#19 keberangkatan Alzam

44.1K 4.6K 28
                                    

Happy reading
Vote and comments guys
Thank you💗
.....

Hari ini adalah di mana Alzam berangkat ke Tarim, Fatimah selalu menangis ketika ingin tidur tetapi Alzam memberikan nya semangat membuat nya sedikit demi sedikit merasa tenang.dan juga kini perut Fatimah juga sudah sedikit membuncit.

"Abang..hiks! Fatim nggak bisa di tinggal abang.."ucap Fatimah dengan susah payah ia benar benar merasakan sesak.

"Sayang..abang nggak tinggalin Fatim! Abang janji abang akan menemani Fatim untuk lahiran abang janji!"bisik Alzam menguatkan istrinya tapi di balik menguatkan istrinya dia juga sama sama tak bisa meninggalkan istrinya dan anaknya tapi harus bagaimana lagi.

Alzam kini menunggu pesawat nya tiba. ia selalu berdoa agar ia bisa menemani istrinya lahiran nanti ia selalu ingin melihat wajah anaknya nantinya dimana ia yang akan meng Adzan kan anaknya sendiri.

Alzam terus memeluk istrinya yang menangis, mengusap punggung nya agar tenang.Fatimah mengeratkan pelukannya, pelukan ini harus ia rindukan beberapa bulan ke depan.

"Alzam kita sudah akan berangkat bersiap lah!"ucap Gus Amir yang juga akan pergi ke Tarim.

Alzam melepaskan pelukannya tapi Tangan Fatimah masih melingkar di pinggang nya. Alzam sangat sedih melihat wajah istrinya yang di penuhi dengan air mata, tangannya ter ulur mengusap air mata istrinya.

Cup!

Cup!

Alzam mengecup bibir tipis Fatimah lalu mengusap kepala Fatimah memeluknya sekali lagi lalu berjongkok di depan perut buncit istrinya.

"Abi pergi sayang..jaga umi ya"ucap Alzam pelan mencium mengusap perut Fatimah.Fatimah hanya bisa menangis melihat hal itu.

Alzam mencium kedua orangtuanya lalu mertuanya dan adiknya, Nayla. Nayla juga ikut menangis ditinggalkan abangnya lagi.

"Jagain mbak sama abi umi ya dek"bisik Alzam memeluk erat adik kecilnya laku mencium pipi adiknya.

"Jagain abi,umi,Nayla dan mbak mu"bisik Alzam memeluk adik lelakinya, Faqih mengangguk pelan mengerti.

"Cepat pulang ya nak,"ucap umi Ami memeluk kembali putranya.

"Iya umi insyAllah."

Alzam kembali melihat istrinya yang semakin menangis, segera ia menarik pelan kembali istri ke dalam pelukannya.ia benar benar sudah menangis matanya memerah mengeluarkan cairan bening dari matanya, ia kembali mengecup seluruh wajah istrinya lalu ber lari menjauh dari sana.

Ami dan Aidar segera memeluk Fatimah berusaha menguatkan anaknya yang sudah sangat merasakan sakit ketika harus berjauhan dari belahan jiwa nya.

Kini Alzam sudah duduk di kursi pesawat, air matanya lolos begitu saja ketika melihat wallpaper hpnya yang dimana foto Fatimah yang sedang tersenyum manis. Alzam beristighfar berusaha menenangkan diri nya sendiri, ia memakai kacamata hitamnya ia tak mau ada yang melihat nya menangis.

Pesawat miliknya sudah berangkat meninggalkan kota Bandung, Fatimah melihat pesawat yang di tumpangi suaminya yang terbang di atasnya air matanya kembali lolos ia harus berpisah dengan suaminya beberapa bulan ke depan.

◽◽◽

Kini Fatimah sudah berada di ndalem dan sudah berada di kamarnya merebahkan tubuhnya, wangi tubuh Alzam masih tercium di sampingnya. Fatimah memegang kedua matanya agar ia tak kembali menangis, sekarang ia ingin merasakan pelukan hangat dari suaminya ia benar benar rindu sekarang.

Air matanya kembali lolos melewati pelipis nya, ia mengusap perutnya yang membuncit.

"Umi merindukan abi kamu sayang,"ucap Fatimah dengan lirih mengusap perutnya terus hingga ia merasa tenang sekarang.

Fatimah terlebih dahulu mandi lalu bersiap untuk sholat Maghrib karena sudah memasuki waktu Maghrib. Fatimah melebarkan sajadahnya lalu sholat, ia kembali menangis. Setelah sholat Fatimah kembali membaca Al-Qur'an nya agar hafalannya tidak hilang dari kepala nya karena jika hafalannya tidak di jaga maka akan menjadi dosa.

Setelah itu Fatimah pergi membantu umi Ami memasak di dapur bersama umi nya. menyiapkan semua makanan lalu makan bersama tanpa suami nya berusaha ia menahan air matanya agar tak keluar.

Setelah makan Fatimah dan umi Ami dan umi nya membersihkan dapur lalu mencuci semua piring sesekali kedua umi nya memberikan nya semangat.

"Besok abi yang pergi bersama abi Ahmad"ucap Umi ami pelan. Fatimah kembali meloloskan air matanya besok ia harus di tinggalkan lagi oleh ke 2 abi nya benar benar membuat nya sedih saja orang terdekat nya semua sibuk.

Sekarang Fatimah sudah berada di kamar nya merebahkan tubuhnya. Ia sudah melaksanakan sholat isya nya ketika selesai membaca Al-Qur'an bertepatan dengan adzan tiba.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Fatimah segera merebahkan tubuhnya lalu mengambil guling yang berada di samping nya.

Fatimah memeluk bantal guling menganggap Alzam sedang tertidur di sebelahnya tanpa sadar air matanya kembali lolos melewati pelipis nya.Fatimah kini sudah terlelap dan kini ia sudah berada di mimpinya.

Sedangkan

alzam kini menatap langit-langit kamarnya memikirkan istrinya. Ia membuka hpnya melihat terus wajah istrinya yang sangat ia rindukan.Alzam bersiap menunggu adzan isya malam ini ia akan pergi bertemu ulama besar di sana bersama 20 pendakwah dari Indonesia.

Alzam memakai gamis putih panjang nya lalu surbannya yang terlilit di kepalanya menambah ketampanan di wajahnya.Alzam mengambil jam tangannya lalu memakainya bersiap kembali berkumpul bersama menunggu adzan isya tiba.

◽◽◽◽

GUS ALZAMKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang