Happy reading
Jangan lupa komen dan vote
Aku harap kalian tidak menkadi silent reader❣️
Dingin menjalar di sekujur tubuhnya, tentu saja begitu karena kini Myungsoo sedang ada di rooftop gedung tertinggi di Seoul. Seorang diri. Malam hari pula. Berbekal empat botol beer ia menelan kesedihannya dengan alkohol, berharap mabuk dan tidak sadarkan diri agar melupakan semua rasa sakitnya. Sayangnya hal itu tidak akan mungkin terjadi, untuk kali pertama ia menyesali bahwa dirinya jenis manusia yang kuat minum alkohol.
He was wounded, Sooji too. Keduanya sama-sama terluka, lebih tepatnya tengah saling menyakiti. Ekspetasi yang menyakiti mereka berdua. Myungsoo dengan segala ekspetasi bahwa Sooji akan mencintainya dan Sooji berekspetasi kalau Myungsoo tidak akan meninggalkannya. Keduanya hancur oleh ekspetasi masing-masing.
Merenungkan semua Myungsoo mulai berpikir, semua kesalahan ini di mulai dari mana? Apa Ketika dirinya mulai yakin kalau Sooji mencintainya? Apa seharusnya Myungsoo tidak membawa Sooji ke kediaman kakeknya dan bertemu Jongin? Atau di mulai sejak ia menerima pernyataan cinta palsu dari Sooji? Tidak. Lebih jauh dari itu. Harusnya Myungsoo tak menemukan Sooji menangis di jembatan malam itu, seharusnya ia berbalik dan mengacuhkan Sooji sedari awal pertemuan mereka setelah delapan belas tahun lamanya. Harusnya Myungsoo mengubur dalam-dalam kilasan tentang si anak gulali Bae Sooji dan memulai hidup baru tanpa rasa bersalah bersama orang tua angkatnya. Harusnya Myungsoo tidak menyelamatkan Sooji dari perudungan saat di panti.
Harusnya sedari awal keduanya tidak usah di pertemukan.
Lantas apakah dia menyesal sudah mengenal seorang Bae Sooji?
"hey, are you okay?" Sebuah tangan menyentuh lengannya, dengan hati-hati wanita itu bertanya.
Myungsoo menoleh, menemukan Joy sedang menatapnya cemas. Menelisik Joy masih memakai gaun pesta, full make up dan sepatu kets yang berbeda kiri dan kanannya, bisa ia tebak wanita itu cepat-cepat kemari ketika Myungsoo memintanya datang. "maaf, aku pasti merepotkanmu." Sesal Myungsoo.
"well, sedikit sih. But don't worry, gedung KBC dekat dari sini kok." Joy baru saja selesai menjadi MC di acara award. Tadinya ia akan langsung tidur —mengingat sudah dua hari ia tidak tidur— setelah acara selesai kalau saja Myungsoo tidak mengirimi pesan yang membuatnya cemas. Tanpa fikir panjang Joy seraya melesat menemui pria itu, tidak terpikir untuk ganti baju dahulu atau hanya sekedar menghapus make up.
"kau terlalu baik, Joy. Seseorang akan memanfaatkanmu karena itu." Seperti aku yang di manfaatkan Sooji.
Joy terkekeh, "anyway bisa bermanfaat untuk seseorang tidak terdengar buruk. Setidaknya aku berguna untuk orang tersebut."
Myungsoo mengulas senyum masam.
Joy menendang kecil kakinya ke bawah, merasa ragu apakah harus mengucapkan apa yang sedang ia pikirkan atau tidak. Melihat Myungsoo yang berantakan mungkin ada hubungannya dengan Sooji, Joy pun memberanikan diri membuka suara. "I heard it all," Joy menatap hati-hati, Myungsoo menoleh padanya sambil meneguk beer.
"about Sooji." Joy berucap lagi.
Joy sadar akan perubahan gestur Myungsoo. Tubuh pria itu menegang sebelum membuang muka, kebiasaan Myungsoo saat dia merasa tidak nyaman. Joy sudah sangat hafal.
"saat ini pasti sangat sulit untuk Sooji, I feel sorry for her." Tentu saja. Jika Joy jadi Sooji dia tidak akan tahu apa yang harus dia lakukan, Joy yang notabene nya orang ceria saja mungkin akan depresi. Kehilangan semua yang kau punya dalam sekejap? Joy bahkan tidak berani membayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Loose You [END]
Romance(2 Chapter Ending Sudah Di Hapus) Bae Soo Ji, gadis malang yang selalu di tinggalkan. Banyak menyembunyikan ketakutan akan dunia di dalam benaknya. Soo Ji tersesat sendiri, berjalan tak tentu arah. Tapi, Kim Myungsoo mengulurkan tangan untuknya. Kim...