31

1.7K 141 1
                                    

Satu jam telah berlalu, kini tiga manusia yang tengah duduk memutari meja bundar kecil menatap satu sama lain.

Beberapa menit yang lalu, satu manusia dari mereka telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Yap benar, dia Titania, Archen serta Nara.

Sekarang ini mereka tengah berada di taman belakang rumah Nara. Awalnya Titania tak mau ikut, dikarenakan ia tahu ternyata Archen akan membawanya ke rumah Nara.

Namun setelah Archen dan Nara menjelaskan, akhirnya gadis bersurai pirang itu paham akan situasi ini.

"Jadi lo nggak akan salah paham lagi kan," ujar Nara setelah ia menjelaskan.

Titania mengangguk "iya."

Archen kemudian menampakkan senyumnya. Lega rasanya jika Titania telah tahu kalau Nara dengannya hanya bersahabat.

"Tapi tunggu," perkataan Titania memudarkan senyum Archen.

"Kenapa?"

Gadis itu menatap kearah samping kananya, dilihatnya pemuda bermata elang dengan surai hitam "jadi sebenarnya, Tania pacaran sama siapa dong?" Tanyanya bingung.

Archen dan Nara saling nelempar tatapanya "gue juga bingung kalo masalah itu Tan," jawab Nara.

Nah, gini ceritanya. Archen dan Nara tidak hanya menjelaskan jika mereka adalah seorang sahabat. Tapi, mereka juga menjelaskan sahabat Nara itu bernama Archer bukan Archen.

Mereka bertransmigrasi atas kecelakaan yang mereka alami. Awalnya Titania tidak percaya, tapi bagaimana jika memang kenyataanya benar?

Gadis itu hanya pasrah. Namun kali ini ada hal yang membuatnya bingung. Jika raga itu Archen, tapi jiwa didalamnya itu milik Archer. Lantas ia harus memilih siapa?

"Gini aja," Archen memposisikan duduknya dengan menatap Titania intens "dalam waktu seminggu ini, lo harus nentuin hati lo."

"Maksudnya?"

"Gini loh, sekarang lo udah tahu atas hal yang menimpa gue dan Archen. Semua tindakan yang pernah gue lakuin buat lo itu, adalah murni tindakan gue. Jadi jika lo memang ada hati sama gue/Archer, lo bakalan tetap milih Archer. Entah itu Archer ada di raga miliknya sendiri, atau di raga Archen."

"Tapi kalo lo hanya berhubungan sama gue karna fisik dan sebagainya, maaf. Itu bukan raga gue, tapi raga Archen."

"Jadi lo harus tau hati lo itu milik Archer atau Archen," jelas Archer.

Disini yang membuat Titania bingung, hati itu susah untuk dimengerti. Fisik atau sikap? Itu cara mudahnya.

Aku ubah namanya jadi Archer ya..

"Kalo Tania salah milih gimana?" Matanya kembali menatap Archer yang sebelumnya ia menunduk.

"Lo tidak akan mendapatkan cinta. Lo akan dapat orang yang memang tidak mencintai lo sama sekali," bukan Archer yang menjawab melainkan Nara.

Gadis itu mengangguk paham "seminggu?"

Archer mengangguk "iya."

"Sanggup?" Lanjut Archer bertanya.

"Insyaallah."

***

Sepasang kekasih itu tengah menikmati indahnya malam. Memang bukan malam minggu sih, tapi nggak masalahkan kalo jalan di malam-malam yang lain.

Mereka Archer dan Titania. Dua sejoli itu berada di tengah ramainya pasar malam yang digelar di pusat kota Jakarta.

Manik mata bulat itu seketika berbinar kala melihat binatang lucu di ujung jalan sana. Dengan gerakan reflek dan mata yang masih saja fokus pada binatang itu, ia menggeplak bahu kekasihnya.

Boys of Transmigation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang