Archen berdiri dari duduknya "mau kemana lo?" Tanya Archer menatap kepergian Archen.
Bukan menjawab tetapi Archen malah melanjutkan jalanya, meninggalkan Archer. Tidak ada pemikiran lain, Archer pun segera mengikuti langkah pemuda di depanya.
"Chen."
"Hmm," jawab Archen singkat. Mereka berdua melanjutkan perjalan yang entah kemana. Mungkin Archen tahu tujuanya, berbeda dengan Archer. Dia hanya mengikuti di belakang, takut nyasar kalo misal di tinggal sendirian kek tadi.
"Gue mau balik," ujar Archen. Sebenarnya dia juga ingin berlama-lama disini, tapi Archer merasa badanya kini sangat sakit. Biasanya tidak seperti ini, apa mungkin ini akibat pukulan dari papah Archen? Ah, tapi biasanya juga tidak masalah.
Apa mungkin ini juga akibat dia habis kecelakaan, tapi kan cuma nabrak pohon. Namun bisa saja sih, Archer membawa motornya sangat laju. Tak ayal tubuhnya sakit juga.
"Bantu gue dulu," jawab Archen.
Archer bingung, lah bantuin apalagi astaga. Perasaan banyak banget deh "bantu apaan si?" Archer mulai lemas. Ditambah dia berjalan sudah cukup jauh, Archen sebenarnya mahu bawa dia kemana si.
Archen menghentikan langkahnya, melihat itu Archer juga berhenti "kenapa kok berenti?"
Tiba-tiba saja Archen menarik tangan Archer dan membawanya bersembunyi di balik rumah yang sudah reot.
"Kenapa sih?" Tanya Archer bingung.
"Diem, jangan berisik!" Titah Archen.
Melihat tingkah Archen yang aneh, Archer mencoba untuk melihat arah dimana Archen sedang menatap sesuatu "perasaan kagak ada apa-apa deh, nih bocah kenapa si?" Bingung Archer.
"Kagak ada apa-apa kok," ujar Archer sedikit keras.
"Anjir diem goblok!" Jawab Archen dengan menutup mulut pemuda disampingnya. Archer berusaha melepaskan tangan Archen pada mulutnya "njir pengap gue."
"Gue kerjain ah. Lagian kagak ada apa-apa juga," Archer memperoleh satu ide. Sekali-kali nggak papa lah, ngerjain si es tapi kayaknya nggak dingin tuh.
Archer segera berlari menuju tengah-tengah jalan yang sempat ia lewati bersama Archen tadi "CHEN, SINI WOY KAGAK ADA APA-APA. NGAPAIN LO SEMBUNYI," teriak Archer setelah berhasil menuju jalan itu.
Kini mata Archen menatap tajam pemuda itu "GUE BILANG SINI ANJING!" Sungguh Archen sangat emosi. Kenapa Archer susah sekali di bilangin, padahal awalnya gampang.
"TAPI KAGAK ARGHH-"
"ARCHER!" Teriak Archen panik.
***
Empat pemuda tersebut sedang berjalan sembari mencari seseorang yang mungkin dapat memberitahu keberadaan salah satu temanya.
Yap, benar mereka adalah Bayu dkk. Mereka kini sedang mencari Varo untuk menanyakan dimana Archen. Dan mengapa tidak berangkat, terus tumben banget hp nya mati.
"Bang Varo mana sih," ucap Bayu. Matanya terus saja menjelajahi koridor sekolahnya untuk mencari Varo.
"Bukanya tadi bang Varo pergi ya, waktu di kantin tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys of Transmigation [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!] Kecelakaan yang menimpa Archer Lupinio menjadi awal kehidupan baru bagi pemuda itu. Ia mengalami hal aneh pada tubuhnya, TRANSMIGRASI?! Sialan! Mengapa harus bertransmigrasi ke tubuh pemuda yang mempunyai keluarga terpecah!! ...