C H A P T E R - 40

28.5K 5K 1.2K
                                    

Sinar matahari pagi masuk ke sela-sela kamar seorang gadis yang terlihat masih tertidur nyenyak, wajah nya yang memang sudah cantik terlihat lebih mempesona saat sinar matahari mengenai sisi wajah nya.

Bukan nya terusik gadis itu malah menarik selimut dan menghalau sinar matahari, melihat itu membuat seorang laki-laki dewasa yang luar biasa tampan terkekeh.

Laki-laki itu berjalan santai ke tempat tidur lalu mendudukkan dirinya di sisi ranjang, tangan nya terulur mengelus pipi sang gadis yang masih tertidur.

"Zena hei, Wake'up baby."Bisik nya pelan.

Zena yang mendengar suara familiar dengan berat hati membuka mata nya sedikit namun detik berikut nya mata Zena terbuka lebar, tidak hanya itu ia pun langsung duduk dan boom! Kening ia dan laki-laki itu bertabrakan.

"Awwwwww! Kening gue sakit, aduh gila kok pusing."Jerit Zena.

Laki-laki yang juga meringis langsung mengusap kening Zena dengan lembut, laki-laki itu dengan sayang mengelus nya tidak lupa sedikit modus sesekali mengecup kening Zena.

Zena yang merasa sudah baikkan langsung menatap laki-laki di depan nya kesal."Om ngapain pagi-pagi ke sini? Ya ngagetin pula."Kata Zena.

Sebelum menjawab Sean terkekeh, tangan nya menangkup pipi Zena dan tersenyum."Saya mau pamitan sama kamu."

"Om mau kemana? Kok pake pamitan segala?"

"Saya ada kerjaan di luar negri dan harus tinggal di sana cukup lama, maka nya saya mau pamitan dulu sama kamu."

"Kemana? Berapa lama?"

"Belanda, cuma dua bulan."

"DUA BULAN?!"

Mendengar teriakan Zena membuat Sean harus menutup mata nya dan agak menjauh, ia menggosok telinga sebentar dan kembali menatap Zena yang terlihat shok.

"Om bercanda? Dua bulan itu lama,ih demi apa?! Masa kita harus Ldr an."Seru Zena.

"Saya tau, maka nya saya ke sini mau ajak kamu jalan-jalan sebelum saya pergi jauh."Ujar Sean lembut.

Zena menatap Sean lama dan di mata nya ada rasa tidak ingin di tinggal tapi itu tidak bertahan karna selanjutnya air mata Zena turun tanpa permisi, melihat Zena menangis membuat Sean panik dan Sean pun langsung membawa Zena ke dalam pelukan nya.

"Kenapa kok nangis? Udah eh jangan nangis, nanti sama Ibu di sangka saya ngapa-ngapain kamu."Ucap Sean panik.

Bukan nya mereda tangis Zena malah semakin menjadi, Zena semakin menenggelamkan wajah nya di dada bidang Sean.

"Hueeee! A-aku gak bisa di giniin, a-aku gak bisa! Aaaaaaaaaa, aku gak mau di tinggal jauh, huwaaaaaaa!"

"Eh-eh kok malah makin nangis, aduh sayang udah ya jangan nangis gitu. Jangan bikin panik astaghfirullah, kalo kamu gak mau di tinggal jauh yaudah ikut aku aja ya."

Zena mendongak dengan mata dan hidung yang memerah, melihat itu Sean dibuat gemas sendiri sampai akhirnya ia pun mengecup kedua mata Zena dan juga hidung nya.

"Kok ada ya cewek yang nangis tapi bisa segemesin ini."Kata Sean sambil terkekeh.

Zena menatap Sean kesal tapi tak lama karna selanjutnya ia berkata."Om tadi panggil Aku enggak saya lagi? Bagus, udah gitu aja ya."

"Kenapa? Kamu suka kalo panggilan saya di ubah jadi aku?"

Zena mengangguk semangat."Suka, biar enggak kaku kaya kanebo kering."

Dengan senyuman sayang Sean menjawab."Gak masalah selama kamu senang."

Setelah mendapatkan jawaban positif, Zena kembali menenggelamkan wajah nya kembali. Kali ini Zena benar-benar manja, entah karna efek mau di tinggal jauh atau emang asli gitu cuma baru keluar aja.

Kind VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang