C H A P T E R - 6

55.8K 8.6K 493
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring membuat para siswa menghela nafas lega dan bahagia akhirnya bebas dari pembelajaran yang memumetkan, membosankan dan menguras tenaganya.

Zena termasuk ke dalam siswa yang menghela nafas lega saat mendengar bel istirahat, Zena benar-benar merasa bosan apalagi mapel tadi matematika yang sangat mudah bagi Zena.

Bahkan saat itu guru matematika yang memang masih muda dan mempunyai dendam pribadi kepada Zena dengan sengaja menyuruh nya ke depan mengerjakan soal, Zena yang sudah melihat niat guru itu hanya menghela nafas kasar.

Bisa-bisa nya pemilik asli punya darah buruk sama guru nya sendiri.

Tanpa di suruh dua kali Zena pun maju ke depan dengan santai, sebelum ke depan Liam melirik nya dan akan memberi Zena kertas tapi Zena menolak nya.

Berjalan ke depan dengan malas Zena melirik guru itu sebentar lalu mengambil spidol dan membaca soal sebentar, mereka yang melihat Zena diam terkekeh mencemooh namun beberapa menit kemudian Zena menjawab semua soal yang ada di papan tulis tanpa ragu.

Setelah selesai Zena menyimpan spidol dan kembali melirik guru itu sambil menyeringai kecil.

Tanpa di suruh Zena kembali ke kursi dan membiarkan guru itu menilai nya sendiri, sementara Liam yang melihat jawaban Zena di buat terkejut dan senang.

"Gila jawaban lo bener semua! Lo pinter Zen, eh nggak bukan pinter lagi tapi jenius. Demi apa gue bisa temenan sama orang jenius!" bisik Liam semangat namun hanya dibalas senyuman malas Zena.

"Lo lebay itu soal kecil bahkan anak smp pun bisa jawab."

"Matamu kecil! Ini soal susah gila bahkan gue aja udah sering rengking satu di buat susah apalagi anak smp, ngaco lo."

"Terserah lo."

Balik ke guru itu menilai jawaban Zena awal nya guru itu meragukan namun siapa sangka semua jawaban nya benar bahkan cara penyelesaian nya lebih terlihat mudah di mengerti.

Wajah guru itu tiba-tiba memucat lalu memerah malu, malu karena telah meremehkan murid nya sendiri tanpa tau kemampuan nya yang bahkan melebihi dia sendiri.

Ayu yang melihat wajah guru memerah pun merasa senang, dia dengan lantang bertanya."Bu jawaban Flora salah semua ya? Pasti lah orang dia bodoh, so-so an isi semua soal. Cari muka nih pasti, dasar gak tau malu," seru Ayu lantang dan terdengar oleh semua siswa, sontak semua nya tertawa dan mulai mencemooh Zena namun untuk siswa yang berprestasi dan melihat jawaban nya merasa bahagia dan senang. Akhirnya mereka menemukan jawaban yang telah lama di cari tapi gak ketemu.

Namun kini Zena dengan mudah menjawab nya, apakah itu yang mereka sebut bodoh? Menjawab semua soal sulit dengan mudah?

"So-so an jawab semua soal padahal salah semua. Cih, semakin menjijikan."

"Cari muka emang, dia kira kita gak tau kalau dia bodoh mapel matematika."

"Halah paling cari sensasi biar di anggap pinter."

"Kalau gue sih pasti malu."

"Tolong sediain lubang buat dia ngubur dirinya sendiri disana saking malu nya sama jawaban nya sendiri."

"Hahahahahah! Konyol banget. Pengen terlihat pinter dengan cara isi semua soal tapi salah semua hahahahhaha."

Zena yang mendengar itu masih santai, dia hanya menunggu momen dimana guru itu berbicara dan menampar mereka semua yang bermulut sampah.

Liam yang melihat Zena yang masih santai bertanya."Lo gak marah?"

Zena melirik."Marah kenapa? Biasa aja tuh."

Kind VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang