Chapter Fourteen

445 90 11
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen
Aku harap kalian tidak menjadi silent reader❣️

۝

Dengan balutan kasual kemeja oversize warna baby blue digulung sampai sikut, bandana merah maroon serta celana legging, Sooji siap membenah rumah Myungsoo menjadi istananya. Sementara Myungsoo di belahan dapur sana merapikan tumpukan alat makan dari dalam kardus dan menyimpan di tempat yang sudah di sediakan, padahal sebelumnya sudah tersedia alat makan namun agar Sooji merasa nyaman ia rela beli baru.

Sooji yang selesai dengan tugasnya di ruang tengan mendekati Myungsoo, dari jarak satu meter langkahnya berhenti meneliti kekasihnya yang dipikir-pikir tampan juga. Myungsoo menggunakan kaus hitam dan topi putih serta chino jeans yang berwarna senada dengan kausnya. Sialan kemana saja ia selama ini sampai tidak sadar betapa tampannya kekasihnya itu?

"kenapa diam saja?"

Sooji terhenyak, mengerjapkan mata beberapa kali sementara pria di hadapannya itu tersenyum cerah. "emm, sudah selesai di dapur? Aku ingin bantu tadinya."

"ya, hampir selesai, tidak apa kau duduk saja kalau capek. Aku bereskan sisanya." Kata Myungsoo dan lanjut membuka kotak kardus terakhir.

Sebelum Myungsoo memergoki wajahnya yang merah ia segera melesat ke halaman depan untuk menyadarkan pikirannya yang kacau sesaat. Sooji menduduki kursi panjang di taman, meraih ponsel dan membuka akun media sosial miliknya.

Kerutan di dahi Sooji tercipta ketika melihat ada direct message dari akun yang ia yakini hanya akun bodong alias palsu.

'aku merindukanmu'

Sooji membuka pesan itu untuk sebatas iseng, lagipula akun palsu yang mengiriminya pesan sangat banyak bukan hanya satu namun pesan berisi kata rindu itu yang paling menarik perhatiannya.

'sorry for leaving you'

"w-hat? Apa maksudnya," Sooji menggeser jari ke atas, membaca lagi pesan yang ternyata amat banyak dan dikirim oleh anonim tersebut hampir tiap hari. Orang iseng mana yang seniat ini padanya? Ia bukanlah selebritis atau orang terkenal, masuk televisi saja baru-baru ini.

'andai kau tahu betapa aku pun sama tersiksanya denganmu, namun ini demi kebaikan kita berdua'

Oke, yang itu lebay dan membuatnya ingin muntah. Tersiksa? Dengannya? Kebaikan apa?

'ingat, sepanjang jalan pantai Sokcho?'

Tubuh Sooji menegang, urat-urat tangannya terlihat saat ia memegang ponsel dengan kuat. Sepertinya Sooji tahu siapa si pengirim pesan. "bedebah itu, apa-apaan dengan kelakuannya! Jadi selama ini dia memata-mataiku?" Dengan penuh amarah Sooji menekan profil akun yang ia tebak milik mantan kekasihnya alias si berengsek Jongin dan mencari menu blokir.

Namun, ia urungkan.

Bukannya itu bagus? Dengan begitu ia bisa pamer kemesraan bersama Myungsoo! "iya, benar. Aku tidak usah memblokirnya, biar saja dia terbakar api cemburu." Sooji seraya tersenyum licik sendiri sambil mengusap-usap kedua tangannya dan beberapa saat kemudian ia tertawa ala joker. Myungsoo tadinya ingin mendekat, mengurungkan niat karena merasa ngeri melihat kelakuan Sooji.

۝

Kim Bo Ra menuruni tangga kediaman Jongin, merenggagkan tubuh dengan langkah menuju meja makan. "selamat pagi brother," liriknya pada Jongin kemudian mengalihkan pandangan ke arah Jennie, "pagi, sister."

Kedua mata Jongin membelalak selanjutnya menggerling sebal, "sejak kapan kau ada di sini?" Dari nada bicaranya pun siapa saja bisa menebak jika Jongin risi dengan keberadaan adik kandungnya itu.

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang