Happy Reading
Angin meniup lembut wajah laki-laki yang berada di pinggir danau tersebut. Mereka kini telah lelah untuk membangunkan Archen yang pingsan beberapa jam yang lalu.
Yah benar sekali mereka adalah Arga dkk. Yang bisa mereka lakukan adalah menunggu Archen tersadar sendiri. Beberapa cara telah mereka lakukan, dari yang normal sampai yang bisa dibilang aneh.
Awalnya mereka mencoba membangunkan Archen dengan minyak kayu putih milik Bayu, tapi hasilnya zonk. Archen sama sekali tidak bereaksi. Yang kedua mereka mencoba menggoyangkan tubuh Archen sekuat tenaga, juga tidak ada reaksi. Ketiga mereka mencoba mengangkat kedua kaki Archen tinggi-tinggi dengan kepala Archen berada di bawah, tapi tetap tak ada hasil.
Dasar teman laknat
Usaha terakhir mereka adalah...menggunakan kaos kaki Bayu yang jangan tanyakan baunya. Sangatlah wangiiiii...TAPI TETAP NIHIL! ARCHEN BAHKAN TAK TERUSIK SAMA SEKALI.
Berakhir dengan mereka yang hanya pasrah menunggu. Ingin pulang dan membawa Archen dengan dibonceng pun itu bahaya, jadi biarlah menunggu walau itu melelahkan.
Arga dan Bayu tengah berbaring di hijaunya rumput tepi danau itu dengan sesekali memainkan rumput yang bergoyang diterpa angin. Satria, dia senantiasa ada di sebelah Archen menunggu laki-laki itu sadar.
Teman setia ini mah
Devan, laki-laki itu duduk selonjoran menikmati danau yang indah ini serta sesekali memejamkan matanya menikmati sejuknya angin.
"HAH!"
Mereka semua terlonjak kaget saat tiba-tiba suara Archen berteriak dengan nafas tersenggal. Bayu sampai langsung berdiri takut ada orang jahat yang melukai dirinya. Arga? Dia bahkan sudah berlari menuju motornya takut jika memang ada orang jahat, dia langsung mengegas motornya.
Devan hanya langsung menoleh pada sumber suara dan Satria terkesiap melihat Archen bangun dari pingsanya.
"LO SADAR BIKIN PANIK LO PINGSAN BIKIN PANIK AELAH," teriak Bayu memegang dadanya yang seperti habis lari maraton.
"Gila lo Chen bikin gue jantungan," sambung Arga.
Devan menghampiri Archen menatapnya dengan khawatir akan keadaan lelaki itu "lo nggak papa?"
Archen menghembuskan nafas lega lalu mengangguk "lo minum dulu deh," Satria mengulurkan tangan kananya. Diberikanya botol aqua pada Archen. Sebelum pulang memang Satria membeli air minum karena haus. Tak apalah walau itu bekas Satria kan, dia juga menenggak waktu minumnya.
Archen meminum aqua itu, menormalkan detak jantung serta memegang dadanya yang masih agak nyeri.
"Lo nggak papa kan?"
"Gue nggak papa kok," jawab Archen menapilkan senyumnya, agar teman-temanya tidak khawatir "maaf ya udah ngrepotin kalian."
"Aelah santai bestfriend, kita juga khawatirlah liat kondisi lo," ujar Bayu menepuk bahu Archen.
"Lo sebenarnya kenapa Chen? Kenapa tiba-tiba lo kesakitan banget?" Tanya Satria cemas.
Archen sebenarnya ingin sekali menceritakan apa yang terjadi padanya, tapi entahlah mungkin tidak sekarang "gue nggak papa kok, itu karena bekas operasi aja jadi terkadang suka gitu."
"Bener nggak papa?"
Archen mengangguk atas ucapan Arga "tapi nggak ada yang lo sembunyiin dari kita kan?" Sambung Arga.
Archen menggeleng menjawab pertanyaan Arga "udah jam berapa?" Tanya Archen.
Satria melihat jam yang melekat pada tangan kananya "empat sore," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys of Transmigation [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!!] Kecelakaan yang menimpa Archer Lupinio menjadi awal kehidupan baru bagi pemuda itu. Ia mengalami hal aneh pada tubuhnya, TRANSMIGRASI?! Sialan! Mengapa harus bertransmigrasi ke tubuh pemuda yang mempunyai keluarga terpecah!! ...