Chapter Twenty Seven

402 82 33
                                    

Happy reading
Jangan lupa komen dan vote
Aku harap kalian tidak menjadi silent reader💜

۝

Senyumnya merekah ketika menyambut uluran tangan bapak presiden negara, hari ini menjadi hari bersejarah bagi Sooji dan akan ia tandai dengan garis bulat di kalender rumah. Siapa yang tidak berbangga hati diberikan kempatan untuk mewawancarai seorang kepala negara secara langsung dan esklusif, dari ribuan jurnalis di seluruh negara Bae Sooji lah yang terpilih untuk berbincang dengan beliau. Bagi Sooji ini adalah sebuah tangga untuknya mencapai gunung tertinggi dalam karirnya, dalam hati ia merasa bangga namun belum merasa cukup. Ini belum apa-apa, ambisinya belum terpenuhi seratus persen.

"senang bisa berbincang dengan anda." sang presiden berjabat tangan dengan Sooji, senyum ramah dari beliau belum apa-apanya di banding lebarnya senyum Sooji.

"saya yang harusnya berkata demikian, sebuah kehormatan bisa bertemu langsung dan berdiskusi dengan bapak."

Pak presiden tertawa kecil, setelahnya membungkuk sopan dan berpamit kembali ke istana negara. Sebelum pulang beliau mengundang Sooji secara informal untuk makan malam bersama keluarga beliau pekan depan, dengan antusias Sooji mengiyakan. Who knows? Kali saja dia diangkat jadi menteri. Menteri kecantikan yang hakiki.

Keluar dari istana negara Sooji diserbu banyak wartawan, blitz kamera-kamera yang menyerangnya membuat Sooji merogoh kacamata hitam besarnya untuk ia pakai. Kalau dulu ia ada di posisi wartawan-wartawan itu kini dirinya yang jadi narasumber, hidup memang tidak bisa diprediksi.

"bagaimana kesan anda berbincang dengan pak presiden?" Tanya salah satu wartawan.

Seringaian wanita itu dipenuhi percaya diri yang tak dimiliki siapapun, lipstick merah pekat menambah kesan chic dari penampilannya yang classy nan formal khas kaum elit. Semua orang tahu, Bae Sooji sudah ada di level berbeda. "sangat menyenangkan, saya banyak belajar dari beliau." Jawabnya singkat kemudian berjalan menuju parkiran mobil.

Bisa ia rasakan banyak mata yang memandang kagum namun tidak berani mendekat padanya, aura kuat darinya bisa membuat siapa saja terintimidasi. Bae Sooji pikir ia sudah menggenggam dunia.

Memasuki mobil kesayangannya yang ia beri nama Barbara, Sooji menyalakan musik lalu menancap gas. Tujuannya kini adalah kantor KBC TV, di mana dia akan menjadi bintang tamu sebuah talk show di saluran televisi lain dengan tema 'generasi muda sukses'. Memang begitu adanya, Sooji sudah mencicipi kesuksesan di usia dua puluh enam, selain berkutat dengan TVs pun Sooji memiliki beberapa saham di perusahaan raksasa serta tabungan yang cukup menyokongnya sampai tiga puluh tahun kedepan.

Telunjuknya mengetuk-ngetuk pada setir mengikuti lantunan lagu 7 rings milik Ariana Grande.

I want it, I got it, I want it, I got it
I want it, I got it, I want it, I got it

Sooji tersenyum miring. Liriknya amat relate dengan dirinya. I want it, I got it. Apapun yang dia inginkan pasti dia dapatkan. Lebih tepatnya ia tidak akan behenti sebelum mendapatkan apa yang ia mau, alias akan ia panjat jalan menuju kesuksesan setinggi-tingginya hingga Sooji merasa puas dan berhenti. Kalau bisa sampai menguasai dunia pun akan ia lakukan, asalkan dia ada di yang paling atas.

Nobody can stop me. No one.

Sooji berdecak ketika Myungsoo belum juga menerima panggilannya, padahal dia akan bersombong ria pada lelaki itu. Kemana ya dia? Dari pagi tidak ada kabar.

Melihat bensin yang hampir habis Sooji bermonolog, "our Barbara is hungry? Let mom buy you lunch." Katanya pada Barbara seperti pada anak sendiri. Ya iya lah, untuk mendapatkan si Barbara saja ia harus sampai merangkak kesakitan, jatuh bagun dan kerja bagai kuda. So, jangan salty kalau Sooji begitu posesif pada mobilnya.

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang