Happy Reading
Bel tanda pulang berbunyi, kini Archen dkk segera menuju parkiran dimana motor mereka berada. Archen mengambil kunci motornya pada saku seragamnya.
"Chen ada yang mau kita omongin sama lo," ujar Devan tiba-tiba.
"Apa?"
"Jangan disini mending di danau aja kuy," timpal Bayu diangguki semuanya.
Tapi saat mereka baru saja akan menstater motornya, Varo dkk menghampiri mereka tepatnya mengambil mobil yang terparkir dekat mereka. Mata Gavin tak lepas dari Archen, Gavin yang menatap Archen penuh kebencian tapi tidak dengan Archen yang santai menghadapinya.
"Eh ada hot isue nih," ujar Gavin.
"Apaan?"
"Tadi pagi di mansion gue ada anak tak diundang mana nggak tahu malu lagi."
Mendengar itu Archen melirik Gavin dengan ekor matanya.
"Siapa emang?" Gavin mengangkat bahunya acuh dan kembali bermonolog "biasa anak kurang kasih sayang."
Varo mengepalkan tangannya marah, dia sebenarnya tidak terima Archen diperlakukan seperti itu namun dia juga tidak tahu harus berbuat apa. Archen juga melihat kepalan tangan Varo, tapi dia langsung pergi meninggalkan parkiran itu.
Teman-teman Archen pun mengikuti, selama ini mereka memang tidak tahu atas problem Archen dan Gavin. Gavin sering menyindir Archen didepanya langsung, tapi teman-teman Archen menganggap itu hanya lelucon biasa.
Varo langsung masuk kedalam mobilnya, dadanya naik turun menahan emosi yang akan segera meledak. Tapi apa dia sanggup melukai adiknya untuk membela adiknya juga? Arghh rasanya Varo sudah sangat lelah akan semua ini.
Archen dkk telah sampai di danau yang sering mereka kunjungi. Air biru, pohon serta rumput hijau dan angin yang bertiup lembut seakan mengangkat semua beban pikiran yang ada.
Mereka duduk selonjoran tanpa alas, memandangi danau itu yang membuat pikiran tenang. Namun Archen segera mengubah posisi duduknya, menyila kedua kakinya dan menatap semua teman-temanya.
"Mau ngomongin apaan si?" Tanya Archen.
Devan menatap Archen dengan pandangan yang sulit diartikan "lo kok berubah?" Mendengar itu Archen hanya mengangguk.
"Ck kok cuma ngangguk si, jelasin aelah nggak tahu kita kepo banget apa?!" Cerocos Arga. Satu informasi yah, dari kelima orang ini Arga yang paling kepo, Bayu yang paling bobrok+playboy, Devan yang tercuek, Satria yang paling pengertian dan yang terakhir sebelum Archen mengalami koma dia yang paling keras.
"Iya kok lo berubah, terus selama beberapa bulan ini lo kemana ilang gitu aja?" Timpal Satria.
Archen menghela nafasnya "gue koma," kayaknya kagak ada yang berubah deh, sama-sama kek kulkas.
"Lanjutin lo kalo ngomong jangan dat det dat det kek kaset rusak deh Orang kalo jelasin itu panjang kali lebar kali tinggi lah lo cuma dua kata maksudnya gimana yak-" ucapan Bayu terpotong. Arga dia pelakunya yang menyumpal mulut toa itu dengan daun yang ada disampingnya.
"Hoek."
"Lo apa-apaan si Ga!"
"Makanya tu mulut jangan kayak kereta kalo ngomong panjanggggg amat gada titik gada koma."
"Serah gue lah, mulut-mulut gue ngapa lo yang sewot!"
Satria memutar bola matanya jengah "udah lo berdua kalo kagak bisa diem mending pergi deh!"
"Iya-iya maap lanjut pak bos," ujar mereka berdua serempak.
"Gimana ceritanya lo bisa koma Chen?" Tanya Satria.
"Waktu itu..."
Flasback on
Archen dkk berada di roftoff untuk apa kalu bukan bolos "Ga bagi pilusnya dong," ujar Bayu.
"Ogah beli sendiri."
"Pelit banget si lo, kuburan lo sempit ntar," ucap Bayu kesal.
"Gue kagak tahu kuburan gue nanti, karena gue belum di panggil Tuhan," jawab Arga santai sesekali menyuapkan pilus garuda itu kedalam mulutnya.
"Chen beli pilus aelah minjem duit dong, duit gue abis gara-gara emak motong uang jajan," mohon Bayu menggoyangkan salah satu tangan Archen.
"Hahaa...mampus lo makanya jadi anak jangan bandel, untuk uang jajan yang di potong bukan masa depan lo. Kalo misal masa depan lo yang di potong kasian bini lo ntar nyariin hahaaa," ejak Arga
Bayu hanya mendengus kesal, tapi tak ayal tanganya masih menggoyangkan badan Archen. Malas meladeni Bayu, Archen meraba kantong celananya mencari lembar kertas bertuliskan angka yang tak lain adalah duit lah apalagi emang.
Melihat ada pergerakan dari Archen, Bayu tersenyum lebar. Dia menang kali ini, dia yang akan mendapat jajan gratis. Tapi sebelum itu...
Drtt..drtt
Handphone Archen bergetar menandakan ada panggilan masuk. Archen tidak jadi mengeluarkan uang dari sakunya tapi dia mengambil handphone yang tergeletak di sampingnya.
"Hahaaa..bebb," tawa Arga terhenti kala Satria membekap mulutnya.
"Hmm."
...
Archen mengepalkan tanganya, mematikan sambungan telepon itu sepihak dan langsung keluar dari roftoff meninggalkan teman-temanya.
Flasback off
"Inget?" Tanya Archen. Mereka semua mengangguk kala mengingat kejadian dimana terakhir bertemu dengan Archen.
"Waktu itu gue di telpon sama salah satu anggota gue. Dia bilang ada penyelundupan narkoba dan penggelapan dana di perusahaan Nio'Corp. Gue beserta anggota langsung menyerang mereka dengan strategi yang sudah matang tapi-" Archen memotong ucapanya.
"Gue teledor, alhasil mereka mukul gue dengan tongkat baseball berulang kali dan nusuk gue menggunakan pedang," jelas Archen.
Demi apa? Kini mereka sangat terkejut akan kejadian yang menimpa sahabatnya itu "tapi lo nggak papa kan?" Ujar Satria.
"Gue koma akibat tusuka pedang tepat di sebelah jantung. Dan pukulan itu juga mengakibatkan gue hilang ingatan."
Lagi dan lagi mereka kembali terkejut, pantas saja sikap Archen berubah karena hal ini. Tapi mereka juga bersyukur Archen selamat, walaupun hilang ingatan tapi sebagian ingatanya masih ada.
"Syukurlah lo nggak papa."
"Tapi dengan kejadian itu lo menjadi pribadi yang lebih baik Chen," ucap Devan.
"Iya bener," jawab Bayu.
"Lo menjadi Archen yang ramah dan dalam penglihatan gue nih ya, lo jadi peduli sama orang lain."
Mereka semua mengangguk menyetujui ucapan Satria "iya gue juga bersyu..arghh," tiba-tiba saja dada Archen terasa sangat sakit. Mengapa? Mengapa rasa itu kembali lagi ya Tuhan..ini sangat menyakitkan, batin Archen.
"Chen lo nggak papa?" Mereka semua panik dan bingung kenapa Archen tiba-tiba mengerang kesakitan.
Arghh
"CHEN!"
"CHEN LO DENGER GUE KAN? ARCHEN!!" Teriak Devan. Mereka berusaha agar Archen tetap sadar.
Arrghh
"CHEN LO KENAPA?!"
"CHEN, ARCHEN!!" Panggil Bayu tapi tetap saja Archen mengerang kesakitan, memegang dadanya.
Arghh...
"ARCHENN!!" Mereka semua berteriak.
Huaa ini Archen kenapa ya😭😭
Lanjut di part selanjutnya oke kk cantik😁Sekarang tinggal VOTE SAMA KOMEN dulu yaa
Jangan lupa juga buat follow wp hida : Dhidaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys of Transmigation [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!] Kecelakaan yang menimpa Archer Lupinio menjadi awal kehidupan baru bagi pemuda itu. Ia mengalami hal aneh pada tubuhnya, TRANSMIGRASI?! Sialan! Mengapa harus bertransmigrasi ke tubuh pemuda yang mempunyai keluarga terpecah!! ...