Chapter Thirty Seven

521 100 32
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan komen
Aku harap kalian tidak jadi silent reader💜

۝

Menurut Sooji, manusia itu terlahir layaknya kertas kosong. Terserahmu mau kau apakan kertas tersebut nantinya, akan kah diisi dengan tulisan tangan indah atau coret berantakan yang menyakiti mata. Tergantung bagaimana orang tersebut menjalankannya. Begitu lah kira-kiranya manusia. Menjadi jahat itu pilihan, menjadi baik pun sama. Untuk Sooji, dia mengakui bahwa dirinya bukan manusia berhati baik hati sebaik ibu peri atau malaikat penolong. Kertas kosongnya sudah berisi banyak coretan hitam tinta paling busuk mungkin.

Kalau bisa di persenkan, mungkin sifat jahat Sooji sebesar 99% dan sisanya bisa kalian simpulkan sendiri. She's not a hypocrite, she's a cold-hearted, evil woman. Tapi, ya, akhir-akhir ini Sooji merasa dirinya jauh lebih baik dan lebih.. perduli?

Contohnya saja, selain menjadi pemberi makan gratis untuk dua monster kecil tetangganya, Sooji juga turut serta membantu nenek Jung —penghuni unit bawah— merajut baju-baju beliau yang sudah robek. Bukahkah perilakunya sangat mulia? Walau sebenarnya alasan Sooji membantu nenek Jung karena sebatas tidak ada kerjaan saja. But she loves being praised as a nice person. Ternyata menjadi baik tidak buruk-buruk amat.

Diberi banyak pujian membuat senyum Sooji sering terlihat akhir-akhir ini. Penghuni gedung apartemen bobroknya ternyata tidak semembosankan perkiraannya. Ya walau ada beberapa ibu-ibu yang sering kali memberi tatapan sinis padanya seperti sekarang ini.

Dibalut sport bra dan celana legging ketat Sooji menompang tangan kanan pada besi ayunan. Ya, kini dirinya sedang ada di taman depan gedung apartemennya, ceritanya sih work out pagi. Ditemani lagu 34+35 dari Ariana Grande, seakan dia hanya sendirian di sana.

Can you stay up all night?
Fuck me 'til the daylight
34, 35
Can you stay up all night?
Fuck me 'til the daylight
34, 35

Senandungnya, dengan membuka lebar kedua kakinya memasang kuda-kuda dan meregangkan tubuh ke kiri dan kanan. Tanpa sadar posisi sensualnya mengundang banyak mata pria. Sooji berbalik, keningnya berkerut tatkala menemukan hampir semua orang di sekitar taman menatapnya. Memangnya ada yang salah dengannya? Sampai mata anak-anak yang ada di sana ditutup oleh ibu mereka.

"what?" Tanya Sooji heran. Namun yang ia dapat malah delikan sinis dari ibu-ibu yang sering menggosipkannya.

Ah, Sooji lupa. Di setiap kelebihan selalu ada kekurangan. Seperti yang sudah disebutkan olehnya barusan, walaupun penguni apartemennya ditempati orang-orang ramah namun ada sekelompok yang tidak menyukai keberadaannya karena ditakutkan suami mereka akan tergoda oleh kecantikan Sooji.

Cih, bilang saja kalah cantik.

Padahal Sooji tidak menggoda mereka sama sekali. Ugh, jadi orang catik itu sangat repot ya!

Drrtt.. drrtt.

Ponsel Sooji bergetar, mengabaikan bisikan tak suka dari belakangnya Sooji melihat siapa gerangan yang menghubunginya.

Jung Eunji is calling..

Mendapati seseorang yang selama ini susah sekali untuk di temui menghubunginya membuat Sooji cepat-cepat menekan tombol hijau.

"Eunji?"

'They say you want to meet me'

"eum, there's something I wanna ask." Jawab Sooji dengan serius.

'ok, temui aku di Holyfire malam nanti akan ku kabari jam berapanya—'

Sooji menyela, "wait, siang atau sore saja tidak bisa? Malam terlalu lama."

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang