Dua lelaki remaja berumur sama itu kembali menatap kedepan, mereka berasa sedang di permainkan dunia. Bagaimana tidak, dunia yang mereka tempati saat ini seperti mengajaknya untuk menjelajah.
Jika di bayangkan, dunia ini memang mirip seperti cerita dongeng saja. Dimana tokoh utama yang mendapat masalah dan tokoh lainya membantu bahkan menjadi teman.
Hanya memang peran mereka berbeda. Seperti kisah transmigrasi Archen dan Archer, tidak terpikirkan keduanya.
Archen yang menjalankan misi mafianya sedangkan Archer kecelakaan. Keduanya bahkan tidak berpikir untuk mati.
"Cher."
Archer yang tengah memainkan kapal-kapalanya terhenti "apa?"
Pemuda bernetra coklat teduh melihat kelakuan Archer yang masih sempat-sempatnya membuat kapal.
"Sekarang?" Tanya nya menatap Archer serius.
"Gimana caranya balik ke dunia nyata?" Archer berucap dengan menyudahi permainannya "perasaan disini nggak ada pintu atau tembok misterius yang terhubung ke dunia nyata deh."
Archen memutar bola matanya malas "ck, tidak ada yang tidak bisa."
Ia melangkah meninggalkan Archer di tepi pantai "woy lo mau kemana?!" Teriak Archer.
"Ikut atau mati," sahut Archen.
Pemuda itu menegang seketika, ia berlari menyusul Archer yang terlebih dulu berjalan kearah hutan.
Langkah kedua pemuda tersebut semakin masuk ke dalam hutan, membuat bulu kuduk Archer meremang. Katakanlah Archer penakut, ya memang dia penakut sih.
Masih ingatkan awal Archer bertemu Archen di dunia arwah ini? Reaksinya gimana?
Beralih ke dua insan itu "Chen, lo mau bawa gue kemana lagi sih?"
"Gue takut bego," tuturnya sembari menatap sekitar. Pohon-pohon besar yang menjulang tinggi terkesan sangat menyeramkan. Walaupun ini masih siang, tapi jika masuk kedalam hutan lebat suasananya menjadi gelap.
"Chen, gue nggak mau mati dimakan harimau."
Archen hanya mendengus sebal, mendengar celotehan tak berfaedah dari Archer "harimau nggak doyan daging lo," ia menjeda kalimatnya sejenak "pahit," lanjutnya.
"Jangan sembarangan kalo ngomong! Orang tua gue aja bilang gue manis," sahut Archer tak terima.
"Mana ada orang tua bilang anaknya jelek," langkah Archen sedikit dipercepat. Malas meladeni makhluk banyak bacot seperti Archer.
"WOY TUNGGUIN GUE AELAH," ia menyusul Archen dengan sedikit berlari. Namun karena Archer tidak hati-hati, ia tersandung ujung akar salah satu pohon besar di hutan itu.
"Aduhh," lenguhnya. Dengan tidak elitnya, Archer terjatuh tengkurep, tanganya sedikit menyangga badan agar tidak bersentuhan pada tanah. Tapi ternyata sanggahan tangan Archer gagal, muka ganteng sejagadnya ternodai oleh lempung basah berwarna merah.
"CUIHH, arghh pake acara jatoh segala sih."
Ia bangun membersihkan baju putih yang ia kenakan. Tapi baju itu sekarang tidak seputih tadi, sebab terjatuh yang menjadikannya kotor.
Tapi masalah Archer sekarang bukan baju, tapi Archen "tadi Archen kemana ya, kok gue ditinggalin sih. Mana ni hutan serem banget lagi," ia bergidik lalu berlari terbirit-birit.
Dilain sisi Archen sudah sampai di tempat tujuanya. Biarkanlah Archer mencari jalan sendiri, dia kan sudah besar.
Bibir sexy miliknya terangkat keatas, melengkungkan bibir itu membentuk senyuman "nggak nyangka ternyata ini semua bisa terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys of Transmigation [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!] Kecelakaan yang menimpa Archer Lupinio menjadi awal kehidupan baru bagi pemuda itu. Ia mengalami hal aneh pada tubuhnya, TRANSMIGRASI?! Sialan! Mengapa harus bertransmigrasi ke tubuh pemuda yang mempunyai keluarga terpecah!! ...