11

3.8K 284 2
                                    

Happy Reading

Pagi ini terasa sangat berbeda bagi pemuda yang kini masih duduk di tepi kasur king sizenya. Yap, benar dia adalah Archen. Pemuda tersebut telah menggunakan pakaian sekolah lengkap, tapi sepertinya Archen belum  ingin beranjak dari kamarnya.

"Gue berhasil dalam misi pertama, tinggal selangkah lagi. Gue akan selesaikan masalah mafia lo kemarin," ucap Archen dengan senyumnya. Tanganya sesekali mengusap benda kecil yang menurutnya sangat berharga.

Ceklek

Archen mengalihkan pandangannya kearah pintu "bang," ternyata Varo yang masuk ke dalam kamar Archen.

"Keluar, sarapan dulu," ujar Varo.

Archen menggeleng lemah, sepertinya sekarang dia sedang malas untuk meladeni Sandy. Pasti Sandy akan menyalahkan dirinya akibat kecelakaan yang dialami Varo dan Gavin.

Karena semua masalah di rumah ini menurut Sandy adalah salah Archen. Apapun masalahnya Sandy akan menyalahkan Archen, walau itu masalah perusahaan yang Sandy kelola sekalipun.

"Lo tenang aja, kan ada gue," ucap Varo meyakinkan adiknya ini.

Kembali Archen tetap menggeleng dengan terkekeh "nggak bang, gue gampang nanti," jawab Archen menepuk bahu Varo.

Varo tahu sebab Arhen tidak mau sarapan bersama walau dia telah menawarkan diri untuk menjaga adik kecilnya ini. Ya karena Varo saat berhadapan dengan Sandy, entah kenapa dia bingung saat hendak membela  Archen.

"Kali ini gue akan ngelindungin lo, gue tahu resikonya. Tapi gue nggak mikir resiko, yang penting adik gue mendapat apa yang seharusnya dia dapat kan," ujar Varo tulus.

Mendengar ucapan Varo, Archen sangat terenyuh. Akhirnya dia mendapat kasih sayang seorang kakak "iya, gue tahu bang. Tapi beneran gue nanti aja, gue juga ada urusan yang harus gue selesaiin."

Varo menghembuskan nafasnya pelan, oke kali ini dia akan mengalah "tapi bener lo harus sarapan," titah Varo. Archen pun mengangguk.

"Gue berangkat duluan bang," pamit Archen. Tidak lupa dia mencium tangan Varo.

"Hati-hati."

Archen mengangguk, lantas pergi keluar dari kamarnya.

Setelah sampai di halaman mansion, Archen mengeluarkan benda pipih dari saku seragamnya. Mengirimkan pesan pada seseorang.

***

Disaat sedang membereskan buku-buku yang akan dia bawa, handphone Titania bebunyi. Gadis tersebut mengambil handphone nya di atas meja belajar, dan membuka notif yang ternyata dari Archen.

Kk Archen

Gue jemput

Nggak usah kak, aku
berangkat sendiri aja

Nggak ada penolakan!

Tapi kak..

Mau gue cium lagi?

Nggak kak
em..yaudah jemput aja

Eh tapi kak Archen emang tau
rumah aku?

Tau

-Read-

Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Titania sekarang, pastinya seneng banget dong mau di jemput pacar..eh. Titania bersiap-siap, dia kembali merapihkan baju, rambut serta dandananya "oke, siap. Tenang Tan jangan sampai ekspresi lo bikin kak Archen ilfil," ujarnya.

Boys of Transmigation [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang