8

4.3K 374 4
                                    

Happy Reading

Tinn

Brakk

Suara dentuman keras itu membuat atensi semua orang berpusat pada mobil dan truk yang bertubrukan.  Asap dari mobil sport hitam mulai keluar dari dalam mesin. Semua orang yang melihat kejadian tersebut langsung menghubungi polisi agar segera menolong korban.

Dua pemuda kini sudah berada di dalam mobil ambulans. Selang oksigen dan infus telah terpasang sempurna. Mobil ambulans langsung segera berjalan membawa korban-korban itu.

Addison Hospital

Setelah pihak rumah sakit tahu ternyata korban kecelakaan adalah tuan muda mereka, dengan sigap mereka langsung melakukan tindakan medis terbaik.

Dilain tempat, Archen bingung atas kepergian dari Sandy. Begitu pentingnya setelah menerima telpon Sandy segera pergi meninggalkan Archen yang telah terkapar lemas di lantai.

Para maid termasuk bik Rumi, membantu Archen untuk bangun dan segera menuntun pemuda itu kedalam kamarnya.

Setelah sampai di dalam kamarnya, bik Rumi mengambil kotak p3k untuk mengobati luka Archen "bibik minta maaf ya aden, karena bibik tidak bisa melindungi aden," ujar bik Rumi lirih sedih.

Archen tersenyum, pemuda itu menganbil salah satu tangan bik Rumi dan menggenggamnya dengan lembut "bukan salah bibik kok, ini udah biasa bagi Archen," jawab Archen.

"Tapi bibik merasa bersalah karena tidak bisa berpihak pada aden."

Archen menggeleng "bibik nggak usah merasa bersalah, Archen sudah merasa bersyukur karena bibik sudah mau perhatian sama Archen."

"Yasudah sini bibik obatin luka aden ya," Archen mengangguk.

"Bik," panggil Archen.

"Iya, aden mau bibik ambilkan apa?"

Archen menggeleng "kenapa waktu Archen pulang, papah udah emosi ya bik? Apa ada masalah?"

Bik Rumi menghela nafas "iya aden."

Archen memicingkan sebelah alisnya "masalah apa bik?"

"Den Varo sama den Gavin belum pulang sampai sekarang," ucap bik Rumi.

Archen tercengang, bukanya di sekolah dia lihat Varo sama Gavin sudah keluar ya. Terus kenapa bik Rumi bilang belum pulang "udah telpon teman-teman mereka bik?"

Bik Rumi hanya mengangguk. Archen berpikir sebentar, lebih baik dia menemui teman-teman Varo dan Gavin untuk menanyakan hal ini.

"Bik udah obatinya, Archen pergi dulu yah. Ada urusan," ucap Archen kemudian berlari kearah pintu.

"Eh den tapi-" ucapan bik Rumi terpotong karena Archen telah hilang ditelan pintu. Bik Rumi menggeleng pasrah, anak jaman sekarang.

***

Motor Archen berhenti di depan mansion mewah. Dia segera melepas helm fullface dan turun dari motornya. Mansion Gio adalah satu orang yang di kunjungi Archen pertama kali.

Ting tung

Archen menekan bel mansion Gio, tidak berselang lama wanita paruh baya berjalan membukakan pintu "iya sebentar."

Ceklek

"Ada yang bisa saya bantu," Archen melihat wanita itu dengan mata meneliti. Oh sepertinya dia pembantu di mansion Gio.

"Gio nya ada bik?" Tanya Archen.

"Den Gio, ada sebentar saya panggilkan. Silahkan masuk aden," Archen masuk menunggu Gio di ruang tamu.

Boys of Transmigation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang