Zena sudah kembali kerumah dan hanya ada dirinya seorang, tanpa menunggu lama Zena masuk ke kamar lalu mengambil baju oblong hitam polos dan celana panjang.
Zena masuk ke kamar mandi lalu beberapa menit kemudian keluar, Zena yang memang berniat untuk membantu ibunya berjualan. Jadi, Zena dengan sigap siap-siap.
Dirasa sudah siap Zena keluar rumah dan saat akan mengunci pintu ada teriakan di belakang, Zena menoleh dan wajahnya berubah datar.
Orang yang berteriak barusan adalah Ayah Zena tapi jujur saja Zena tidak sudi memanggil nya ayah, itu terlalu menjijikan.
"Mau kemana, heh?!" teriak ayah Zena.
"Bukan urusan lo," balas Zena dan kembali mengunci pintunya lalu pergi mengabaikan keberadaan Ayahnya.
"Dasar anak sial! Gak punya sopan-santun kaya ibu lo, dasar ibu dan anak sama aja!" umpatnya.
Zena langsung berhenti saat ia mendengar ibunya di hina, tangan Zena terkepal hingga uratnya menonjol. Zena menunduk dan melihat ada batu yang cukup besar, lalu ia ambil dan tanpa balik badan langsung melempar kebelakang dan–
GOTCHA!
Tepat mengenai bibir sialannya, Zena terkekeh dan kembali berjalan meninggalkan Ayahnya yang sedang mengabsen nama saudaranya yaitu binatang.
Ibu Zena berjualan di depan sekolah SMA Jaya, SMA yang terkenal karena kebrandalan siswanya namun Prestasi nya pun cukup terkenal.
Tanpa membutuhkan waktu lama Zena sampai di warung ibunya, disana sudah ada sekelompok anak laki-laki yang sedang asik mengobrol sambil menikmati gorengan ibunya.
Zena berjalan santai dan masuk tanpa memandang mereka, salah satu dari mereka memberhentikan Zena dan memandang Zena dari atas sampai bawah membuat Zena risih.
"Mata lo mau gue colok, hah!" desis Zena kesal.
"Eh, santai-santai. Lo mau ngapain ke sini? Kayanya kita gak pernah liat lo deh, lo bukan dari SMA Jaya kan?" tanya orang itu.
"Hak gue dong mau kesini atau nggak, kok ngatur?Gue bukan dari sekolah lo, puas. Sekarang minggir jangan halangin jalan gue!"
"Ebuset galak bener. Santai aja santai, tarik nafas buang."
"Lo ngapain sih anjir?! Minggir dong minggir, lo paham bahasa manusia kan."
"Ya paham lah, lo kira gue monyet apa!"
"Mirip, mungkin lo sodaraan sama monyet."
Jawaban Zena menarik tawa mereka, sementara laki-laki yang menjadi lawan bicara Zena menatap Zena kesal.
"Kurang ajar lo, lo gak tau siapa gue?!"
Zena menunjuk dia."Lo manusia kan? Sama kok gue juga. Jadi, gak perlu di perjelas lagi, kecuali kalau lo ngaku sodaraan sama monyet. Nah, baru gue gak tau."
Mereka kembali tertawa merasa terhibur oleh jawaban Zena.
"Udah lah males gue ngomong sama lo!"
"Apalagi gue, kenal aja nggak so so an ngajak ngobrol, kena bully baru ngaku males," ujar Zena sinis lalu masuk dan sengaja menabrak bahu laki-laki itu.
Sementara laki-laki tadi merengut kesal, Namun kembali duduk di kursinya."Dia siapa sih?" tanya nya.
"Mana gue tau, gue kan bukan google," jawab salah satu dari mereka bername tag Azril.
"Ck. Garing."
"Gak ngelucu, anjir!"
"Diem lo, buang-buang nafas aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kind Villain
FantasyDenia Putri. Pengusaha muda yang sukses di usia yang sangat muda, tidak hanya pintar dalam berbisnis Denia pun sangat multitalenta. Denia bisa memasak? Tentu saja, bahkan orang-orang terdekat nya selalu menilai masakan dia lebih baik daripada Chef b...