Happy reading
Vote and comments guys
Thank you💗
.....Subuhnya Fatimah terbangun merasa Dada nya berat ketika ia membuka matanya ia sudah melihat tangan alzam bertengger di dadanya segera ia mengangkat tangan suaminya sebelum hal yang tak di inginkan terjadi, bagaimana tidak Fatimah tertidur selalu melepaskan bra nya.
Alzam tersenyum ketika mengetahui Fatimah melepaskan tangannya padahal dirinya sudah berpuasa 7 bulan lebih sama sekali tak ada jatah nya.
Fatimah malah memeluk nya padahal Alzam sedang tak memakai baju, kedua milik Fatimah sangat terasa di dada bidangnya.Alzam menghela nafasnya dirinya harus menahan beberapa bulan lagi agar bisa kembali melakukan ibadah malamnya bersama Fatimah.
"Abang bangun.."Fatimah membangunkan Alzam tapi malah dirinya yang masih memejamkan matanya.
"Udah daritadi sayang"bisik Alzam dengan suara khas bangun tidurnya.
Alzam memeluk istrinya menenggelamkan wajahnya di dada Fatimah, di saat itu juga Fatimah mematung tak bisa bergerak akibat perlakuan Alzam.
"Empuk sekali ya Allah"gumam Alzam langsung mendapat pukulan keras di bahu nya.
"Auh!Sakit! Yang!"pekik Alzam mengusap bahunya sudah tidak pakai baju dapat pukulan keras lagi pedis nya bukan main tabokan para perempuan memang pedis pedis sadis.
"Cepat mandi terus sholat!"ucap Fatimah kesal.
"Mandi bareng yuk!"ucap Alzam sangat antusias hingga Fatimah tak tega menolak nya.
Mereka berdua akhirnya mandi berdua.tapi Alzam harus menahan dirinya ia harus ingat istrinya sedang hamil.
Setelah memakai baju nya dirinya pergi membantu umi Ami memasak untuk sarapan. Lalu kembali ke kamarnya melihat suaminya belum juga memakai bajunya dirinya menghampiri suaminya berdiri di depan nya.
"Kenapa belum pakai baju nya? "Ucap Fatimah mengusap rambut Alzam yang basah.
"Nanti..aku masih kangen sama anakku sayang"ucap Alzam mengusap perut Fatimah yang sdah membesar
"Oh jadi aku nya nggak gitu?"ucap Fatimah pelan
"Nggak gitu ih! Aku juga kangen sama istriku"ucap Alzam berdiri memeluk Fatimah erat.
Fatimah teringat ucapan Maira yang pemuda yang di kirim ke Tarim menikah hampir seluruhnya.
"Abang..duakan Fatimah?"tanya Fatimah menatap lekat mata Alzam
"Abang nggak duakan Fatimah, siapa yang bilang abang duakan Fatimah?"ucap Alzam mengusap pipi Fatimah
"Fatim takut abang ikut nikah di sana"guman Fatimah memegang pinggang Alzam
"Abang nggak mungkin inkar janji sayang"bisik Alzam tersenyum melihat wajah istrinya yang cemburu.
"Badan kamu kok nggak gembul sih sayang? Padahal bumil yang lain malah gembul?"ucap Alzam menyembunyikan wajahnya di pundak Fatimah.
"Karna aku jaga badan sayang biar badan tetap ideal"ucap fatimah pelan sambil mengusap punggung Alzam.
"Mas harus ke cafe dulu ada hal penting di sana"ucap Alzam mengusap pipi Fatimah.
"Beliin ketoprak 1 bakso 1 nasi goreng 1 sama jus alpukat 2"ucap Fatimah santai, Alzam yang mendengar itu hanya bisa terbengong mendengar ucapan Fatimah.
"K-kamu nggak kenyang sayang makan segitu banyaknya? "Tanya Alzam masih terkejut mengingat pesanan Fatimah.
"Nggak lah! Kita kan makan bersama"ucap Fatimah dengan santai, Alzam hanya bisa mengelus dada nya Sabar.
"Baiklah tuan putri yang sangat pangeran sayangi"bisik Alzam di telinga Fatimah, senyumnya mengembang.
Setelah Alzam pergi, dirinya segera turun ke dapur untuk membersihkan ndalem bersama Nayla dan beberapa santri yang bertugas untuk membantu bu nyai bersih bersih ndalem.
"Ustadzah Fatim, istirahat aja ya nanti dedeknya kecapean lagi"ucap salahsatu santri di sana.
"Nggakpapa kok lanjut aja biar ustadzah bantu"ucap Fatimah tersenyum ramah menatap semua santri di sana.
◽◽◽
Sorenya Maira datang dan keadaan ndalem sepi hanya ada Fatimah saja ntah Nayla sudah kembali ke asrama atau tidak, sedangkan umi dan abi sedang menghadiri acara di salah satu pernikahan anak sahabat pak kyai Abdul.
"Fatim izinkan saya menjadi yang ke 2 atau..."
"Atau apa?"
"Atau...anak kamu saya hilangkan selamanya!"
"Astaghfirullah ya Allah..."batin Fatimah hanya bisa beristighfar.
"Silahkan kamu pilih"Maira tersenyum remeh melihat wajah panas Fatimah.
"Saya tidak ingin memilih keduanya! Saya tidak akan membagi Gus Alzam, Camkan itu!"bentak Fatimah matanya sudah berair menahan tangisnya.
"Oke! Anak kamu akan menjadi korbannya! Kamu tidak tau perasaan saya lebih dulu terhadap gus Alzam tapi semenjak kamu datang! Gus Alzam selalu menghindari saya mulai dari sosmed semuanya dia blokir saya! Karena karna kamu Fatimah!"triak Maira kini dia juga menangis dan tersenyum miring, dia benar benar seperti orang kesetanan sekarang tapi bukan Fatimah namanya jika takut dengan si Maira.
Plak!
"Istighfar! Anak saya tidak ada salahnya dengan percintaan anda! Anda sendiri yang menaruh perasaan pada suami saya!"balas Fatimah lirih hatinya benar benar hancur ketika anaknya menjadi sasaran Maira.
"Lihat saja suamimu akan menjadi milikku selamanya!"batin Maira sebelum pergi dari ndalem.
Tanpa mereka sadari, sepasang mata sudah menatap keduanya sedaritadi dan dia merekam pertengkaran keduanya.
Fatimah terduduk lemas di kursi dan memegang perutnya yang membesar, ia pusing memikirkan rencana sialan Maira dia tidak ingin membagikan sebagian cinta nya pada wanita lain dan di satu sisi dia tidak ingin anaknya menjadi korban rencana bejat Maira.
"Ya Allah..."
Fatimah terus menangis hingga ia tertidur di sofa ruang tamu dengan air mata mengering di pipi mulusnya.Alzam yang melihat istrinya tertidur di sofa segera membawa nya ke dalam kamar menyelimuti nya dan mengganti bajunya dan dia harus menahan dirinya agar tidak menerkam istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ALZAMKU
Ficção Geral[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA] •Belum terevisi 🏷️:Judul lama: suamiku seorang gus tampan. 🏷️:Judul baru:GUS ALZAM 📍:MASIH ADA KATA PERKATA YG KURANG TEPAT/SALAH. 📍: DIALOG TAGNYA MASIH BERANTAKAN. [N]di harapkan memencet bintang di pojok...