Chapter Forty

468 91 15
                                    

Happy reading
Jangan lupa komen dan vote💜

***

Siang itu ketika terik matahari ada di atas kepala Sooji diharuskan menemui Myungsoo di stadion. Penting katanya. Walau harus adu mulut dahulu, dengan berat hati Sooji pun menyetujui. Padahal kan malas sekali harus menjelajahi luasnya stadion di tengah hari begini, lagipula Sooji itu sekarang sedang sibuk-sibuknya mengurus pembukaan bakery.

Tak apalah mengalah sesekali.

Langkah berat Sooji sampai di salah satu kursi penonton area tengah yang kosong hanya diisi olehnya. Ternyata tim bisbol Daehan Sport sedang latihan, termasuk kekasihnya, Kim Myungsoo. Pria sejuta pesona itu terlihat mencolok dibanding rekan timnya yang lain, apa perasaan Sooji saja?

Namun memang seperti itu kelihatannya, ketampanan Myungsoo naik seribu kali lipat ketika ada di lapangan. Mungkin itu yang membuat fanaclub Myungsoo bertebaran dimana-mana.

Mengingat kata fansclub, Sooji jadi ingat dulu dia pernah masuk salah satu anticafe pria itu dan sempat percaya rumor tentang Myungsoo seorang duda beranak satu. Sooji tertawa kecil sendiri, kilas balik bersama Myungsoo serta pertemuan kembali keduanya bisa dibilang unik, lika-liku hubungannya pun teramat luar biasa. Sempat beberapa kali berpisah, dia dan Myungsoo selalu kembali merengkuh seakan memang ditakdirkan bersama. Sepertinya mereka sudah terikat benang merah satu sama lain.

Ah, Sooji harap dirinya dan Myungsoo bisa selamanya bersama.

Taeho, anggota tim bisbol, menyadari kehadiran kekasih bintang Daehan Sport. Pria yang berwajah mirip Ji Changwook itu lantas menepuk pundak Myungsoo, "istrimu ada di sana melihat kau dengan mata berbinar."

Myungsoo menoleh ke arah yang Taeho tunjuk, senyum merekah tercipta ketika netranya menangkap sosok yang ia tunggu. Debaran semangat memacu perasaannya untuk segera menemui Sooji, rasa lelahnya pun seketika sirna entah kemana. Dengan langkah besar Myungsoo melewati pagar pembatas dan naik tangga yang ada tak jauh dari Sooji duduk.

Sooji berdiri, membuka kedua tangannya lebar-lebar agar pria itu bisa menghambur ke pelukannya. Tidak ingin membuang waktu, Myungsoo segera mendekat dan memeluk Sooji sangat erat seakan mereka sukar bertemu padahal kemarin malam menghabiskan waktu bersama.

"terimakasih sudah meyempatkan datang." Myungsoo berbisik di telinga Sooji, dia juga menggigit kecil di sana sampai menciumi lehernya. Kegiatan mereka mengundang sorakan dari tim Myungsoo, membuat Sooji malu sendiri dan mendorong kekasihnya menjauh.

"get a room, please!" Salah satu dari mereka berteriak, Myungsoo hanya berdesis tak memerdulikan sekumpulan orang iri itu.

Sooji membawa pria-nya duduk di kursi, lalu meraih sesuatu dari dalam kantung yang ia tenteng sedari tadi. Myungsoo menelisik sebuah lunch box yang sudah ada ditangan Sooji, ketika dibuka ternyata isinya dia potong sandwich isi sayur dan telur ditambah dua iris daging.

Dahi Myungsoo berkerut, "tumben baik." Katanya yang menurut Sooji terdengar kurang ajar.

"sedang mood saja jadi pacar manis, lagipula tadi pagi waktu ku agak senggang. Aaa.." Sooji menyuapi Myungsoo dan disambut baik oleh pria itu.

"kau juga makan, ya." Myungsoo meraih sandwich satunya untuk Sooji dan berakhir saling menyuapi. Lagi-lagi keduanya diejek teman-teman Myungsoo.

"biarkan saja, mereka hanya iri." Myungsoo mencoba membuat Sooji nyaman.

"I don't care, honestly." Jawab wanita itu cuek.

Myungsoo terkekeh, dia melepas topi bisbol miliknya untuk ia pakaikan di kepala Sooji. Wanita di sebelahnya mengangkat satu alis atas perlakuan kekasihnya, "panas, nanti kalau kulitmu terbakar aku yang kena marah." Jelas Myungsoo.

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang