#12 hak Alzam

65.3K 6.3K 153
                                    

Happy reading
Vote and comments guys
Thank you💗
.....

Fatimah mengambil gamisnya dan krudung segitiga syar'i nya lalu ia masuk ke dalam kamar mandi, bersiap mandi lalu menyiapkan pakaian Alzam setelah mandi.

Setelah selesai Fatimah segera menyiapkan baju yang akan di pakai Gus Alzam.

Cup

Benda lembut milik Alzam melekat pada dahi Fatimah, ia menerima kecupan manis suaminya benar benar membuat nya seperti di terbangi kupu-kupu di perutnya.Alzam melepaskan kecupannya lalu menatap mata istrinya yang kembali terbuka benar benar indah.

Fatimah menyenderkan kepalanya pada dada bidang Alzam merasakan usapan lembut dari tangan Alzam yang mengusap punggungnya sambil murojaah hafalan Al-Qur'an nya.mereka berdua baru saja melaksanakan sholat isya nya dan masih berada di sajadah nya.

Tangan Alzam mengusap perut Fatimah dan Fatimah tau itu.merasa itu adalah kode untuknya agar kini harusnya ia menyerahkan nya pada suaminya.tangan Fatimah menumpukkan di tangan Alzam yang mengusap perutnya.

"Abang...silahkan ambil hak abang sekarang,"ucap Fatimah mendongak menatap suaminya sesudah setelah hafalan suaminya sudah selesai.

"Kenapa tiba tiba ngomong gitu?"tanya Alzam pelan.

"Fatimah merasa berdosa kalau terlalu lama ngasih hak sama abang, Fatimah akan ikhlas jika Abang mengambil nya sekarang,"ucap Fatimah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alzam.

"Bener?"

"Bener abang.."

"Yasudah malam ini kita ibadah malam,"ucap Alzam kembali mencium puncak kepala Fatimah.

"Terima kasih zaujati ku,"bisik Alzam tepat di telinga Fatimah.

Alzam segera menggendong Fatimah ke kasur lalu berjongkok di depan Fatimah, menatap lekat wajah istrinya yang sangat dekat hingga merasakan hembusan nafas Fatimah.

"Ana uhibbuki Fillah ya zaujati,"bisik Alzam pelan membuat Fatimah tersenyum.

"Ahabbakilladzii ahbabtani ilahuu,"balas Fatimah melingkarkan tangannya di leher Alzam.keduanya benar benar merasakan berterbangan di langit.

"Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maa razaqtanaa."Alzam dan juga Fatimah terlebih dahulu membaca doa berhubungan bersama suami istri.

Artinya:dengan menyebut nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari gangguan setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.

Alzam menatap mata indah bola mata coklat istrinya seperti mata sang mertuanya.senyum keduanya masih terhias di sana, mereka saling menyatukan keningnya bergenggaman tangan.lalu mata keduanya terpejam hingga akhirnya malam ini adalah malam dimana Fatimah sudah menjadi istri sepenuhnya dan juga ia bukan lagi seorang gadis, ia sudah memberikan hak yang seharusnya menjadi milik suaminya.malam ini tak akan mereka lupakan karena malam ini mereka sudah saling menyatukan.


Fatimah menerima sentuhan lembut dari suaminya, Alzam benar benar bermain dengan lembut nya menuntun Fatimah dengan lembut hingga Fatimah tidak merasa terlalu kecapekan.

(Ya Allah kebablasan katanya:')

◽◽◽

03.00 AM
Friday, July 2, 2021

Alzam terbangun melihat kesamping, istrinya yang masih tertidur pulas perlahan Alzam mengecup lembut kening Fatimah lalu mengusap pipi Fatimah.

Setelah itu ia segera bangkit dari tidurnya memakai kembali sarung dan baju kaosnya lalu bersiap untuk mandi khusus.setelah mandi ia membangunkan Fatimah, menggendong nya masuk ke dalam kamar mandi menyiapkan pakaian yang selalu di pakai Fatimah di hari libur hanya dengan gamis hitam dan juga Khimar yang senada dengan bajunya seperti biasa ia pakai di rumah dan maupun di luar.

Kini keduanya melaksanakan sholat tahajud bersama, membaca Al Qur'an dan bersiap ke masjid untuk sholat subuh berjamaah dengan para santri santri yang sudah menjadi kebiasaan Alzam setiap shalat 5 waktu ia ke masjid bergabung dengan santri santri lain.

Setelah sholat berjamaah Fatimah memasakkan sarapan untuk Alzam dan juga Nayla dan Faqih.Faqih jarang berada di ndalem dia memilih sering di asramanya, dia juga tak kalah tampan dengan abangnya.sifatnya 11 12 seperti batu es tapi Faqih lebih lebih batu es! Dia seumuran dengan Fajri adik Fatimah.Faqih baru ke ndalem kalau di panggil oleh abi dan umi nya.

Pertanyaan nya dimana Acila? Dia ikut dengan bu nyai dan pak kyai disana dia ketemu dengan neneknya yang sedang berada di pesantren dimana tempat pak kyai Abdul di undang ke sana.

Alzam berjalan ke arah Fatimah memeluk tubuh ramping istrinya, menghirup wangi strawberry dari wangi badan Fatimah.

"Semoga Allah SWT memberikan kita titipan malaikat kecil kita di sini,"bisik Alzam sambil mengelus perut Fatimah, Fatimah merona di buatnya.Fatimah membalikkan badannya lalu memeluk leher suaminya walaupun ia harus berjinjit terlebih dahulu agar ia bisa menyembunyikan wajahnya di bahu Alzam.

"Saya sedaritadi memikirkan nantinya ada malaikat kecil yang berlari ke arah saya sambil memanggil saya abi,"bisik Alzam membuat Fatimah tambah merona.

"Ya humairah.."Bisik Alzam melihat betapa merahnya kedua pipi istrinya.

"Ck ck ck! Mesra sekali di pagi hari ini,"tiba tiba Nayla datang dengan tertawa melihat abangnya dan istrinya bersemesraan di dapur.Alzam dan Fatimah yang kaget segera menatap ke arah meja mendapati wajah Nayla yang tersenyum manis menatap mereka berdua.

"Waalaikumusalam!"Alzam segera melepaskan pelukannya lalu berjalan ke adik bungsunya walaupun ia sedikit ikut menyindirnya

"Hehe lupa abang ganteng, assalamualaikum ustadz, mbak."ucap Nayla tersenyum menatap keduanya.

"Waalaikumusalam!"

"Faqih mana dek?"tanya Alzam melihat Fatimah yang mengambilkan nya nasi dan lauknya.

"Oh bang Faqih dia masih di dalam kamarnya lagi murojaah katanya,"ucap Nayla ikut mengambil nasi dan lauk pauknya.Alzam hanya mengangguk tanpa menatap adiknya.

"Setelah makan, panggil abang ya dek."ucap Fatimah tersenyum menatap Nayla yang dengan lahap memakan makanannya.

"Oke siap mbak cantikku,"ucap Nayla tertawa begitu juga dengan Fatimah yang terkekeh.

"Tau nggak mbak anak kamar di lorong asrama Nayla pada potek pas denger abang Alzam nikah sampai sampai mereka naril narik Nayla ampe hampir jatuh masa,"ucap Nayla tertawa begitu ia mengingat wajah teman teman se asramanya sampai ada yang menangis.

"Segitu tampannya kah abang Nayla ini?"ucap Nayla menggoda Alzam menaik turunkan alisnya menatap ke abangnya yang tersenyum melihatnya.

GUS ALZAMKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang