Chapter Twenty

624 77 19
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen
Aku harap kalian tidak menjadi silent reader💜

۝

Myungsoo menepikan sepeda yang ia kendarai bersama Joy di sebuah studio tato sebelah utara dari hotel tempatnya menginap. Hari kedua di sana Joy minta antar untuk membuat tato pada salah satu lengannya, Myungsoo mengiyakan sebagai tanda terimakasih karena sudah mengajaknya berkeliling kemarin.

"benvenuto." (selamat datang) ucap seseorang dari dalam. Joy membuka tirai sepanjang satu meter di depannya, selanjutnya disusul Myungsoo.

"What can I do for you?" Tanya seorang pria beranbut gondrong yang tengah mengikat rambut itu dengan bahasa inggris dan aksen italy kental.

Joy mengulas senyum, "Let's get a new tattoo on my hand." Myungsoo di sisi lain melihat-lihat hasil tato yang di figura sang artist, beberapa decak kagum terdengar daru mulutnya.

"silahkan duduk, sebelah kekasihmu." kata artist tato seraya memberi bangku kayu pada Myungsoo di sebelah Joy. Myungsoo sempat akan mengoreksi ucapan pria itu, tapi tidak jadi ketika sang artist malah bersiap ke dalam untuk menyiapkan beberapa keperluannya.

Dua jam menunggu akhirnya Myungsoo bisa melihat hasil gambaran tato milik Joy yang ternyata sebuah kata dalam tulisan latin. "Park Sooyoung? Who's that?"

Joy mendelik, "i'ts me, buzz lightyear!"

Myungsoo ber-oh ria, ia baru tahu nama asli wanita itu. Yang ada di kepalanya selanjutnya ialah memikirkan perubahan drastis nama panggung Joy. Serta di mana korelasi antara Sooyoung dan Joy.

"jauh-jauh tato di Italy cuma membuat Park Sooyoung saja? Kenapa sih tidak Meglio tardi que mai atau viva la vida yang tentunya bahasa Italy agar berkesan."

Joy berdecih dengan tangan terulur yang sedang di bersihkan artist tato, kemudian Joy menimpal. "terserah aku lah, ini tangan siapa?"

"Joy."

"jadi terserah siapa?"

"Joy."

Joy tersenyum simpul mendengar jawaban Myungsoo, dalam hati sebenarnya merasa gemas dan ingin memeluk pria itu teramat lama. "Good boy, ah— for your information viva la vida bukan bahasa Italy, itu Spanyol!"

"oops, my bad." Myungsoo memasang wajah kecewa.

Park Sooyoung tidak pernah lelah memasang wajah cerianya, Myungsoo sampai berpikir apa wanita itu tidak pegal wajah atau kram pipi? Sepanjang jalan Joy terus menyapa orang-orang sekitar bak belle dalam beauty and the beast. Tunggu kalau Joy si beauty maka ia beastnya dong? Oke, ganti. Joy terus menyapa masyarakat sekitar bak cinderella dan prince charles ketika menaiki kereta kuda. Sounds better.

Hal yang tidak pernah Myungsoo temui dalam diri Sooji, ada pada Joy. Mereka bak dua sisi berbeda seperti Yin dan Yang, tentunya Joy bukan Yin. Sementara Sooji sangat Yang sekali alias penuh kegelapan. Tunggu, kenapa jadi membanding-bandingkan begini sih?

"Let's go to dinner, I'm dying of hunger." Joy memelas di sebelahnya sambil berjalan terseok, melihat Joy yang seperti tidak pernah makan selama satu tahun itu membuat Myungsoo iba. Pria itu lantas menarik tangan Joy agar berjalan lebih cepat, bisa Myungsoo rasakan Joy terkejut atas sikapnya kemudian berdehem dan memasang wajah datar.

Kalian tahu lagu Paul Anka - put your hand on my shoulder? Sepertinya itu sangat cocok dijadikan soundtrack kegiatan mereka sekarang, Joy yang tadinya lemas kelaparan tiba-tiba penuh energi dan menggenggam tangan Myungsoo untuk lari bersama bersamanya.

If I Loose You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang