45

1.8K 173 13
                                    

⚠️Minta tolong ya kalo ada typo tandai⚠️

HAPPY READING

Dua minggu berlalu begitu saja, dan pagi ini dimulai dengan aktivitas baru lagi.

Titania Kejora Geraldi, wanita itu juga sudah kembali ke kota asalnya setelah dua minggu tidak menampakkan batang hidungnya.

Oh iya, apa kabar dengan Archen?

Jika membahas soal itu, Titania sendiri pun sangat sedih. Ternyata selama dua minggu ini tak sedikit pun Archen mencarinya.

Gadis itu menghela nafas dan kembali menampakkan senyumnya "mungkin kak Archen sibuk, jangan mikir hal-hal negatif dulu deh."

Seperti biasa, pagi hari di mulai dengan rutinitas sekolah. Titania juga telah bersiap memakai seragam SMA nya, memberi polesan bedak bayi serta liptint namun terlihat natural.

Ia berjalan keluar dari kamarnya, sarapan dan berangkat ke sekolah.

***

Pagi ini merupakan awal baru untuk Archen, dimana ia kembali memulai sekolahnya setelah dua minggu lamanya mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Keluarga Addison telah kembali tenang. Tak ada lagi kekerasan dan tak ada lagi hinaan, semua seperti berawal dari pertama mereka ada/dilahirkan.

Archen, pemuda itu juga telah kembali tinggal di mansion. Tentang perseteruan antara perusahaan Sandy dengan Winda pun saat ini telah meredam.

Winda meminta maaf atas perlakuannya, tapi ia juga mengatakan apa alasan sebenarnya. Hanya demi Archen, Winda melakukan itu. Winda menganggap Archen adalah anak kandungnya, ia tak mau hal buruk terjadi pada anaknya.

Maka dari itu, Winda melakukan semuanya untuk mengajar Sandy. Bahwa harta tak ada apa-apanya dibandingkan dengan anak. Harta mu banyak, belum tentu keluarga mu harmonis. Bukan begitu?

Kembali pada kegiatan hari ini. Archen, Varo, Gavin dan Sandy tengah menyantap sarapan mereka dengan hening. Hanya dentingan sendok yang beradu di piring masing-masing.

"Ekhem," Sandy berdehem guna mencairkan suasana.

"Archen."

Pemuda yang berada disamping Varo pun menoleh seraya mengangkat kedua alisnya.

"Mau papah antar ke sekolah?"

"Ukhuk ukhuk," mendengar kalimat yang Sandy ucapkan, Varo dan Gavin sampai tersedak. Mereka berlomba menuangkan air putih kedalam gelas kaca dan meminumnya.

"Ahh lega," ujar Gavin bersender pada kursi.

"Nggak usah," jawab Archen singkat. Ia kembali melanjutkan acara makannya yang tadi sempat tertunda.

Varo dan Gavin saling melempar tatapan bertanya, tapi berujung acuh dalam menjawabnya. Sandy menghela nafas dan kembali tersenyum "bagaimana caranya mencairkan suasana didalam rumah?" Batin pria itu menatap putranya bergantian.

Sepuluh menit berlalu, mereka kini berada di luar rumah untuk mengambil kendaraan masing-masing. Sandy telah berangkat terlebih dahulu, karena Archen yang tak mahu dia antar dan jadilah Sandy sendirian.

Boys of Transmigation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang