Berarti harus ada semua dong? nggak-nggak itu susah, cari yang lain," tolak Zena.
"Cafe masuk sendiri keluar berdua!" ujar Amira.
"Jadi maksud lo ini Cafe khusus buat yang jomblo gitu? terus kalau masuk sendiri pas keluar berdua berarti mereka udah nemu pacar dari Cafe kita?" tanya Zena.
Amira mengangguk semangat."Nah iya bener, Kak Zena pinter!"
"Tapi kalo gitu pendapatan kita kecil Mir, tapi kita bisa simpen dulu ide Udan sama lo dan kita bisa satuin itu nanti."
"Kak Zena gimana kalau Cafe kakak di kasih nama, Cafe berhadiah!" celetuk Ehsan.
"Cafe berhadiah? Maksudnya mereka pilih makanan yang berhadiah? Berhadiah apa? Uang? Tiket? Apa cogan?"
"Jadi, ada beberapa makanan normal. Nah, ada juga makanan yang berhadiah dan kalau mereka mau makanan berhadiah mereka harus bayar yang lebih mahal dari makanan normal, tapi ya namanya berhadiah gak selalu ada yang berhadiah tapi kalau yang menang mungkin kita bisa kasih makanan gratis atau ruang VIP," jelas Ehsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Villain
FantasyDenia Putri. Pengusaha muda yang sukses di usia yang sangat muda, tidak hanya pintar dalam berbisnis Denia pun sangat multitalenta. Denia bisa memasak? Tentu saja, bahkan orang-orang terdekat nya selalu menilai masakan dia lebih baik daripada Chef b...