Happy reading
Vote and comments guys
Thank you💗
......Hari ini seluruh santri putra dan putri di kumpulkan di lapangan, atas keinginan ustadz Yusuf. bukan ingin mempermalukan tapi agar santri dan ustadzah hukuman nya sama setiap ada seseorang yang melanggar aturan di dalam pesantren hukuman nya tetap sama mau itu adalah anak kyai atau apa tetap saja harus tetap di hukum karena sudah menjadi kebiasaan di pesantren ini. para santri yang sengaja memegang tangan yang bukan mahramnya hukuman nya akan di cambuk pada punggungnya dengan rotan. pelaku dengan korban sama sama di hukum karena mereka sudah bersentuhan kulit.
Alzam sudah berdiri di tengah teriknya matahari, ia kemudian berjongkok di tengah lapangan di saksikan oleh para santri dan juga orangtuanya dan istrinya.lalu ustadzah Aliya ikut beridri berjarak 2 meter dengan Gus Alzam.
Fatimah kini sudah menangis melihat suaminya yang akan di hukum, umi hanya bisa memeluk menantunya itu."Pasti kalian sudah tau apa yang sudah di lakukan Ustadzah Aliya kepada Gus Alzam! Ustadzah Aliya yang dulunya adalah seorang pengurus ketertiban para santri malah ia adalah pelanggarnya, dia yang sangat mengetahui peraturan malah melanggar nya sendiri. maka saya akan memberikan nya hukuman 50 cambukan bersama Gus Cambukan ini belum sebanding dengan Cambukan di neraka di sana akan di pukul dan di lemparkan di dalam lava yang begitu panas! Maka sekarang jangan pernah berani berani melakukan hal yang di luar batas!tidak peduli salah atau tidak ini sudah menjadi konsekuensi pesantren!"ucap ustadz Yusuf mulai bersiap melayangkan rotan di tangannya.
Para santri menatap iba Gusnya, tapi sudah menjadi kebijakan pesantren pelaku maupun korban pelanggar aturan akan di hukum bersama.
ctakk!
ctakk!
ctakk!
Ctakk!
Ustadzah Aliya merasakan betapa sakit nya para santri yang sudah merasakan rotan panas mengenai punggungnya, ia baru menyadari kesalahannya sekarang ia benar benar menyesal sekarang.sedangkan Alzam menatap istrinya dengan senyumnya membuat Fatimah kembali menangis.
"Gus.."
"Semua gara gara ustadzah Aliya!"
"Kasian banget ustadzah Fatim.."
"Pengen peluk ustadzah Fatim.."
"Hiks.. ustadz!"
Para santri melihat nya saja sangat sakit apalagi merasakan rotan panas itu mengenai punggungnya.
Kini sudah tak terhitung jumlah cambukan nya, ustadzah Aliya sudah lemas di tempat nya sedangkan Alzam masih setia dengan senyumnya walaupun sedikit merasakan nyeri dan panas menyatu semua pada punggung nya.
Fatimah yang tak tahan melihat nya segera berlari menahan rotan yang bersiap kembali memukul keduanya.ustadz Yusuf terkejut melihat Fatimah yang menahan rotan nya.Fatimah memeluk suaminya menangis di pelukannya ia benar benar sakit melihat suaminya yang sudah di cambuk berpuluh-puluhan kali.semua santri merasa sedih ketika melihat ustadzah Fatim memeluk Gus Alzam.
"Abang!hiks!"
"Sudah sayang abang nggakpapa,"bisik Alzam mengusap punggung istrinya.
Fatimah menatap Ustadzah Aliya yang kini sudah terduduk lemas di sana, segera ia berjalan ke arah nya lalu memeluknya erat.tangisan ustadzah Aliya pecah! Ia benar benar merasa sangat sangat menyesal ia pikir Fatimah akan memukulnya lagi tapi itu sangat berbanding terbalik malah ia di peluk erat olehnya perasaan menyesalnya begitu sangat besar.
Para santri kaget ketika melihat ustadzah Fatim malah memeluk ustadzah Aliya yang dimana ustadzah Aliya yang menyentuh suaminya.para santri merasa salut terhadap ustadzah Fatim ia begitu baik memaafkan ustadzah Aliya. Memang pantas ustadzah Fatim mendapatkan Gus Alzam.
"Maaf ustadzah Fatim!"ucap ustadzah Aliya dengan lirih.
"Sudah, sudah Fatim maafkan,"balas Fatimah ia memanggil para santri yang bertugas sebagai PMR menyuruh mengangkat badan lemas Ustadzah Aliya.
Fatimah kembali ke suaminya mengusap rahang tegas suaminya menatap nya lekat, air matanya kembali turun mengingat rotan panas itu memukul punggung suaminya.
Ustadzah Yusuf mengembalikan rotan nya. Pak kyai berjalan ke arahnya lalu memegang pundak nya.
"Kamu sudah menjaga pesantren ini dengan baik Yusuf melakukan hukum tudak memandang gelar siapa orang itu, di pastikan tidak ada lagi yang akan melanggar peraturan nya,"ucap pak kyai di angguki Ustadz Yusuf.
Fatimah membawa Alzam kembali ke ndalem dan mengobatinya.
Alzam menatap lekat istrinya yang terus menangis.Alzam kemudian membuka bajunya ketika tangis Fatimah mereda.Fatimah membuka obat nya lalu menyuruh Alzam membalik tubuh nya, Fatimah kembali menangis ketika melihat bekas rotan di punggung suaminya.
"Abang nggakpapa sayang"ucap Alzam pelan.
"Nggakpapa gimana?! Punggung kamu merah sayang!"ucap Fatimah dengan kesal, ia dengan hati hati mengoleskan obat pada luka Alzam.
Setelah merasa selesai Alzam membalikkan kembali dirinya ke depan Fatimah lalu memeluk erat Fatimah.Alzam benar benar Melihat Fatimah sangat khawatir dengan nya.
"Abang nggakpapa beneran,"bisik Alzam mengusap punggung Fatimah.
"Bohong!"ucap Fatimah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alzam
"Beneran luka Abang tidak ada rasanya,"Alzam berbohong tentunya.
"Jangan bohong ih! Fatim tau itu sakit kan"ucap Fatimah menatap Alzam
Alzam tersenyum melihat wajah Fatim, tangan nya terangkat mengusap air mata Fatimah.Alzam bergerak mencium pipi Fatimah.
"Abang..hiks!"
"Yah kok nangis lagi,"gumam Alzam memeluk Kembali Fatimah.
"Besok umi sama abi mau kesini"ucap Alzam pelan di angguki Fatimah.
"Jangan tinggalin Fatim.."gumam Fatimah bersender di dada bidang Alzam.
"Abang nggak akan tinggalin Fatim,"ucap Alzam mencium puncak kepala Fatimah.
"Janji ya.."ucap Fatimah menatap Alzam dan di angguki olehnya.
"Bumil lagi manja,"bisik Alzam tersenyum melihat tingkah Fatimah yang benar benar membuat nya gemas.
"Biarin! Anak kamu juga ini!"Alzam terkekeh pelan mendengar balasan istrinya.
Siangnya Alzam melihat tubuhnya di kaca terlihat badan atletis nya yang berbentuk lengkap dengan kulit putihnya yang sangat cerah.ia membalikkan badannya terlihat bekas cambukan rotan merah di sana.
Fatimah keluar dari kamar mandi melihat suaminya yang berdiri di depan kaca melihat bekas cambuk tadi pagi.
"Nggak usah pakai baju dulu ya bang kalau ada yang mau di ambil di luar biar Fatim yang ambilkan,"ucap Fatimah menutup kembali pintu kamar mandi.
"Jangan lama lama di dalam sana nak, ayo murojaah bareng abi sama umi"ucap Alzam tiba tiba mencium perut Fatimah.Fatimah tersenyum teduh melihat hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
GUS ALZAMKU
Genel Kurgu[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA] •Belum terevisi 🏷️:Judul lama: suamiku seorang gus tampan. 🏷️:Judul baru:GUS ALZAM 📍:MASIH ADA KATA PERKATA YG KURANG TEPAT/SALAH. 📍: DIALOG TAGNYA MASIH BERANTAKAN. [N]di harapkan memencet bintang di pojok...