34

1.7K 144 5
                                    

Happy Reading

Pagi ini suasana SMA Tunas Bangsa sangatlah heboh. Bagaimana tidak, ketiga most wanted kita siapa lagi kalau bukan Archen, Varo dan Gavin, berangkat bersama dengan menaiki kuda besi mereka. Uwoww

Warga sekolah memang tahu bagaimana dunia persengitan antara Archen dan Gavin, tapi tidak dengan Varo. Mereka tahu jika Varo sudah bersahabat dengan Archen, tapi bukanya mereka kembali bermusuhan akibat Archen membunuh Maureen.

Ah, entahlah. Mereka memang susah di tebak. Bagi STB, hari ini adalah hari terlangka karena persengitan antara most wanted mereka telah usai.

Archen, Varo dan Gavin memakirkan motor mereka di parkiran, setelahnya mereka berjalan menuju kelas masing-masing.

Tatapan Varo dan Gavin sangatlah dingin, namun tidak dengan Archen. Pemuda itu sesekali tersenyum manis pada siswa yang menyapanya. Kalian tahukan, raga itu memang milik Archen tapi jiwa itu adalah Archer. Makanya sifat mereka sangatlah berbeda.

Mereka berpisah di pertigaan lorong koridor sekolah itu, Archen kembali melanjutkan jalanya.

Setelah sampai, ia langsung duduk pada bangku belakang paling pojok.

"Assalamualaikum wahai ahli kubur," ucap Archen sedikit berteriak.

"Waalaikumsalam wahai ahli neraka," jawab mereka serempak.

Archen hanya memutar bola matanya malas dan langsung duduk di bangkunya.

"Eh Chen," panggil Bayu.

"Hmm."

Bayu dkk memutari bangku Archen, kenapa ya?

"Lo udah baikan sama bang Varo?" Tanya Bayu lagi.

Archen mengangguk "Gavin?" Tanya Arga.

"Kalo itu gue belum bisa ngejamin."

"Kenapa gitu."

Archen menatap teman-temanya satu-persatu "doain aja."

Arga memutar bola matanya malas "berasa lo mau nikah, minta restu sama teman."

Kringgg

Suara bel masuk berbunyi, ini saatnya bagi mereka duduk anteng dengan melipat tangan diatas meja, serta mendengarkan guru bernyanyi di depan papan tulis.

***

Kantin, tempat sejuta umat untuk menetralkan berbagai ekspresi mereka. Salah satunya yaitu mengantuk.

Archen dkk juga tak luput dari yang namanya kantin, mereka bahkan sudah terlebih dulu berlari kearah kantin setelah lonceng istirahat berbunyi.

"Nih ciwi-ciwi pada kemana ya," ujar Bayu seraya memandangi seluruh area kantin.

"Entah."

Manik mata Archen tak sengaja melihat kekasihnya, ia tersenyum menatap gadis itu. Lucu, kata tersebut dapat mewakili ekspresi Titania disaat kebingungan seperti itu.

Sepertinya mereka sedang bingung mencari tempat duduk, yah karena meja sudah sangat penuh.

Archen segera beranjak dari tempatnya dan menghampiri Titania.

Bercakap sebentar dengan Titania dkk, Archen kemudian mengajak mereka untuk bergabung di mejanya.

Mereka duduk dan segera memesan makanan, setelah pesanan datang mereka segera melahapnya sampai habis.

Titania tidak menyadari jika sedari radi Archen tengah memandanginya, memperhatikan gadis itu yang sedang menikmati makananya.

Titania melirik kearah mangkuk bakso milik kekasihnya, mengapa tidak ada pergerakan sendok ya.

Boys of Transmigation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang