#13 poligami?

63.6K 6K 158
                                    

Happy reading
Vote and comments guys
Thank you💗
.....

"Jelaslah abang kamu ini tampannya masyaAllah jangan di ragukan lagi,"ucap Alzam dengan pd nya.

"Tapi Faqih yang lebih ganteng,"tiba tiba Faqih datang dengan sedikit pd nya.

"Iya ya abang Al udah tua kan udah keriput nah sedangkan bang Faqih masih kencang kulit wajahnya,"ucap Nayla asal ceplas ceplos membuat Fatimah terkekeh menggelengkan kepalanya.

"Sayang.."adu Alzam menatap istrinya.Fatimah hanya terkekeh geli lalu mengusap rambut belakang Alzam.

"Abang masih muda buktinya abang masih di sukain orang orang,"ucap Alzam membela dirinya.

"Sudah sudah lanjut makan nggak boleh bicara Sambil makan,"ucap Fatimah melerai kedua adik kakak tersebut.

◽◽◽

Fatimah segera membersihkan ndalem bersama Nayla, untungnya hari ini adalah hari libur para santri, dan mereka akan kembali lagi di hari senin.Fatimah mulai menyapu dan mengepel sedangkan Nayla membersihkan dapur dan mengelap semua mejaa dan lemari hingga akhirnya mereka selesai di jam 9 pagi.

Fatimah kembali ke kamarnya mendapati Alzam yang tengah duduk di sisi ranjang sambil membaca buku dakwah yang ia beli di salahsatu sahabat yang juga adalah seorang dakwah sama seperti nya.Fatimah ikut duduk di samping Alzam lalu menyandarkan kepalanya di bahu Alzam.

"Kenapa sayang?"tanya Alzam mengelus puncak kepala Fatimah.

"Nggak ada,"jawab Fatimah menidurkan dirinya ke belakang.

Alzam menaruh kembali buku nya lalu ikut merebahkan badannya di samping Fatimah sambil menatap langit langit kamarnya.Fatimah tiba tiba melingkarkan tangannya di perut Alzam lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Alzam.

Tiba tiba terlintas di pikiran nya, Ustadzah Aliya yang mempunyai perasaan para suami nya.Fatimah benar benar merasa cemburu sekarang.

"kalau abang di cintai wanita selain umi dan Fatim bagaimana?"tanya Fatimah mengeratkan pelukannya.pertanyaan Fatimah sedikit membuat Alzam bingung.

"Nggak masalah karena mereka punya hak untuk mencintai abang,"jelasnya pada Fatimah yang mengernyitkan dahinya bingung.

"Nggak paham,"ucap Fatim pelan membuat Alzam terkekeh.

"Begini, abang tidak masalah kalau ada seseorang yang mencintai abang tapi kalau dirinya ingin mendekatkan diri nya pada abang sudah tidak bisa, karena seluruh cinta abang ada pada Fatimah dan umi. jadi cinta abang sudah tidak ada sisanya untuk si wanita yang menyukai abang,"jelasnya lagi dengan menatap Fatimah yang bersembunyi di ceruk lehernya.

"Fatim takut abang akan poligami,"gumam Fatimah matanya berkaca-kaca ia paling takut perasaan suaminya terbagi dua dengan wanita lain.

"Abang nggak akan berpoligami sayang..abang akan mengucapkan ijab kabul hanya sekali, hanya pada diri Fatim,"bisik Alzam mengeratkan pelukannya.dia tau istrinya sangat takut terbagi.

"Jangan tinggalin Fatim ya,"gumam Fatimah sudah meneteskan air matanya.

"Tidak akan sayang!"Alzam menyatukan keningnya dengan kening Fatimah menatap mata istrinya yang sudah memerahm

"Abang hanya milik Fatim,"ucap Alzam kembali memeluk Fatimah.

Fatimah menangis di pelukan hangat Alzam, Alzam terus mengelus punggung Fatimah merasakan betapa takutnya ia ditinggalkan olehnya.Alzam menenggelamkan wajahnya di bahu Fatimah.

Tak lama Alzam sudah tak mendengar tangis Fatimah, perlahan Alzam menatap istrinya yang sudah terlelap tidur senyum Alzam terbit melihat mata sembab istrinya hidung nya yang memerah akibat menangis air matanya yang mengering di pipinya.

"Abang tetap milik Fatim sayang, kamu wanita pertama yang merebut hati abang,"bisik Alzam mencium pipi Fatimah dengan lama sambil mengelus punggung Fatimah.

"Abang minta maaf belum bisa membahagiakan kamu sayang,"lanjut Alzam menciumi pipi Fatimah.

Se jam mereka berpelukan, Alzam melepas perlahan pelukannya lalu mengambil Al-Qur'an nya membacanya sambil mengelus perut Fatimah.

Fatimah tiba tiba terbangun merasakan ada yang mengelus perutnya sedari tadi, saat mendongak ia melihat suaminya, senyumnya terbit ketika mendengar lantunan ayat suci Al-Quran.

◽◽◽

Beberapa Minggu kemudian

sekarang ini Fatimah sedang berada di dapur membantu Nayla memasak untuk makan Malam nanti, mereka berdua hanya memasak cumi asin dan daging tumis lada hitam dan juga sop ayam bihun.lalu mereka membersihkan dirinya terlebih dahulu dan bersiap berangkat ke masjid.

Setelah melaksanakan sholat Maghrib, Fatimah dan Nayla kembali ke ndalem lalu kembali menyusun piring menunggu Faqih dan Alzam datang bersiap untuk makan.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumusalam!"

Fatimah mengambilkan nasi dan lauk untuk Alzam. Tiba tiba saja Fatimah memegang perutnya lalu berlari ke kamar mandi membuat semua orang disana khawatir.

Huek!

Huek!

Huek!

Huek!

Alzam dengan cepat memijat kembali leher Fatimah yang masih muntah, tapi anehnya Fatimah hanya memuntahkan cairan bening.

Alzam bingung istrinya kenapa tapi Fatimah hanya bilang ia masuk angin.

Faqih dan juga Nayla menyusul Fatimah dan Alzam menatap khawatir pada Fatimah yang masih muntah.tapi Alzam menyuruh nya makan duluan, segera mereka berdua makan dengan diam.

Fatimah kini sudah berkumur kembali, ia kembali memeluk suaminya ia benar benar lemas sekarang kepalanya pusing perutnya tiba tiba saja seperti ada yang mengganjal tapi pikiran negatifnya ia buang jauh jauh.

Alzam membawa Fatimah ke kamarnya lalu menidurkan nya kembali memberikan minyak telon ke perut Fatimah, dan kembali ke meja makan mengambilkan makanan untuk Fatimah.

"Makan sayang.."ucap Alzam dengan sabar sedaritadi ia sudah mengangkat sendok ke depan mulut Fatimah tapi Fatim terus menggeleng tak mau menerima makanan.

Alzam menghela nafasnya menaruh piring nya di meja lalu menatap Fatimah dalam, tangan Alzam terulur memeluk Fatimah.Fatimah menangis di pelukan Alzam ntah kenapa hari ini ia begitu cengeng sekarang ia juga bingung ia terus merasa sedih.Alzam melepaskan pelukannya lalu mengambil piring nya lagi.

"Makan ya sayang,"ucap Alzam dengan lirih, melihat itu Fatimah menganggukkan kepalanya dengan pelan, Fatimah segera memakan suapan daru suaminya.

Alzam kembali kedapur mengambilkan air minum untuk Fatimah dan mengambil piring nya, memakannya di kamar sambil menemani Fatimah yang terus menangis.Alzam dengan sabarnya mengelus kepala Fatimah sambil memakan makanannya hingga habis.

Alzam mencuci semua piring kotor lalu kembali ke kamarnya melihat Fatimah masih saja menangis menatap langit langit kamar, segera ia menyusul ke Fatimah dan duduk kembali ke samping Fatimah menatap wanitanya yang menangis entah menangisi apa.

GUS ALZAMKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang