14

2.7K 254 2
                                    

Happy Reading

Suara bel berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar dihentikan terlebih dahulu dan di gantikan jam istirahat. Semua siswa siswi STB berhamburan keluar kelas untuk sekedar mengisi perut mereka.

Tak terkecuali Varo dkk. Mereka kini juga tengah berjalan menuju kantin.

Setelah sampai di kantin, suasana seperti biasa rame. Itu yang membuat sebagian siswa lebih memilih untuk membawa bekal dari rumah karena males menunggu antrian panjang.

"Duduk dimana nih penuh semua," ujar Leo celingak celinguk mencari tempat kosong.

"Noh di tempat Bayu masih ada enam bangku kosong," tunjuk Arkan mengarah pada sekumpulan pemuda.

"Ck, cari lain aja!" Titah Gavin malas.

"Kalo lo nggak mahu ikut, yaudah sono."

Tidak ada pilihan lain, Gavin pasrah untuk mengikuti teman-temanya. Jujur Gavin sangat sebal akan sikap teman-temanya, karena mereka sekarang lebih dekat dengan Archen dkk sedangkan dia? Di acuhkan begitu saja.

Varo dkk berjalan menuju meja dimana teman-teman Archen berada "boleh gabung nggak?" Tanya Varo.

"Boleh bang, duduk aja."

Setelah mengambil posisi duduk masing-masing, mereka segera memesan makanan dan segera memakannya.

"Archen kok nggak keliatan?" Tanya Gio saat menyadari Archen tidak bersama mereka.

"Nggak berangkat bang," jawab Arga. Gio mengangkat sebelah alisnya "kenapa?"

"Nggak tau kita bang, soalnya nggak ada kabar sama sekali."

Gio memudian menengok ke arah Varo yang sedang menikmati hidanganya "kenapa?" Tanya Gio pada Varo.

"Biasa," jawab Varo seadanya "semoga lo nggak papa Chen," batin Varo.

Di sisi lain satu pemuda tengah tersenyum sinis "semoga lo pulang tinggal nama," batinya.

Flasback on

Gavin beranjak dari meja makan, keluar dan segera berangkat menuju sekolahnya. Namun sebelum itu...

"Skali-kali buat dia celaka nggak masalahkan," ucap Gavin dengan senyum smirknya.

Pemuda tersebut menghampiri motor sport hitam yang diketahui Archen lah pemiliknya. Dia mengeluarkan pisau lipat yang biasa ia bawa di tasnya dan kemudian memotong kabel rem depan motor Archen.

Dirasa sudah cukup dan puas, Gavin kembali merapihkan semuanya agar tidak di ketahui siapapun. Pemuda itu lantas beranjak dari sana lalu menunggangi motornya sendiri.

"Semoga beruntung," gumamnya lirih dan langsung memacu kuda besi itu diatas rata-rata.

Falsback off

Drrt...drrt

Fokus Gavin buyar akibat bunyi ponsel milik Varo. Laki-laki itu -Varo- mengambil ponsel dan melihat siapa yang menelponya, tapi itu nomer tidak dikenal "siapa?" Gumam Varo lirih.

Boys of Transmigation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang