Chapter Forty Three

440 87 25
                                    

Happy reading
Jangan lupa komen dan vote💜

***

Tiga bulan sepuluh hari sudah Myungsoo menetap di kota dengan populasi 8,419 ribu jiwa ini, selama itu pula dirinya disibukkan berbagai macam pekerjaan. Namun, walau begitu Myungsoo masih mencoba menyempatkan panggilan video atau panggilan telfon bersama Sooji.

Malam itu, bulan maret hari senin dia amat lelah, masuk liga besar bisbol terbaik di dunia membuat jiwa ambisius Myungsoo semakin menjadi-jadi. Myungsoo berlatih tiap pagi hingga siang, sorenya dia gym rutin, pada malam hari Myungsoo ikut kelas bisnis di sebuah universitas untuk bekal cita-citanya menjadi pemilik liga bisbol yang mana dirinya harus mengerti dasar-dasar dalam berbisnis. Cukup padat bukan keseharianya?

ceritakan harimu.’

Bae Sooji, kekasihnya cukup sabar menunggu Myungsoo pulang larut hanya untuk berbincang beberapa saat dengannya meski sering kali Myungsoo ketiduran saat mereka mengobrol. Wanita di layar ponselnya itu menunggu, sesekali Sooji melayani pelanggan karena di Seoul sudah mulai siang hari.

“seperti biasa, aku baru selesai kelas malam. Oh ya, tadi sore hangout bersama tyler.”

Tyler Winston. Teman baru Myungsoo yang mana tim inti New York Yankees, pria itu berperawakan besar dan tinggi dengan kulit kecoklatan yang eksotis. Banyak yang mengidolakan tayler, tapi bagi Sooji Myungsoo tetap nomor satu.

hangout di mana? Ada wanitanya?

Myungsoo terkekeh, Sooji selalu mengakhiri pertanyaan dengan apakah ia bersama wanita atau tidak. Myungsoo tidak merasa risi, sebaliknya ia suka kalau Sooji posesif begini ketiban seperti dulu yang sangat abai terhadapnya. “di Wings King, kenapa kalau ada wanita? Mau di sebut jalang lagi?”

tidak lah, kali ini aku tidak akan jahat. Hm, paling akan ku susul kau ke sana sekarang juga.’

Rasa lelahnya seketika lenyap, digantikan tawa renyah yang sering ia perihatkan pada Sooji. Pria itu mengerumuni tubuh dengan selimut, entah kenapa ia kedinginan padahal sudah mulai musim semi.

“Sooji,”

ya?’ timpal wanita itu tanpa menoleh karena tanggannya sibuk entah sedang apa.

Myungsoo merengek seperti bayi, “Sooji, lihat aku dulu..”

sebentar ya, ganteng. Aku sedang menghitung cookies.' Sooji tidak bohong, hari ini ada pesanan lima toples kue yang harus segera ia kirim. Sooji tidak ingin ada yang terlewat.

“sayaaanggg..” Myungsoo merengek lagi, kali ini dengan bibir yang dimaju-majukan.

Duh, sebenarnya Myungsoo itu kenapa sih? Tidak biasanya manja begini, membuat Sooji tidak fokus dan menoleh dengan dengkusan. ‘apa? Apa?‘ tanya Sooji dengan kekesalah yang tertahan. Ya, bagaimanapun Sooji sudah berjanji pada biksu untuk tidak cepat emosi. Ngomong-ngomong ia mulai rutin lagi ke kuil.

“kangennn.”

Ya tuhan, imutnya!

Sooji jadi tertawa kecil, Myungsoo begitu menggemaskan dengan wajah duck face begitu seperti anak bocah yang kurang gula. Kalau saja mereka dekat, mungkin Myungsoo sudah habis ia gigiti.. eh gigit apanya ya?

Sadarlah, Bae Sooji!

Menyebalkannya hubungan jarak jauh ya begini, tak bisa cuddle dan.. ya tuhan, sebenarnya pikiranku ini kenapa?

“kesini, Sooji.”

kemana sayang?’

Myungsoo diam sejenak sebelum mengeluarkan seringainya “.. ke bawah selimutku”

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang