20

2.5K 220 8
                                    

Happy Reading

Pagi ini sangat cerah, mentari bersinar juga telah menampilkan cahayanya. Sepertinya hari ini adalah hari kebahagiaan untuk pemuda yang tengah bersiap merapikan barang-barangnya.

Archen, pemuda tersebut telah di izinkan untuk pulang. Kebetulan hari ini juga hari libur, menjadikan teman-temanya dapat membantu membereskan perlengkapan Archen.

Titania juga tak mau ketinggalan, gadis itu sedang mengelap tangan Archen menggunakan tisu basah.

"Cantik," gumam Archen.

Titania mendongak dengan senyuman manisnya "kak Archen mau apa?"

"Mau kamu aja gimana," jawab Archen dengan nada menggodanya.

"Kalo aku nggak mau gimana," tantang Titania.

"Cari yang lain dong."

"Berarti kak Archen nggak serius dong sama aku," jawab Titania sebal. Gadis itu terlihat menundukkan kepalanya. Ternyata Archen hanya ingin bermain-main saja.

Archen terkekeh pelan "buat apa serius kalo yang di seriusin malah nggak serius," bacanya yang bener ya. Takutnya salah buat mahami.

"Ihh, itu kan bukan aku kak."

"Berarti kamu serius dong?" Tanya Archen dengan kekehan.

Titania hanya menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri, bingung mau jawab apa. Kalau misal di jawab iya, eh ternyata Archen cuma main-main kan yang malu Titania juga.

Pemuda itu tersenyum lantas mengangkat dagu gadisnya menggunakan jari telunjuk "mau nggak aku seriusin?"

Pipi Titania langsung memerah menahan malu "m-maksud kakak gimana?"

"Nikah yuk," bisik Archen tepat di depan wajah gadisnya.

Blush

Jangan tanya sekarang ekspresi Titania. Antara malu dan senang bercampur. Deg-degan sudah pasti lah.

Archen terkekeh sembari mencubit pipi tembam milik Titania "sekolah dulu ya, nikahin kamunya kalo aku udah punya semuanya oke."

Gadis itu hanya mengangguk dan melanjutkan mengelap tangan Archen "kakak sebenarnya sakit apa si?"

"Nggak sakit kok," jawab Archen tenang.

"Kalo nggak sakit, kenapa bangunya lama banget."

Archen menghembuskan nafas pelan "nanti aku ceritain sama kamu semuanya. Tapi nggak sekarang," ujar Archen lembut. Titania mengangguk dan kembali tersenyum.

Melihat itu, Archen sangat gemas. Dia memajukan wajahnya lebih dekat dengan Titania dan...

Cup

"ADIK LO NYOSOR LAGI VAR," teriak Leo sembari menunjuk ke arah pelaku.

Archen menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sedangkan Titania berusaha menyembunyikan wajahnya karena malu.

Varo hanya menggelengkan kepalanya "Tan," panggil Varo.

Titania membalikkan badanya untuk menghadap kearah Varo "i-ya bang."

"Kalo misal Archen udah tanda-tanda, lo tampol aja mukanya."

"Jahat lo bang," sahut Archen.

"Ye kalo kagak gitu enakan lo nya nanti," balas Bayu.

"Dedek emes gue udah kena cium dua kali huaa," ucap Arga.

"Hah? Emang Titania udah pernah di cium sama kak Archen. Kapan, kok Selly nggak tau?" Bingung Selly. Bagaimana pun Titania tidak pernah berbicara tentang hubunganya dengan Archen.

Boys of Transmigation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang